AR : 13

144 9 3
                                    

"Jadi gitu Mang" ucap gue bercerita panjang lebar kepada Mang Bejo,

"Yaampun den, sedih banget saya dengernya" ucap Mang Bejo menghabiskan tissue jualannya hingga puluhan lembar.

"Makasih ya Mang, udah mau dengerin cerita saya" ucap gue lega.

"Iya den, saya juga pernah merasakan diputusin cewek"

"Emang gara gara apa Mang?" tanya gue sedikit heran.

"Gara gara saya lebih pendek dari dia den, hiks" Mang Bejo kembali menangis.

"Sabar ya Mang, gak usah nangisin cewek kayak gitu" gue mengelus pundak beliau.

"Iya den"

"Woi, udah di sini aja lu" ucap Arshaka menepuk pundak gue dengan kasar, dan duduk dihadapan gue serta Danis dan Aldi duduk di samping kanan gue.

"Onyed lu!" ucap gue kesal.

"Udah stay aja lu di sini" Danis menyambar jus alpukat milik gue yang masih utuh.

"Minum gue anjir!" gue merebut jus itu dari Danis, cowok itu minum hingga jus itu tinggal setetes, alias sampai abis.

Sedangkan Aldi sibuk mengambil gambar untuk dokumentasi jurnalisnya, stand Mang Bejo dijadikan topik project nya, karena hanya kantin Mang Bejo sajalah yang ramai pembeli.

"Jendra mana?" tanya Arshaka saat menyadari salah satu dari kami tidak tidak ada.

"Lagi dihukum sama Pak Hakim gara gara gak bawa baju olahraga tadi"

Danis dan Arshaka ber oh saja.

"Mang, pesen batagornya satu, sama baksonya dua ya, dianterin di meja nomor tiga" ucap Vika kepada Mang Bejo, terdengar samar samar ditelinga hingga gue berbalik arah melihat gadis itu.

Mata kami sempat bertemu, hingga gue yang menjadi pihak pertama yang memutuskan adegan saling pandang itu. Mood gue terlanjut turun, malas untuk menyenangkan hati.

"Vika tuh Raf" ucap Danis menunjuk dengan bibirnya.

"Biarin aja" mata gue berfokus kepada mi ayam yang dari tadi belum gue makan.

"Tumben, kenapa sih lu?" tanya Arshaka heran

"Lagi badmood kali" ucap Ola tiba tiba duduk di samping kiri gue, membawa mangkuk berisikan cimol kesukaannya.

Gue diam.

"Lu berdua mau pesan apa? biar gue yang pesenin" ucap Arshaka menawarkan.

"Gue sih always mi ayam" ucap Aldi yang dari tadi diam saja, tangannya juga masih sibuk dengan ponselnya.

"Samain aja deh" ucap Danis

Arshaka pergi menuju stand Mang Bejo, untung saja antrian tinggap satu jadi dia tidak repot repot untuk menunggu. Orang di depannya berbalik, tidak melihat Arshaka di belakangnya. Kuah bakso itu mengenai seragamnya, sedikit panas saat bersentuhan dengan kulitnya. Orang itu ternyata Andi.

"Kalau jalan tuh pakai mata!"

"Bacot lu!" ucap Arshaka memukul perut Andi sehingga refleks mangkuk yang dipegang Andi langsung jatuh.

Tidak salah jika Arshaka langsung menghajar Andi, toh si Andi juga udah menyiram kuah bakso itu dibajunya. Arshaka yakin pasti itu sengaja.

Andi memegang perutnya yang nyeri, matanya menatap Arshaka dengan tajam. Membalas dengan memukul pipi cowok itu hingga kebiru biruan

"Woi!" gue memukul pipi Andi saat dirasa ia tidak terima

Gue langsung menarik kerah baju Andi, memukul perut dan pipi secara bergantian, darah segar mengalir disudut bibirnya.

About RaflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang