AR : 14

141 12 2
                                    

Gue duduk bersandar di kasur, tangan gue sibuk mengotak atik layar ponsel, apalagi kalau tidak bermain game. Tadi saat pulang sekolah bokap marah karna lihat muka gue persis kayak terong, alias dipenuhi luka lebam. Bunda mengompres luka itu, sedangkan kakak gue entah ada angin mana tiba tiba bertanya besok ada pr atau tidak. Padahal sebelumnya saat gue minta tolong Kak Reni ogah ogahan membantu. Aneh bukan? Apa harus babak belur dulu baru semua apa yang gue minta terkabul?

Oh God!

Notifikasi dari layar handphone gue menunjukkan ada satu pesan dari whatsapp dari nomor yang tidak dikenal. Gue menjeda permainan sebentar dan beralih ke aplikasi wa.

 Gue menjeda permainan sebentar dan beralih ke aplikasi wa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percakapan di atas pun berakhir, gue tersenyum, akhirnya bisa berkomunikasi kembali dengan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Percakapan di atas pun berakhir, gue tersenyum, akhirnya bisa berkomunikasi kembali dengan gadis itu. Gue melanjutkan game yang sempat terjeda tadi

•••

Hari ini rumah sepi, baru aja bunda mengantarkan ayah ke bandara untuk tugas di luar kota. Hanya ada Kak Reni, gue, dan Richel dimeja makan.

"Dek, tugas lu semalem udah gue kerjain, udah gue susunin daftar pelajaran lu, lain kali gak usah berantem lagi. Gue juga kan yang repot kan" ujar Kak Reni memberikan tas ransel gue.

"Makasih Kak Reni yang cantik" ucap gue mencubit gemas pipi kakak gue.

"Sakit dek!" Kak Reni melepas paksa cubitan gue, jadi gini rasanya jadi Raja diantara para Ratu, hahaha.

"Galak banget sih kayak nenek lampir" gue buru-buru melahap roti isi selai kacang sebelum Kak Reni mengamuk dan mengambil jatah sarapan gue.

"Apa lu bilang?!" ucap Kak Reni sedikit melotot, hingga terdengar suara klakson mobil.

Kak Reni langsung meneguk habis susu buatan bunda dan menyandang tas nya.

"Dasar, sebentar lagi mau ujian pacaran mulu lu kak! gak wisuda mampus lu" ucap gue kembali sewot.

Gini nih gak enaknya punya kakak, dia larang gue dan Richel jangan pacaran, eh dia nya sendiri yang pacaran. Emang ya the power of kakak, sebelas dua belas kayak emak-emak yang naik motor di jalan raya, seenaknya sendiri.

About RaflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang