Kutukan atau Anugrah

53 6 0
                                    

Mirna menatap marah ke arah anaknya yang dari tadi tidak merespon kata-katanya. 

"Apa mau kamu hah?  Berani membantah ibu dan menolak tawaran iklan yang mahal itu... Kamu pikir kamu makan dari mana hah!"

Mirna melemparkan barang-barang yang ada di atas  meja.

Ia pun Mengacak-acak rambutnya yang baru ia blow dan keluar dari ruang hias artis.

Zero hanya terdiam sambil tersenyum menatap kepergian ibunya. Hari  ini  ia  cukup  lelah dengan  semua  kegiatan yang  dijalaninya.

Ia berencana untuk sedikit santai sambil berjalan-jalan di area mall dekat apartemennya.
Mirna keluar dari apartemen dan menuju loby. 

Dari balkon kamarnya, Zero menatap kepergian ibunya yang kalut dengan sebuah kontrak yang tidak ia setujui. Untuk sementara ia terbebas dari rutinitas syuting. Entah mengapa Zero selalu berpikir dengan ketenarannya, ia seakan terkekang.

"Akhirnya.....  Huhfffffh! "

Zero tersenyum sambil menarik nafas panjang dan melepaskannya dengan suka cita.

"Aku suka dengan suasana ini....  Yang ada dalam pikiranku hanya music,  santai,  tenang,  dan pantai.  Hm... Kayaknya pantai adalah tempat yang terakhir aku tuju.
Tapi pasti aku akan ke sana... Nanti,  setelah aku cukup kekuatan untuk melawan ketenaran ini."

Zero melepaskan sepatunya dan melemparkan diri ke sofa.

"Sangat nyamaaaaaaannnnnn"

🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟

Di tempat lain,  Bu Mirna sedang menyeruput teh hijau yang hangat. Ternyata ia sedang bersama Shamanta,  aktris terkenal yang pernah melejit di tanah air.

"Sudahlah Mir,  anak-anak dengan sendirinya akan berpikir kalau mereka sudah besar. Masa itu akan tiba. Mereka akan berpikir kalau mereka sangat betul.

Aku sudah melewatinya beberapa puluh tahun yang lalu. Lima tahun adalah waktu yang tidak singkat untuk menjadi yang paling diingat semua orang. Jangan pernah meremehkan anak baru yang siap menggantikan posisi kita di kemudian hari sebelum kita menikmati kesuksesan dari usaha kita.

Berikan Zero waktu untuk  menikmati masa remajanya. Dia sudah di masa keemasan.  Banyak yang mengenalnya, menyanjungnya, dan membencinya.

Tanpa kamu mengekangnya, dia akan menjaga dirinya sendiri tanpa ia menyadarinya."

Shamanta menenangkan sahabatnya yang masih terlihat risau. Mirna kemudian tersenyum ke arah Shamanta dan Shamanta pun membalasnya dengan yakin.

Sembari menarik nafas panjang Mirna pun lanjut menikmati tehnya.

🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟

Zero sedang menikmati music yang ia nyalakan sambil sesekali membayangkan ia sudah di pantai dan berbaring bebas di atas pasir dan menikmati cahaya sunset dengan tenang.

Tiba-tiba ia gelisah karena  kebosanan menghampirinya seketika. Ia rasanya ingin keluar untuk sekadar berjalan-jalan di departmen store yang ada di depan apartemen.

Ia berdiri dan mencari ponselnya. Tak lupa ia memakai kaca mata dan topi untuk menyamarkan wajahnya agar orang  tidak langsung mengenalnya.

Dengan bersiul-siul kecil ia telah keluar dari apartemen dan menuju plaza. Ia sangat bangga karena ia mampu berjalan tanpa pengawal di antara banyaknya orang. Ia melewati beberapa  show room yang memamerkan produk-produk terkenal.

The LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang