Bab 51

2.4K 111 10
                                    

Mata yang nyalang, hidung yang mancung dan postur tubuh tinggi. Pria itu kini benar-benar di hadapannya. Pria yang sangat ia rindukan saat ini menatapnya dengan lekat.

"lepasin, tangan gue sakit" keluh Tasya yang sampai saat ini Riski mencengkram tangannya dengan kuat.

Riski melapas cengkramannya berganti dengan ia memeluk Tasya, sekujur tubuh Tasya terasa di sengat listrik. Riski memeluknya dengan erat namun Tasya sama sekali tidak membelas pelukan itu, hanya terdiam layaknya sebuah patung dengan pandangan mata yang sudah berkaca-kaca. Jika dirinya di tanya apakah ia merindukan pelukan itu? Jawabannya yah sangat merindukan semua tentang pria itu.

Perlahan Riski melepaskan pelukannya dengan dirinya menatap Tasya yang juga menatapnya dengan penuh tanda tanya, kekecewaan, bahkan kesedihan yang terlihat dari air mata yang lolos keluar.

"apa ini bentuk dari sebuah perpisahan?" Tanyanya dengan menghapus air matanya.

"waah, gue tau lo lakuin semua ini atas bentuk rasa kasihan lo terhadap gue"

"ck. Gk perlu ki, bahkan gue udah meresa bersyukur bahkan sangat bersykur gue bisa ngelindungin kalian semua, orang-orang yang gue sayang"

"lo berhak memilih siapa. siapa yang akan ada di samping lo" ucapnya panjang lebar tak membiarkan Riski sedikit pun mengeluarkan sepata kata pun.

"rasa sayang dan cinta gue tetap masih sama ke lo, gue gk akan pernah ninggalin lo. Dan akan tetap bersama lo"

"gue ngindarin lo tapi gue gk bisa, gue udah terlalu jahat ama lo" jadi itu sebabnya Riski tak menemui Tasya setelah gadis itu sadar dari komanya.

Tasya maju lebih mendekat ke Arah Riski "jangan tinggalin aku" beberapa kalimat yang mampu membuat Riski mengangguk sangat yakin. Tasya memeluk pria yang di hadapannya itu dan di balas oleh Riski yang memeluknya sangat erat.

"nah gitu dong baikan, jangan berantem mulu" suara seseorang menyadarkan mereka. Delon dan yang lainnya sudah berdiri tak jauh dari mereka, semua tampak bahagia dan kembali seperti semula.

"yes adik ipar gue akhirnya kembali juga" Tasya terkekeh mendengar ucapan Deltan.

"ahhh selamat yah sya, akhirnya semua yang lo perjuangin kembali" ujar Marsya dan memeluk Tasya, ia terharu jika memikirkan pengorbanan gadis itu.

"gue dengar-dengar ada yang baru jadian nih" ucapan Varo membuat yang lainnya penuh tanda tanya, siapa?

Melihat Nanda dan Alex meninggalkan meraka dengan terburu-buru.

"woi semprul, kenapa lo gk ngomong sialan" kesal Remon dan mengejar mereka.

"Hahahaha, kampret sejak kapan mereka jadian?" tawa Dicki pecah ketika ia mengiat Alex adalah yang paling jarang mendekati wanita.

"Tasya seneng deh akhirnya semua kembali seperti semula" Dimas memeluk adiknya dan menciumnya.

"adik abang udah gede aja yah" ujarnya dan mendapat pelukan dari Tasya.

Tasya melepaskan pelukannya "btw jangan kelamaan ngasih ke pastian sama orang yang di samping abang, entar di ambil orang baru tau rasa"

Semua melirik ke arah Marsya yang menunduk malu, Delon merangkul gadis itu "owh calon adek ipar kita  ternyata ini var, terlalu cantik buat lo dim, buat gue ajalah" Marsya terkekeh mendengar ucapan Delon

"enak aja lo bang, entar Marsya kalau udah lulus gue langsung lamar"

"wihhhh, maen langsung lamar aja lu tong hahaha" tawa deltan menggelegar, Marsya tersipu malu mendengar ucapan Dimas.

"belum tentu juga anaknya mau nikah ama lu" ledek Dicki semua tertawa.

"emang lu mau nikah ama dia dek?" Tanya Varo penasaran dengan jawaban Marsya.

"gue mau kok kak"

"NOH DENGARIN DIA MAU" ekspresi senang Dimas tidak bisa ia sembunyikan.

"ah sama aku aja mars" Delon lagi-lagi mengerjai adik iparnya itu.

"elu sini" Deltan menarik Delon agar menjauh dari Marsya "kita cari bareng di kampus, gue juga blm dapat" ujarnya dengan nada mirisnya, Tasya, Riski, Dimas, Marsya dan Varo terkekeh melihat ekspresi kedua orang itu

"terus gue? Gue juga blm punya" ujar Dicki yang juga tampak memperlihatkan wajah ke jombloannya.

"yuk Dicki gue bantuin cariin" tawar Varo di hadiahi rangkulan manja dicki di lengannya.

"kita pergi dulu yah mau nyari jodoh" ujarnya dan menarik varo semua tertawa.

"gue sama calon gue juga pamit yah, lu berdua selamat mencari jodoh" ujar Riski dan menarik Tasya pergi dari tempat itu.

"selamat berjuang abang-abang aku" Marsya dan Dimas akhirnya ikut menyusul dan sisanya tinggal Delon dan Deltan.

"emang nasib jomblo kita gk pernah hilang Tan" ujar Delon dan merangkul sahabatnya itu.

Inilah akhir dari cerita mereka semua, kembali seperti semula dengan kebahagian yang terukis indah di dalam kehidupan mereka semua.




TAMAT.

Berhubung ceritanya udah kelar, yuk ke lapak sebelah cerita kedua aku heheheh. Semoga kalian seneng

Salam manis dari aku






I'M NOT STRONG LIKE YOU THINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang