"Sebenarnya, Kakak udah dari dulu suka sama kamu. Kamu mau jadi pacar Kakak?"
Lagi-lagi ucapan Kak Seonghwa dua bulan yang lalu tiba-tiba melintas dipikiranku. Itulah yang diucapkan oleh Kak Seonghwa sebelum dirinya dan diriku resmi menjadi sepasang kekasih. Syukurnya, hubungan kami selama dua bulan ini baik-baik saja dan tidak ada pertikaian sedikitpun.
Hari ini, mungkin hari terberat bagiku. Sebab Kak Seonghwa akan berangkat ke Korea untuk menghadiri acara wisuda Kakaknya, Jeong Yunho. Kata Kak Seonghwa, saat ia sudah tiba di Indonesia, ia akan memperkenalkanku kepada Kakaknya. Aku yakin wajah tampan Seonghwa tidak akan beda jauh dengan Kakaknya, hehe.
"Ngapain bengong, dek?"
Tiba-tiba kehadiran Kak Mingi membuatku sadar dari lamunanku.
Aku tersenyum. "Gak ngapain kok kak. Loh bukannya sekarang Kakak ada ekstra basket?"
Yak guys, Kakakku ini ikut ekstra kurikuler basket. Jadi jangan heran mengapa tubuhnya bisa setinggi tiang listrik di jalanan.
"Kakak males dek. Kakak mau tidur siang aja deh," jawab Kak Mingi.
Tok...tok...tok...
"Udah Kakak diem aja. Biar aku yang buka pintunya." ucapku sambil melarang Kak Mingi untuk bangkit dari duduknya.
"Hm, Hai Seola,"
"Eh Yeosang, ada apa?" aku mempersilakan Yeosang untuk masuk ke dalam. Mungkin ia kemari untuk meminjam buku atau menyalin PR ku.
"Jalan-jalan kuy," ucap Yeosang to the point.
Tidak seperti biasanya Yeosang tiba-tiba mengajakku jalan-jalan. Aku mulai curiga dengannya. Tapi apa salahnya jika aku menerima ajakannya?
"Oke deh. Mau kemana emang?" tanyaku.
"Cafe. Gue pengen ke cafe,"
Aku menoleh ke Kak Mingi. Berharap laki-laki itu mengizinkanku untuk pergi bersama Yeosang. "Boleh kan aku ke cafe sama Yeosang?"
"Boleh. Asalkan jam 5 udah ada di rumah." jawab Kak Mingi dengan tegas.
Aku mengangguk paham. Tanpa pikir panjang, aku dan Yeosang pun melangkahkan kaki keluar dari rumah.
﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋
Saat sudah tiba di cafe, Yeosang memilih meja yang letaknya dekat dengan kasir. Kami berdua duduk saling berhadapan.
"Dua vanilla latte ya mbak," ucap Yeosang setelah pelayan tersebut menyerahkan menu.
"Katanya, Seonghwa pergi ke Korea ya?"
Hmm. Darimana ia bisa tahu bahwa Kak Seonghwa akan pergi ke Korea? Padahal aku tidak pernah bercerita tentang Kak Seonghwa dengan dia.
Aku pun hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Yeosang tadi.
Tiba-tiba pelayan datang menghampiri kami dan meletakkan dua buah gelas berisikan vanilla latte di atas meja. "Silakan ini minumannya!"
"Makasi." ujar kami berdua.
"Eh Seonghwa itu orangnya bener-bener cinta sama lo ga?"
Aku terdiam sejenak setelah Yeosang melontarkan pertanyaan seperti itu. Jujur saja, aku tidak suka jika ditanya tentang hal yang bersangkut paut dengan orang yang sangat aku cintai.
"Iya. Kenapa emang?" jawabku ketus.
Yeosang menghembuskan nafasnya pelan. "Hmm. Mungkin setelah gue bilang ini, lo bakal nangis,"
Aku mulai emosi karena sikapnya. "Apaan sih Yeosang?! Lo gak usah sok tau tentang Kak Seonghwa deh!!"
"Terserah lo mau bilang apa. Intinya gue enggak tega kalau ngeliat lo nangis. Jadi lebih baik gue diem aja,"
"Mau lo sebenernya apaan sih setan?!"
"Yaelah. Jangan ngegas dong sayang. Ini kan demi kebaikan lo,"
Kalau boleh jujur, saat ini aku sudah lelah dengan Yeosang. Jadi aku putuskan untuk membiarkannya menceritakan apa yang dia inginkan.
"Oke. Oke. Silakan cerita Mr. YEOSANG!"
"Lo janji kan gak akan nangis setelah gue bilang ini?"
"Ya ya apapun itu, gue gak bakal nangis."
Yeosang tiba-tiba memegang erat tanganku. "Seonghwa selingkuh sama Yiren."
Mataku membulat. Aku sama sekali tidak percaya dengan ucapan Yeosang. "Yiren?! Gak mungkin! Lo gak usah ngarang cerita deh!"
"Kalau lo enggak percaya, gak papa sih. Intinya Seonghwa itu bukan yang terbaik buat lo. Dia cuma memanfaatkan lo. Dan gue sebagai cowok, gak tega ngeliat cewe yang disakiti pacarnya sendiri," ujar Yeosang panjang lebar.
"Asal lo tau, kemarin gue ngeliat Seonghwa sama Yiren berduaan di taman."
Air mataku mulai menetes setelah mendengar yang diucapkan oleh Yeosang. Awalnya aku tidak percaya jika seorang Park Seonghwa akan bermain-main dengan wanita lain. Tetapi, sekarang aku percaya dengan hal itu.
"Hiks... hiks... hiks... gue kira Seonghwa itu laki-laki yang ba—baik," ucapku sambil menangis.
Yeosang menatapku dengan tatapan sendunya. "Sudahlah. Lo harus sabar menerima kenyataan ini,"
"Tapi gue gak bisa, Yeosang. Lo kan tau kalo gue sayang banget sama Kak Seonghwa. Dan ngelupain dia itu gak gampang. Hikss... hikss.."
Tiba-tiba Yeosang mendekat ke arahku dan tangan lembutnya menghapusi air mataku. "Lo gak boleh nangis. Lo harus kuat,"
Yeosang melirik jam tangannya. "Udah jam empat sore nih. Gue pulang duluan ya."
Aku mengangguk pelan dan melanjutkan lagi tangisanku setelah Yeosang pergi meninggalkan cafe. Aku benar-benar tidak menyangka jika sifat asli Seonghwa ternyata sangat buruk. Jadi, selama ini Seonghwa hanya berpura-pura baik kepadaku.
Aku bangkit dari dudukku dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Mungkin karena keadaanku yang sudah seperti orang gila, banyak pengunjung cafe yang menatapku dengan aneh. Cih, aku tidak peduli.
Saat aku sudah berada di luar cafe, tiba-tiba hujan turun sangat deras. Tetapi aku tidak peduli dan membiarkan tubuhku kebasahan karena hujan ini.
Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan tubuhku melemas dan kepalaku mengalami pusing yang luar biasa.
Aku pingsan.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars ┊ Seonghwa ATEEZ
FanfictionKamu ATINY? Baca yuk (ง ͡° ³ ͡°)ว . . . started: 120419 published: 140419 finished: 270519