33. What Baby Wants

4.1K 434 30
                                    

"Lo ngapain ke sini bawa koper segala?"

Gue mengernyit mendapati titisan siluman monyet ini nangkring ganteng di sofa ruang tengah. Chelsea bersedekap dada di seberang meja, dan gue duduk manis di samping dia.

"Gue tinggal di sini atau lo ikut pulang sama gue!" dia memberi gue dua pilihan.

"Lo ngancem gue?" jawab gue tenang.

"Iya"

Sialan.

"Gue nggak akan pulang dan lo juga nggak akan tinggal di sini."

"Oh tidak bisa" ucapnya sambil menggerak-gerakkan jari telunjukknya ke kanan dan ke kiri.

"Udah buruan sana pergi!" gue melempar satu buah bantal yang dengan sukses dihindarinya.

"Eh emak-emak satu ini ye, galak amat. Kasian banget keponakan gue punya emak lampir kayak lo"

Gue kaget, "Darimana lo tau kalau gue hamil?"

"Ya tau lah. Secara gue yang nemuin testpack lo di tempat sampah"

"Setan emang. Jadi lo juga yang kasih tau Kai?"

"Eh mulut lo tuh, baru hamil ngumpat mulu. Kasian ponakan gue"

Ups.. maaf ya nak. Mama kelepasan.

"Kalau lo nggak mau pulang ke apartemen Kai berarti mulai hari ini gue tinggal di sini" sekali lagi Sigra bersikukuh.

"Ngapain lo pake tinggal di sini?"

"Ya jagain ponakan gue lah. Kan lo-nya yang nggak mau dijagain sama Papanya si baby, sebagai Om yang baik gue yang gantiin. Keren kan gue?"

Baru aja gue mau ngumpat, nggak jadi gara-gara inget ada bayi di perut.

"Gue nggak perlu dijagain. Di sini juga nggak ada kamar buat lo."

"Gue bisa tidur di sofa ini, atau di kamar Chelsea, ya nggak Chels?" Sigra menaik-turunkan alisnya menggoda Chelsea. Sementara wanita yang digodanya itu hanya mendengus dan memutar bola matanya.

Oke, gue paham sekarang. Siluman monyet di depan gue ini lagi mengincar mangsa. Memanfaatkan kesempatan demi hasrat ke-buaya-annya. Tapi, jangan harap gue kasih jalan semudah itu bung.

"Nggak ada. Keluar sana!" usir gue.

"Tal, lo jangan egois kayak gitu dong. Sumpah, gue nggak enak banget ini sama Kai. Kan gara-gara gue yang ga bisa jaga mulut kalian berdua kayak gini. Jadi biarin gue gantiin Kai lah jagain lo sama anak lo sementara ini. Ya, ya, ya?"

"Yee.. itu kan masalah lo."

"Ya udah, berarti gue tinggal di sini"

"Ya nggak bisa dong. Main ambil keputusan sendiri. Lagian ini apartemen punya Chelsea"

"Chelsea pasti ngijinin. Iya kan Chels?" Sigra balik bertanya pada Chelsea dengan senyum lebar dan wajah sumringah.

Chelsea gelagapan nggak bisa jawab. Dan sebelum Chelsea bersuara, gue bertindak duluan, "Gue tinggal sama lo aja"

Semua mata tertuju pada gue, "Iya, gue tinggal sama lo aja di apartemen lo. Jangan di apartemennya Chelsea, ntar lo cuma ngerepotin doang. Jadi daripada gue balik ke apart-nya Kai atau lo ikut gue tinggal di sini, lebih baik gue aja yang ikut tinggal sama lo. Beres kan?"

Bisa gue tangkap ekspresi tidak suka dari raut wajah Sigra. Sedangkan di sisi lain Chelsea terlihat lebih mengkhawatirkan gue.

"Kakak yakin mau tinggal sama Sigra?" ucap Chelsea seolah nggak percaya, "Kakak lagi hamil loh ini, jangan main-main."

In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang