Suatu hari Krystal menemukan dirinya sudah sah menjadi istri pengacara muda orang kepercayaan kakeknya, Kai. Tidak ada pilihan lain bagi Krystal selain menerima pernikahan ini. Lalu apa jadinya jika sang suami menuntut Krystal untuk memberinya ketur...
Yang namanya akal nggak bisa dirasain, dan yang namanya perasaan nggak bisa diakalin.
Bingung ya sama omongan gue?
Nggak pa pa, gue aja bingung.
Jadi intinya akal dan perasaan kadang nggak bisa berjalan beriringan. Kayak sekarang, gue lagi keenakan diemutin suami gue. Akal gue bilang harusnya gue nolak, tapi entah kenapa gue nggak ngelawan.
Iya, ini gue udah topless. Puting gue diemut-emut sambil sesekali digigit. Kadang ditarik. Agak sakit sih... tapi enak. Lidahnya juga nggak mau kalah jilatin tonjolan payudara gue itu. Lucu dia kalau lagi nyusu gini, bener-bener kayak anak bayi. Tapi mana ada anak bayi nyedotnya kenceng banget sampai bikin gue kliyengan. Apalagi itu tangannya nggak berenti remesin tetek gue yang sebelah. Eunghhh... baru di mainin kayak gini aja gue udah merem melek. Apa kabar kalau dikasih lebih.
Kenapa gue bisa berakhir dicumbu dia kek gini? Oke biar gue inget-inget dulu. Kalau nggak salah tadi sore dia temenin gue ke acara gathering perusahaan. Dia udah ganteng dan rapi, pakai setelan jas yang kemarin gue beliin dipadu-padankan dengan kemeja yang matching sama warna dress gue. Sebenarya gue mau pergi sendiri, tapi si Mamas kekeh pengen ikut. Katanya sih sekalian social networking. Okedeh, daripada gue gabut di sana, mending gue bawa gandengan. Tapi justru semua itu berawal dari sana.
Yang pertama, nggak lama setelah masuk venue, kita ketemu Galvin. Dan naasnya dia pakai setelan jas yang sama persis kayak punya Kai. Iya, jas yang gue beliin waktu itu. Ekspresi Kai? Nggak usah ditanya lagi. Gue bisa liat tanduk keluar dari kepalanya. Mukanya langsung bete. Apalagi waktu Galvin dengan tidak tahu diri membeberkan kalau jas itu gue yang ngasih. Makin asem aja itu muka. Goblok emang gue. Ngapain juga waktu itu gue beliin mereka jas yang sama. Mana itu hadiah pertama yang gue kasih buat Kai.
Yang kedua, gue ketemu beberapa mantan gue waktu sekolah. Gini-gini, dulu banyak yang ngantri jadi cowok gue. Jadi abis putus sama yang ini gue jalan sama yang lain, putus lagi, jalan lagi sama yang baru, gitu terus sampai gue bosen. Ya abis, mereka sendiri yang dateng ke gue. Kalau ganteng dan baik, kan mubadzir... hehe.
Nggak hanya mantan, tapi ada juga beberapa kenalan gue yang terang-terangan flirting sama gue, padahal ada Kai di samping gue. Kayak kak Tony yang dulu senior gue di SMA. Dia emang suka ngejar-ngejar gue dulu, tapi nggak pernah gue tanggepin. Anaknya emang ganteng, tinggi lagi, tapi attitudenya itu euh, enggak banget.
Yang ketiga adalah kedatangan Sigra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu gue lagi mencoba memperbaiki suasana hati suami gue, tiba-tiba gue ngerasain ada lengan kekar melingkar di pinggang gue. Sontak gue kaget. Hampir aja gue teriak kalau aja dia nggak ngomong, "Hi baby, miss me?".
Suara familiar yang langsung bisa gue tebak siapa pemiliknya.
Buuuggghhhh...
Belum sempat gue nanggepin, Sigra udah tersungkur di tanah dengan Kai di atasnya.
