AR : 17

122 6 0
                                    

Hari ini kita pergi ke event camping yang diselenggarakan di salah satu wisata di Lembang. Untuk ke Lembang membutuhkan waktu sekitar ber jam-jam. Gue tidak tahu pasti berapa lama, karena gue belum pernah ke Lembang.

Peserta event sudah banyak berdatangan, sembari menunggu bis, banyak yang melakukan aktivitas seperti gue contohnya.

Gue terus menerus menghubungi Vika, tetapi handphone nya juga sedari tadi tidak aktif.

"Gak usah kayak kesetanan gitu Raf, Vika bakalan datang kok" ucap ketiga teman gue.

Dan jangan tanya di mana Danis sekarang. Cowok itu bersama Richel. Mencoba menuruti semua kemauan gadis itu.

Lima menit sebelum berangkat, Vika juga belum datang. Panitia menghimbau agar segera memasuki bis. Dimana gadis itu Ya Tuhan.

"Maaf terlambat" ucap Vika dengan napas tersengal-sengal. Gadis itu menghampiri kedua temannya.

Kecewa saat mengetahui kursinya sudah penuh. Cuma kursi di sebelah gue aja yang masih kosong, mau gak mau Vika harus duduk di situ

Bis pun mulai berjalan, banyak orang yang bernyanyi dan berteriak, suasana di bis saat ini cukup rame.

Gue mengambil hp dan bermain game disana. Tapi suara samar-samar itu membuat gue mengecilkan volume hp gue.

"Kakak bukain ya Dek"

"Iya kak"

"Kalo mau minum ambil dari tas kakak aja, kakak bawa banyak minuman loh"

"Bawa es krim gak?"

"Bawa dong, kan kakak punya kulkas mini"

"Wah! Richel minta satu ya nanti!"

"Iya, mau banyak-banyak juga boleh"

Beneran itu Danis? Gue gak salah denger nih? Danis rela-relain bawa kulkas mini buat Richel? Itu Danis pasti lagi kerasukan arwah baik. Padahal dia orangnya gak mau ribet. Apalagi disuruh bawa ini-itu, dia paling anti.

Jujur ya, baru kali ini gue liat Danis ngomong selembut itu sama cewek. Sama adek gue lagi. Tapi masa iya Danis suka sama adek gue? Sejak kapan? Ah gue jadi bingung sendiri.

• • • •

Sudah hampir satu jam, tapi belum sampai juga. Gue liat para umat sudah tidur semua kecuali sopir bis. Sedangkan gue berusaha untuk tidur tapi tidak bisa.

Jleb!

Jantung gue berhenti dua detik, saat kepala Vika menyandar ke dada gue. Cewek itu mungkin tidak sadar karena dia sedang tertidur pulas.

Gue merhatiin wajah mulus itu kemudian tersenyum. Dulu kita sedekat ini, pengen deh kayak dulu lagi.

Tangan mungil milik Vika memeluk perut gue. Jantung gue kembali berhenti berdetak. Bahkan disaat seperti ini pun, Vika membuat gue semakin gak bisa melupakan dia. Apalagi ngejauh dari dia. Gue gak bisa.

Selang setengah jam, bis berhenti. Gue sama sekali tidak tidur, padahal mata gue ngantuk banget gara-gara gue begadang main game semalem.

Vika membuka matanya, dan terkejut hebat saat ia tertidur di dada bidang gue. "Maaf maaf" ujar Vika gelagapan dan langsung turun bersama yang lain.

Sebegitu kuatnya lu ngejauhin gue Vik, sampai-sampai gue ikutan kaku buat ngedeketin lu lagi.

Gue pun turun dari bis dan menggendong tas gue yang besar.

"Ciee! Udah baikan ya Vik? Segala pake acara peluk-pelukan lagi"

"Hus! Lagian bagus dong kalo mereka udah baikan"

About RaflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang