"Seunji.."
Dia semakin mendekat, bahkan sekarang wangi tubuhnya sudah sangat tercium oleh indra penciumku. Wangi parfum lavender yang sangat aku sukai. Wajahnya mendekat hingga jarak antara wajah kami hanya sejengkal. Dia mengusap pipiku dengan lembut. Aku sudah tidak bisa bernapas. Ini terlalu dekat, Sehun.
Sehun masih mengusap pipi aku dan hidungnya yang mancung sudah menyentuh hidungku. Aku memejamkan mataku saat aku bisa merasakan hembusan napasnya di sekitar wajahku. Dan yang terjadi selanjutnya adalah..
PLAK
Aku terkejut dan terjaga dari mimpi indahku. Aku juga terkejut melihat Jungkook sudah berada pas di depan mataku dengan ekspresi bingungnya. Ck, mengganggu acaraku dengan Sehun saja.
"Apaan sih? Sakit tau pipi gue!"
"Ya abisnya dari tadi dibangunin gak bangun-bangun. Malah bibir dimonyong-monyongin. Mimpi mesum ya lo?"
"Sok tau lo bangsat."
"Heh, kurang ajar ya sama Kakak?!"
"Pergi lo sana, gue aduin Papa lo nampar gue. Gue kasih tau Kak Yoongi juga. Awas lo!"
"Ngadu doang bisanya, Dasar!"
"Pergi!" Bentakku padanya.
"Gausah teriak kenapa sih?!" Kak Jungkook mulai kesal. Biarin deh suruh siapa aku digampar. Kan sakit. Gak berperi kekakaan dia mah.
"Apaan sih ini ribut-ribut?" Tanya Mama yang sudah berada di ambang pintu kamarku.
"Ini nih, Mah, sulit banget dibangunin."
"Adek, kamu kan ujian sekarang, ayo mandi udah jam 6 lewat loh."
"Bangunin sih bangunin Mah, tapi Jungkook banguninnya nampar pipi Adek." Bodo amat ya dibilang aduan juga, si Jungkook tuh perlu diginiin!
"Seunji biasain panggil kakak kamu dengan sebutan kakak! Jangan panggil nama!" Mama mulai marah, dan aku udah gak bisa ngelawan lagi kalau gini, ya bisanya cuma cemberut.
"Iya maaf."
"Yaudah sana mandi. Jungkook, mulai besok kamu gausah bangunin Seunji lagi! Kalau mau bangunin gausah ditampar juga pipinya. Kalau parah gimana? Kalau sampe memar? Berdarah? Gak kasian kamu?" Aku bangkit ke kamar mandi, membiarkan Jungkook yang diceramahi sama Mama.
...
Aku sudah mandi, jam menunjukkan pukul setengah tujuh, kayaknya kalau masih ikut sarapan bakalan telat. Masalahnya hari ini ujian, haram kalau telat.
Di ruang makan sudah berkumpul Papa, Mama, dan ketujuh kakakku. Ya meskipun ada yang masih belum rapi. Kayak Kak Jimin, dia masih pake piyamanya.
"Selamat Pagi." Sapaku pada mereka dan menghampiri satu-satu untuk mencium pipi mereka semua. Sebuah rutinitas setiap pagi.
Kali ini aku memcium mereka semua kecuali Jungkook, bodo amat.
"Kok Kak Jungkooknya gak disapa dek?" Tanya Papa.
"Gak ah, lagi males."
Aku lirik Kak Jungkook juga acuh tak acuh jadi yaudah biarin. Bendera perang telah berkibar di antara aku dan Jeon Jungkook.
"Kenapa sih?" Tanya Kak Namjoon.
"Habis bertengkar mereka," jelas Mama.
"Ck, kebiasaan nih si Jungkook gak mau ngalah," Aku setuju banget nih sama Kak Hoseok, Kak Jungkook itu emang paling gak mau ngalah kalau sama aku. Aku paling sering tengkar juga sama kelinci buruk rupa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family BTS
FanfictionApa rasanya memiliki kakak laki-laki tujuh sekaligus? Dengan berbagai macam kelakuan yang membuat Seunji terkadang tidak habis pikir mengapa mamanya kuat sekali merawat ketujuh anak lelaki yang kelakuannya berbeda-beda itu. "Ya capek, bahkan saat J...