Hari ini pertama Ara kerja, kerja dikantin kampusnya, Ara berjanji tidak akan mengecewakan Bunda yang sudah berbaik hati memberi ia pekerjaan. Bunda orang yang sangat baik dan ramah. Ara merasa punya sosok ibu jika berada di dekat Bunda. Bunda yang hangat, bisa memberi kenyamanan jika didekatnya."Bunda ini Ara harus ngapain ya?" tanyanya di saat dirinya sudah merasa siap untuk memulai pekerjaannya
"ini bantu Bunda nyusun kue aja ke etalase ya Ra?" jawab Bunda sambil membawa nampan berisi kue donat dan pastry yang masih hangat, agaknya baru dikeluarkan dari oven
"baik Bundaa" ucap Ara bersemangat lalu meraih nampan yang di pegang Bunda
"awwww" Ara meringis saat memegang nampan itu. dia lupa kalau nampan itu masih panas. tangan kosongnya yang tidak memakai sarung jadi memerah, Ara meniup niup tangannya yang terasa berdenyut denyut itu
"Yallah Ara sayang nak, hati hati kamu, ini masih panas loh" ucap Bunda, dengan cepat Bunda meletakan nampan kue itu ke atas meja dan membawa Ara ke arah kran.
"sini kasih air tangannya biar dingin. kamu sih gak hati hati, bakalan bengkak nanti nih sayang. yaallah, sakit ya?" Bunda sepertinya sangat khawatir dengan keadaan tangan Ara.
Ara yang melihat kekhawatiran Bunda hatinya terasa menghangat. dia melihat kearah Bunda yang masih sibuk mengusap tangan Ara dengan air dingin dari kran dan tersenyum geli.
"udah Bunda ini gak apa apa kok" Ara menarik tangan nya dari bawah air kran itu. mengambil tissu lalu mengelapnya agar kering.
"itu tangan kamu nanti bengkak loh sayang. jangan di anggap remeh, sini Bunda obatin" Bunda kembali menarik tangan Ara menuju dalam kantin. di dekat dapur. bunda mengambil salep dan perban, Ara hanya geleng geleng melihat Bunda yang sangat over protectif itu.
tapi dia bahagia, ada yang benar benar care dengan nya.
dia tidak menyangkal Bunda yang asik memberi salep lalu memperban tangannya, bunda sangat hati hati sekali. padahal Ara tidak merasakan sakit, bunda saja yang terlalu over. dia terlalu khawatir.
"ini udah selesai, lain kali hati hati ya" bunda mengemaskan perban dan salepnya kedalam kotak P3K, lalu menyimpanya di lemari kaca tempatnya semula.
Ara mengangguk mengiyakan.
"Tenang aja Bunda, ini gak seberapa kok sakitnya, cuma dikit doang kena nya kok"
Ara mencoba meyakinkan Bunda supaya tidak terlalu khawatir"Iya lain kali hati hati. Udah itu biar Bunda aja yang beresin. Kamu duduk aja di situ" Bunda berdiri dari duduknya
"Loh kok Bunda yang mengamasin. Kan disini Ara yang kerja Bun. Ara dong yang harus beresin. Bunda yang duduk aja" Ara segera berdiri dari duduknya, dan mendudukkan tubuh Bunda di kursi yang tadi Bunda duduki.
"Ee kamu masih sakit. Gak boleh kerja dulu" Bunda berdiri dari duduknya dan mendudukkan Ara di kursi yang Ara duduki tadi.
Ara berdiri,"Bunda ini tugas Ara. Jadi Ara yang harus kerja. Bunda diam aja, perintahin Ara harus ngapain" lalu mendudukkan Bunda ke kursi.
"Aduh aduh, ini kenapa jadi duduk dudukkan beginin sih. Kita sama sama kerja aja lah yang adilnya" kata Bunda berdiri lalu berjalan menuju depan.
Ara menghela nafas pasrah, memang Bunda orang nya keras kepala juga ya? Sama seperti dirinya.
Ara mengikuti Bunda dari belakang. Lalu mulai menyusun kue kue yang tadi sempat terabaikan ke dalam etalase.
****
Cukup melelahkan, membantu membuat Bunda di kantin. Ternyata kue buatan Bunda banyak juga peminatnya. Ara sampai kewalahan melayani pembeli.Ara beristirahat sejenak, menghilangkan rasa penatnya. Hari ini dia masuk kursus sore, jadi dia punya waktu satu jam untuk istirahat.
"Ara kalau mau mandi mandi aja dulu di belakang. Biar tubuh kamu fresh lagi" ucap Bunda yang sudah tiba tiba berada disamping Ara, Ara sedikit kaget mendengarnya
"Eh Bunda, iya Bun, tapi Ara gak bawa baju ganti, Ara pulang aja deh nanti" tolak Ara sopan, sebenarnya dia sudah ingin mandi sejak tadi. Tapi mau gimana dia tidak membawa baju ganti. Terpaksa dia harus pulang dulu.
"Yaudah kalau gitu. Kamu pulang aja dulu, mandi siap siap. Bentar lagi kamu masuk kelas loh" peringatkan Bunda pada Ara
Ara mengangguk mengiyakan. Lalu berdiri dari tempat duduknya, "yaudah kalau gitu bun, Ara pulang dulu ya"
"Iya hati hati kalau gitu"
Ara menyalami tangan bunda dan mengucapkan salam sebelum pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Nano-Nano
Romance"Pak Sean?" Tiba-tiba Elsa memanggil Sean yang sedang menjelaskan materi di depan. Ara dan yang lain menolehkan pandangan kearah Elsa. Alah palingan cari perhatian doang! Batin Ara yang sudah bisa menebak maksud Si tukang modus. "Ya? respon singkat...