Akhirnya ujian hari pertama selesai dengan dua mata pelajaran. Sebenarnya waktu pengerjaan belum habis, tapi aku sudah selesai dan mengumpulkan lebih awal setelah memastikan teman-temanku tidak ada yang bertanya. Kan kasihan kalau mereka pengen tanya tapi gak aku hirauin. Gak boleh pelit!
Saat aku buka aplikasi whatsapp tiba-tiba aku mendapat kabar yang membuat moodku makin hancur. Padahal tadi sudah membaik setelah ngobrol dan dikasih cokelat sama Kak Jin.
Jadi di grub whatsapp yang berisi aku dan kakak-kakakku, Kak Hoseok bilang dia tidak jadi menjemputkku karena katanya ada kerja kelompok, mendadak. Kak Tae sedang mengantar mama ke rumah tanteku. Kak Jimin ada kelas. Kak Namjoon ada meeting. Kak Yoongi katanya ada kerjaan. Kak Seokjin tadi sudah bilang kalau dia memang tidak bisa menjemputku. Lalu? Iya benar, tinggal Jeon Jungkook. Dan dia tidak punya alasan untuk mengelak karena dia hanya di rumah seharian. Kabar mengejutkannya lagi, dia menyetujui suruhan Kak Yoongi untuk menjemputku. Aku sudah menolak, tapi Jungkook memaksa. Dia bilang 'Jangan gerak kemana-mana! Kakak berangkat sekarang!'
Seorang Jeon Jungkook tidak akan pernah serius kecuali saat dia sudah mengucapkan dirinya sendiri dengan sebutan kakak. Lalu belum semenit aku dikagetkan dengan bunyi panggilan masuk di ponselku. Dari Jeon Jungkook. Aku ragu mau jawab atau tidak. Tapi yaudahlah angkat saja.
Saat mengangkat teleponnya pun aku cuma diam menunggu dia bicara terlebih dahulu. Terdengar suara grasak-grusuk juga di detik pertama aku mengangkat teleponnya.
"Lo jangan kemana-mana, Kakak udah mau berangkat. Jangan gerak kemana-mana!" Ujar Kak Jungkook tanpa jeda.
"Eh, gue mau pulang sendiri."
"Pulang sendiri atau Kakak gak mau nemenin lo nonton konser EXO?"
"Hah gimana gimana?"
"Udah ah jangan kemana-mana. Gue otw sekarang!"
Sambungan terputus dengan aku yang masih ternganga. Konser EXO? padahal kemarin aku tanyain dia ogah banget nonton konser macam gituan. Aku ajak kakak yang lain juga gak ada yang mau dan gak bisa karena alasan tertentu. Saat aku bilang mau nonton sendiri malah gak dibolehin sama Mama Papa. Kak Namjoon udah nyuruh Kak Jungkook nemenin aku tapi dia nolak. Eh tapi sekarang? Ah pasti dia bohong biar aku mau pulang bareng dia.
Tapi yaudahlah aku tungguin Kak Jungkook aja. Aku tunggu depan gerbang aja sekalian mau jajan siomay. Akhir-akhir ini aku memang lagi pengen makan siomay gara-gara sering dengerin lagu dionysus. Iya bagian reffnya, yang liriknya 'siomay siomay siomay micin jahe'. Jadi terus ngebayangin siomay Mang Dilan, depan sekolah.
Sebenarnya nama aslinya bukan Mang Dilan, tapi Mang Dahlan. Semenjak rame film Dilan dia ngumumin lewat pengeras suara sekolah kalau namanya resmi dia ubah menjadi Mang Dilan. Kalau ada yang beli siomay tapi tetep manggil dia Mang Dahlan, dia gak mau dengerin katanya.
Mikirin Mang Dilan sampai-sampai bikin aku gak sadar kalau tiba-tiba sudah ada mobil Kak Yoongi di depanku. Tapi yang nyetir Kak Jungkook, bukan Kak Yoongi. Kak Jungkook masih belum boleh punya mobil sama Papa, tapi dia punya motor gede yang katanya haram dikendarai aku, Kak Namjoon, Kak Hoseok, dan Kak Jimin. Aku setuju bila kalian menyoraki Jeon Jungkook pelit.
Kak Jungkook turun dari mobil nyamperin aku yang lagi duduk di halte samping sekolah sambil makan siomay.
"Beli dimana?" Tanyanya tiba-tiba saat sudah berada di hadapanku.
"Hah?"
"Itu siomaynya." Lalu aku menunjuk ke arah gerobak siomay Mang Dilan.
"Lo masuk aja dulu ke mobil, gue mau beli siomay." Aku tidak menjawab dan memilih masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family BTS
FanfictionApa rasanya memiliki kakak laki-laki tujuh sekaligus? Dengan berbagai macam kelakuan yang membuat Seunji terkadang tidak habis pikir mengapa mamanya kuat sekali merawat ketujuh anak lelaki yang kelakuannya berbeda-beda itu. "Ya capek, bahkan saat J...