Chapter ini khusus didedikasikan buat Sigra... Kaistalnya nanti dulu ya 😊
Sigra POV
Akhirnya gue dapet kesempatan juga buat klarifikasi semuanya. Fuih... pokoknya gue harus mengembalikan lagi nama baik gue.
Gue, Sigra Athariz Hutama, sang cassanova ibu kota, adalah laki-laki sejati dan tidak pernah sekalipun punya masalah di ranjang. Hobi gue tebar benih ke sana ke mari, menancapkan bendera ke semua benua. Beneran, hampir semua ras penduduk bumi pernah gue coba. Dan tiap-tiap dari mereka punya ke-khas-annya sendiri-sendiri. Misalnya, cewek kulit putih di Amrik, beuh... mereka ini liar-liar mainnya. Kepercayaan diri mereka tinggi banget. Biarpun belum lama lepas perawan, tapi mereka open-minded, mau mencoba berbagai hal baru. Ini yang gue suka. Jadi bisa bereksperimen macem-macem. Mereka juga terkadang dominatif. Jadi nggak perlu gue melulu yang inisiatif. Tapi kalau udah ngedesah, ilang femininnya. So emansipasif emang mereka tuh. Kalau cewek Asia sih rata-rata penganut aliran konvensial. Harus cowok mulu yang usaha, mereka tinggal berbaring pasrah menunggu instruksi si cowok. Walaupun ada beberapa yang inisiatif juga, tapi cuma di awal-awal doang. Selebihnya mereka kembali jadi submissive. Jadi cowoknya harus kerja ekstra.
Biarpun jam terbang gue tinggi, tapi gue nggak main-main sembarang. Gue harus jaga diri dong biar tetep bersih dan higienis. Nggak pernah gue main sama orang yang sama lebih dari sekali. Dan itupun gue harus pastikan mereka bersih. Semua cewek yang pernah main sama gue pasti terpuaskan. Adek gue yang dibawah kalo udah ngaceng bikin cewek-cewek langsung basah. Ukurannya jumbo, berurat, dan keras. Keperkasaannya sudah dibuktikan berulang kali. Sodokannya nggak pernah meleset. Selalu bisa bikin cewek terbang melayang-layang bahkan sampai banjir kemana-mana.
Hebat kan gue... Ya jelas dong. Dibekali wajah tampan, kulit putih, tubuh tinggi dan atletis, serta kemampuan ranjang yang hebat, sempurnalah hidup gue sebagai laki-laki. Tapi tidak.. tidak saat gadis itu datang ke kehidupan gue dan memporak-porandakan aset kebanggaan gue. Seperti kena kutukan, gue jadi tak berdaya seketika.
Malam itu, gue lagi santai-santai di Nottingham Forest Coctail Bar, menjernihkan pikiran gue sesaat setelah penat dengan segala aktivitas bisnis gue. Rasanya, udah lama banget gue nggak main-main kayak gini. Gue butuh sedikit relaksasi untuk meregangkan otot-otot gue. Sambil menyesap minuman beralkohol rendah, gue mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, memindai daun muda Italia yang bisa gue pake untuk melemaskan otot-otot gue. Baru setengah gelas gue habisin, tiba-tiba gue dirangkul dari belakang.
"Where are you going. I'm looking for you (Kamu kemana aja. Aku cariin juga)" celoteh wanita mabuk itu. Gue cuma diem saat wanita itu membalikkan badan gue dan duduk di pangkuan gue. Ditangkupnya wajah gue menghadapnya. "He..he..he lo cakep juga"
"Lo orang Indo?" gue terkejut mendapatinya berbicara bahasa negara gue. Tapi kayaknya percuma ngomong sama dia, udah mabuk berat gitu.
"Let's go" Gue biarin cewek itu narik gue dan bawa gue ke kamar yang dia sewa. Setelah melepas blazer dan sepatunya, dia merangkak ke ranjang. Gue mengikutinya dari belakang. Dagu gue ditarik dengan jari lentiknya, dan dia pun berkata, "Let's see how you service me tonight (Ayo lihat bagaimana kamu melayani ku malam ini)."
Seringai tajam menghiasi wajah gue. Siapa juga yang nolak bodi sebohai ini. Wajahnya cantik, putih, tinggi, dan berisi. Bener-bener bak model. Dari cara dia berpakaian dan berperangai bisa gue tebak kalau dia orang berada dan berpendidikan. Tatapan sayunya mengirim sinyal ke otak gue dan membuat celana gue menyempit. Bibir atasnya mengigit bibir bawahnya, sementara kedua tangannya dikalungkan ke leher gue, menarik gue lebih dekat dengan tubuhnya yang panas. Langsung gue lumat bibir manis bak cherry itu. Rasanya lembut dan kenyal. Caranya membalas ciuman gue bener-bener memabukkan. Dia tahu kapan saatnya menyerang dan kapan saatnyabertahan. Ah... bisa tahan berjam-jam gue cuma buat ngelumat bibir cherry-nya ini. Belum lagi wangi tubuhnya. Gue sampe kliyengan saking enaknya. Bisa banget bikin gue betah mengendus-endus perpotongan lehernya. Payudaranya juga pas di tangkupan tangan gue, gerak-gerak gemesin waktu gue mainin. Saking lembut dan kenyalnya gue nggak berenti nyusu.
Wanita ini bener-bener beda dari sekian banyak wanita yang pernah gue enakin. Gue nggak tahu kenapa, tapi dia mampu menarik gue jatuh ke dalam pesonanya. Apalagi ketika mendengar desahannya, desahan alami yang nggak dibuat-buat, sebuah musik indah yang sampai sekarang selalu terngiang-ngiang di memori kepala gue.
Puncak kenikmatan dari semua ini adalah ketika gue menerobos lubang mahkotanya. Baru pertama kali ini gue ngerasain lubang sesempit dan sehangat ini. Si junio sampai jumpalitan saking enaknya. Adek kesayangan gue, si junio, dipepet abis sama punya ini cewek. Apalagi waktu dia ketatin vaginanya, berdenyut-denyut nggak karuan deh si junio. Gue sampai keringetan, teriak-teriak kesetanan saking nikmatnya. Dan baru beberapa menit main, si junio meledak dengan dasyatnya. Bener-bener ini rekor tersingkat gue main. Padahal dulu waktu lepas perjaka gue bisa bertahan lebih lama dari ini. Sumpah, ini pengalaman pertama gue sampe kelonjotan kek gini.
Begitu bangun, gue mendapati tempat di sisi gue udah kosong. Gue mendesah pelan mendapati pakaian gue yang udah tergelatak kemana-mana, namun tiba-tiba pandangan gue terkunci pada secarik kertas dan beberapa lembar uang di ujung ranjang. Setelah gue baca pesan di atas kertas kecil itu, berbagai kata umpatan meluncur dari mulut gue. Sial, gue dikira gigolo, pake acara dibayar lagi. Untung aja yang semalem enak.
Serasa dipermainkan takdir, gue ketemu lagi sama itu cewek waktu nyamperin Klee di Milan Fashion Week. Nggak gue sangka dunia sesempit itu. Yah... walaupun lebih sempit lubang dia, he he he... Tapi emang sialan banget tuh cewek, mulutnya nggak punya rem, main sebar aib orang kemana-mana, jadi diledekin kan guenya. Pokoknya gue harus mendapatkan kembali harga diri gue. Tanpa rasa malu, gue ajakin cewek yang namanya Chelsea itu main lagi. Sayangnya dia nolak mulu. Semakin ditolak, semakin getol gue mepetinnya. Sampe akhirnya gue berhasil bawa dia lagi ke atas ranjang gue.
"Gimana? Enak nggak?" tanya gue sambil bergerak naik turun diatas tubuh polosnya.
"Cepetin lagi dong"
Buru-buru gue setel turbo power gue.
"Sodok yang keras.. itu... ke kiriin dikit... ya.. sodok lagi di situ... ah..." gue udah senyum-senyum penuh kemenangan saat cewek di bawah gue merem melek keenakan.
Tapi kewanitaanya semakin menyempit, kedutannya memijat-mijat manja si junio. Nggak cuma anget, liangnya terasa panas dan basah. Ah... bisa kelar gue kalo gini rasanya.
Aduh, benerankan. Cairan putih susu gue langsung muncrat mengenangi vagina Chelsea, sisanya mengalir turun membasahi seprai putih gue.
"Yaah.. kok udahan sih. Nggak asik."
"Eeeh tunggu dulu." tahan gue ke cewek yang sudah berusaha memakai bajunya lagi, "Lo belum keluar, sini gue enakin lagi biar keluar"
"Nggak usah. Kamu baru sebentar aja udah muncrat. Males Chelsea tuh" decaknya sebal sebelum pergi meninggalkan gue yang sedang meratapi si junio.
Junio oh junio, kenapa kamu jadi kayak gini. Masak seorang Sigra Atharizz Hutama mengalami disfungsi ereksi dan ejakulasi dini, kan nggak banget. Hu hu hu...
Jujur, hal ini jadi beban mental banget buat gue. Segala cara gue lakuin biar si junio kembali berjaya, dari minum obat kuat, memperbaiki asupan gizi, dan rajin pergi nge-gym. Tapi pas gue praktekin ke Chelsea, masih loyo aja si junio. Gue coba main sama cewek lain, nyatanya si junio bisa bertahan lama. Tapi kenapa rasanya jadi hambar kek gini. Berasa kayak makan ayam petelur setelah lo nyicip ayam kampung. Berasa banget bedanya. Cuma Chelsea yang bisa bikin si junio puas. Bahkan nyolo sambil bayangin wajah Chelsea lebih nikmat dari pada main sama cewek beneran. Duh, gue kena guna-guna apa sih ini. Pokoknya gue harus bisa memecahkan misteri ini. Apapun caranya, gua bakal naklukin tuh cewek. HARUS.
Team Sigra x Chelsea mana suaranya...
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between
FanfictionSuatu hari Krystal menemukan dirinya sudah sah menjadi istri pengacara muda orang kepercayaan kakeknya, Kai. Tidak ada pilihan lain bagi Krystal selain menerima pernikahan ini. Lalu apa jadinya jika sang suami menuntut Krystal untuk memberinya ketur...