BAB 9 - Kenyataan Yang Pahit

630 42 21
                                    

"Hal tersulit di dunia ini adalah menerima dan mengikhlaskan. Perihal melupakan, biar saja waktu yang memberi jawaban."

***

Siang ini Kaizan tengah menemani Reisha pergi ke sebuah toko buku seusai pulang sekolah tadi. Namun, lelaki itu di rundung kecemasan pada satu orang yang sejak tadi mengganggu, bahkan menghantui isi kepalanya.

"Kaizan..." panggil Reisha. Tapi tidak ada sahutan dari lelaki itu.

"Hey..." gadis itu menepuk lengan Kaizan lalu tersenyum. Hal itu membuat Kaizan tersadar dan bingung.

Lelaki itu menatap Reisha seolah bertanya, "ada apa?"

"Kamu lagi mikirin apa? Aku manggil kamu loh dari tadi." Jelasnya kepada Kaizan.

"Aku cuma mikirin Felisha udah sampe rumah atau belum," ucapnya jujur.

Reisha mengangguk-anggukan kepalanya, "kenapa gak kamu telpon aja biar tahu?"

"Gak perlu, dia gak suka kalo aku berlebihan." Kata, Kaizan.

"Yaudah kalo gitu, aku udah selesai nih. Kita makan dulu yuk? Gapapa kan?" Ucap Reisha penuh harap.

Kaizan menatap gadis di hadapannya lalu tersenyum dan mengangguk. Setelah membayar beberapa buku yang di butuhkan Reisha. Kemudian keduanya pergi mencari tempat makan.

***

Sambil menunggu si abang bakso membuatkan pesanan keduanya, Reisha dan Kaizan sedikit mengobrol.

"Zan..." panggilnya. Lelaki yang sedari tadi berkutat dengan ponsel di tangannya itu menoleh.

"Kalo aku suka sama kamu gimana?" Ucap Reisha sambil menatap lelaki pujaan hatinya itu.

Kaizan di buat terkejut saat itu juga, tapi sikapnya biasa saja. Sama sekali tidak menunjukan keterkejutannya. "Suka bagaimana maksud kamu?" Ucapnya.

"Ya, suka. Suka sebagai seorang wanita terhadap lawan jenisnya." Jelas Reisha lalu terkekeh.

Kaizan tersenyum, "bercanda kamu, Re."

"Kalo serius gimana?" Ucapnya.

"Jangan menaruh harap apapun sama aku, Re. Aku hanya akan membuat mu kecewa." Ucap Kaizan.

"Kamu gak suka sama aku?" Reisha menatap wajah lelaki itu.

Kaizan menatapnya kembali, "gak ada laki-laki yang gak suka sama kamu, Re."

"Jadi..." ucapnya sengaja di jeda.

"Jadi... aku suka sama kamu." Ucap Kaizan lalu tersenyum. Begitu pula dengan Reisha yang amat sangat tersenyum bahagia mendengar hal itu.

"Aku suka jadi teman kamu," ucap Kaizan masih dengan senyuman indahnya.

Seketika senyum bahagia dari raut wajah gadis itu sirna. Berubah menjadi muram, sedih, dan kecewa. "Kamu, cuma anggap aku teman?" Ucapnya pelan.

Kaizan menatapnya dalam, "maaf, Re. Kalo aku gak bisa memenuhi harapan kamu untuk lebih dari itu, maaf kalo aku bikin kamu kecewa. Kamu baik, cantik, pintar, semua laki-laki menginginkan kamu, kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dariku."

Reisha tersenyum getir, matanya mulai berkaca-kaca. "Tapi aku inginnya kamu, Zan."

Kaizan menatap gadis di hadapannya itu, "aku gak bisa Re. Ada perasaan lain yang harus aku jaga sekarang, aku harap kamu mengerti itu."

Reisha Nampak terkejut dengan jawaban lelaki itu, pasalnya selama ini Kaizan tidak pernah dekat dengan wanita manapun selain dirinya. Bagaimana bisa ia berkata seperti itu saat ini. "Kamu bohong kan, Zan? Seandainya jika memang itu benar, siapa wanita itu?"

Married Secret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang