[00] Temen Kak Mingi

5.7K 349 91
                                    

Saat ini aku sedang bersantai di kamar sambil menonton TV. Aku tuh paling tidak suka jika ada orang lain yang tiba-tiba mengganggu ketenanganku. Contohnya Kakakku si Mingi.

"Seola!" Teriak Kak Mingi.

Duh apasih sipit.

"Kenapa kak?!" Aku berteriak juga. Karena kebetulan posisiku sama Kak Mingi itu beda. Aku di lantai atas, sedangkan Kak Mingi di lantai bawah.

"Sini turun dulu!"

Aku pun terpaksa menuruti perintah Kak Mingi. Untung Kakakku ganteng, kalau enggak sudah ku slepet.

Saat aku sudah tiba di lantai bawah, aku melihat di samping Kak Mingi ada cowok ganteng yang lagi sibuk baca buku dan aku yakin itu pasti temennya Kak Mingi.

"Buatin dua teh, buruan gak pake lama." Suruh Kak Mingi.

"Ya ya!" Aku pun bergegas menuju dapur sambil misuh-misuh gak jelas.

Saat di tengah perjalanan menuju dapur, aku dapat mendengar mereka sedang membicarakanku. Aku pun memperlambat langkah kaki supaya bisa mendengar ucapan dua cowok itu.

"Eh cewe tadi itu siapa?"

Yang jelas ini bukan suara Kak Mingi. Aku yakin ini pasti suara milik si cowok ganteng berambut blonde itu.

"Dia adik kandung gue. Cakep kan?" Jawab Kak Mingi.

"Iya sih..."

"Lo mau gak sama dia?" Tanya Kak Mingi.

Sialnya, saat ini aku sudah sampai di dapur. Jadi, aku tidak bisa mendengar jawaban dari cogan itu. Sedih saya :"(

Tanpa pikir panjang, aku pun menyiapkan dua cangkir, lalu mengambil gula yang berada di rak atas. Dan aku tidak lupa untuk menaruh satu kantong teh celup disetiap cangkir. By the way, teh Kak Mingi enggak aku isiin gula. Soalnya daritadi dia tuh ngeselin :( Mamam tuh teh tawar :)

"Silakan, ini tehnya!" Ucapku sambil menaruh tehnya di atas meja.

"Makasi." Ucap cogan itu sambil senyum-senyum ngeliatin aku. Deg-degan dedeq mas:')

Setelah menaruh tehnya di atas meja, aku pun berniat untuk balik ke kamar. Tetapi ditahan sama Kak Mingi.

"Eh, mau kemana tuh?" Tanya Kak Mingi.

Aku pun berbalik badan dan menghadap Kak Mingi. "Apa lagi sih?"

"Duduk di sini. Temeni Kakak." Jawab Kak Mingi.

Buset ni orang. Untung Kakak, kalau enggak sudah aku tampol daritadi. Syukurnya ada tempat kosong di samping Kak Mingi, jadi aku tidak harus duduk di samping cogan itu.

Cogan itu pun mulai meminum tehnya. "Mingi, tehnya kok gak manis?"

Dan yaaa.... tehnya ketuker :'v

"Ah masa?" Karena tidak percaya, Kak Mingi pun mencoba untuk meminum tehnya.

"Teh gue manis kok. Lidah lo kali yang kurang diupgrade." Jawab Kak Mingi lalu ia menaruh cangkir tehnya di meja.

Aku sebenarnya malu banget sama cogan itu. Aku juga merasa bersalah. Semoga saja dia tidak membenciku hanya karena sebuah teh tawar.

"Udah lah, gapapa. Lagian gue juga gak suka sama yang terlalu manis." Ucap cogan itu.

Akhirnya aku bisa tidur dengan tenang setelah mendengar ucapan cogan itu.

"Seola, Kakak mau keluar beli buku tulis dulu ya. Soalnya PR Kakak banyak nih. Kamu yang bertugas untuk nemenin Seonghwa. Bye!"

Wait... namanya siapa tadi?
Se—Se—Seonghwa?

Suasana sekarang menjadi hening setelah Kak Mingi meninggalkan rumah. Aku melihat Kak Seonghwa sedang sibuk dengan tugasnya. Trus aku ngapain dong jadi patung di sini?

"Kelas berapa?" Tiba-tiba Kak Seonghwa bertanya.

"Ke—ke—kelas se—" Ucapanku dipotong oleh Kak Seonghwa.

"Wkwkwk kamu kenapa dah? Kok gugup? Tenang kok, aku ini orang baik-baik. Gak mungkin ngemakan orang." Canda Kak Seonghwa.

Gimana gak gugup, Kakak sih gantengnya kebangetan.

"Hehe, aku kelas sepuluh kak. Aku satu sekolah sama Kak Mingi."

"Lah berarti kamu adik kelas aku kan? Kok di sekolah aku enggak pernah liat kamu?"

Mana saya tau, saya kan gatau.

"Hahaha kan muridnya banyak kak. Aku juga gak pernah liat Kakak." Jawabku sok akrab.

"Save nomor aku ya, Seonghwa," Ucap Kak Seonghwa sambil menyerahkan robekan kertas yang berisi nomor telponnya kepadaku

"Siapa tau hp Mingi gak aktif, jadi aku bisa ngehubungin kamu." Lanjut Kak Seonghwa.

Aku pun mengangguk pelan. Kemudian mengambil robekan kertas itu dari tangan Kak Seonghwa.

Mars ┊ Seonghwa ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang