Bab 47

5.3K 324 130
                                    

Riski menatap nyalang serli yang berada di hadapannya, rasanya ia ingin sekali menonjok wajah gadis itu hanya saja ia sadar bahwa serli adalah seorang wanita  dan ia dilahirkan dari rahim seorang wanita.

"cihhh----gue udah gk tau lagi ucapan apa yang pantas gue keluarin untuk lo"

"asal lo tau gue lakuin ini karena gue sayang dan cinta ama lo" ujarnya seraya ingin memegang tangan Riski, namu pria itu dengan cepat menghindar

"bulshit, gue nyesel pernah kenal dan ngejaga orang yang hatinya ternyata busuk kayak lo. Jangan pernah lo muncul lagi di hadapan gue"

"bodohnya gue lebih milih lo ketimbang orang yang benar-benar hatinya baik, Tasya terbaring di rumah sakit semua karena lo sialan"

"kenapa dia gk mati aja sekalian"

"JAGA UCAPAN LO" terbawa emosi Riski hampir saja megampar serli, namun ia berusaha menahannya dan memilih pergi dari tempat itu.

" RISKII, JANGAN TINGGALIN GUEE"

"LEPASIN"

"LEPASIIIIIN" Serli memberontak ketika polisi sudah menggiringnya lagi masuk ke sel.

**********

Semua terasa berbeda yang pada yang dulunya terasa janggal kini terasa hampa setelah kebenaran terungkap, memiliki segalanya harta dan nama mereka tidak dapat melihat yang benar-benar baik dan benar-benar buruk.

Riski memasuki kemarnya dan terduduk di samping ranjang. Otaknya seakan mengingatkan kejadian demi kejadian, sifat dan perlakuannya terhadap Tasya. Senyuman, Tawa, dan kesedihan Tasya terasa sangat menyakitkan jika ia mengingatnya dengan ditail.

"AAAARGGGGHH"

Prangg

Riski meluahkan segalanya dengan menumbuk cermin yang mengakibatkan tangannya terluka.

"RISKI"

Deltan masuk ke kamar adiknya karena mendengar suara pecahan.

"stop bertingkah layaknya orang bodoh, gk ada gunanya lo nyakitin diri lo"

"kenapa gue harus ada di tempat itu? Dan ngenyaksiin semuanya di hadapan gue bang" ucapnya dan menetaskan air mata rasanya ia benar- benar hancur mengingat posisi Tasya saat tertebak.

"Andai kata mata dan telinga lo terbuka dengan cepat, Tasya gk akan terbaring di rumah sakit"

"sekarang obati luka lo, dan berhati nyiksa diri lo karena semuanya udah terjadi"

Riski termenung sesaat lalu dirinya mengikuti perintah Deltan untuk mengobati tangannya, sedangkan Deltan keluar menyuruh salah satu pembantunya membersihkan serpihan kaca di kamar Riski dan menggantinya dengan yang baru.

*********

"gadis yang cantik, gadis yang kuat, gadis yang selalu ceria dan gadis yang selalu ngebuat kita kesal tertawa dan manjanya dia, berubah dengan 180 derajat berusaha untuk kuat dan nyembunyiin kerapuhan dia demi orang-orang yang dia sayang" itulah penuturan remon di dalam mobil yang membuat Dimas melirik ke arahnya.

"hampir setiap malam Tasya nangis, gue tau itu saat ngebantu dia ngurus perusahaan dalam tidurnya Tasya selalu manggil nama kalian dan menangis setelahnya"

"Tasya rela nyuruh sahabat-sabatnya ngejah demi keselamatan kita"

Dimas mengerutkan keningnya"kita?"

"yah kita termasuk gue, Dicki, Varo, Reza, Deltan dan Alex"

"terus kenapa kalian tetap masih ada di samping Tasya" Remon terkekeh, dan tersenyum ambar

I'M NOT STRONG LIKE YOU THINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang