Bab. 5

3.9K 184 14
                                    

Khawatir
***
"Menangislah sesukamu disini, hingga beban itu terasa ringan bahkan hilang."

***

Seusai makan malam bersama tadi, Felisha dan Kaizan pergi keluar menyusuri dinginnya kota Bandung dengan menggunakan mobil pribadi suaminya itu.

Felisha menatap sekilas Kaizan yang tengah menyetir. Keduanya tak ada yang mengeluarkan sepatah katapun sejak keluar dari rumah.

"Mimpi apasih gue bisa nikah sama cowok kayak lo yang macem begini," dumel Felisha.

Kaizan menaikkan sebelah alisnya lalu melirik gadis itu sekilas tanpa berkata apapun.

"Cowok yang kaku kayak batu yang tiap hari ketemu tapi cuma diem aja bisu." Ucap Felisha kesal.

Bukan marah, melainkan lelaki itu tersenyum tipis. Merasa lucu dengan tingkah Felisha yang seperti anak kecil itu. "Kenapa pake baju pendek gini malem-malem, ini Bandung Lis, bukan Jakarta." Ucap Kaizan.

Gadis itu memutar bola matanya malas, "suka-suka gue dong." Ucapnya kesal.

"Bandung itu dingin," ucap Kaizan.

"Iya tau kok Bandung itu dingin, sama kayak cowok disebelah gue yang lagi nyetir sambil natap lurus ke depan." Ucap Felisha dengan menekankan kata 'cowok disebelah gue' sambil menatap Kaizan.

Lelaki itu tersenyum simpul, "emang aku dingin ya ?" Ucapnya sambil menatap Felisha sekilas.

Gadis itu memutar bola matanya jengah, "omaigad oemji owalah! Pake nanya segala, lo tuh manusia bukan sih Kaizan ?"

Lelaki itu menganggukan kepalanya.

"Gue bingung letak posisi otak lo itu dimana, apa jangan-jangan ketinggalan dirumah." Ucap Felisha lalu bergeleng kepala.

Kaizan tersenyum khasnya, "saya gak pernah ngebayangin bakalan punya istri seperti kamu."

Felisha membulatkan matanya sambil menatap lelaki itu, "maksud lo ?"

Kaizan tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya.

Gadis itu dibuat kesal setengah mati saat itu.

***

Kini keduanya sudah sampai ke tempat yang di tuju.

"Kita mau kemana sih ?" Ucap Felisha yang masih kesal.

"Ketemu sama temen-temen saya," ucap Kaizan.

Gadis itu semakin di buat kesal oleh Kaizan. "Kalo mau main sama temen-temen lo kenapa harus ngajak gue segala sih!"

"Sekalian aja ngajak kamu jalan-jalan," ucapnya yang kemudian masuk ke dalam sebuah kafe beriringan.

Sebuah lambaian tangan mengarah kepada kedua pasangan itu. Kemudian Kaizan membalasnya dengan senyuman tipis dan menghampiri sekelompok orang yang tengah berkumpul dalam satu meja.

Felisha mengekori lelaki itu meski dengan perasaan kesal.

"Ngajak sepupu kamu juga ?" Ucap Reisha sambil menatap Kaizan.

Lelaki itu memandang isterinya sebentar kemudian menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Reisha.

"Felisha kalo gak pake seragam sekolah makin makin ya cantiknya," ucap Sandy yang sedikit menggombal.

Gadis itu hanya tersenyum, senyum yang nampak dipaksakan.

Kaizan melirik isterinya sekilas.

"Bisa ae kunyuk gombalnya," ucap Adam lalu menoyor kepala Sandy pelan.

Married Secret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang