Sesampainya di rumah, kak Mingi bertanya kepadaku penyebab aku pingsan. Lalu aku menceritakan semuanya dengan mata berair, tentunya.
Kak Mingi kemudian membawaku ke dalam pelukannya. "Jangan nangis lagi. Lupakan laki-laki brengsek itu. Kakak nyesel udah nganggep dia sahabat."
Entah kenapa saat di rumah sakit aku bisa melupakan kak Seonghwa. Sedangkan saat di rumah aku teringat dia lagi. Mungkin terlalu banyak kenangan yang kami buat di sini.
"Seola,"
Aku menoleh ke kak Mingi.
"Tadi Seonghwa ngechat aku. Katanya dia udah sampai di Indonesia. Tapi chatnya aku read aja."
Aku tersenyum sinis. "Baguslah kak. Gak usah dibales chatnya."
Kak Mingi kembali menaruh HPnya di atas meja. Kemudian ia melanjutkan kegiatan menonton kartun We Bare Bears yang tayang di tv.
"Ihh itu beruang yang putih siapa ya namanya? Imut bangett. Pengen aku jadiin peliharaan!"
Aku menghembuskan nafas kasar setelah melihat kak Mingi yang bertingkah laku seperti anak kecil. "Kak, inget umur. Malu aku punya Kakak kayak gini."
"Bodo amat! Emang gue pikirin?"
Aku pun melangkahkan kaki menuju kamarku. Tetapi di tengah perjalanan, aku menghentikan langkahku karena aku mendengar suara ketukan pintu.
"Seola, buka pintunya." suruh kak Mingi. Dan dibalas anggukan olehku.
Kau tahu siapa yang datang? Ya, laki-laki brengsek itu ternyata masih berani menampakkan wajahnya di hadapanku. Tapi kali ini ia tidak sendirian. Ia ditemani dengan seorang laki-laki yang bertubuh tinggi dan berambut biru. Lagi-lagi aku harus menahan tangisanku yang hendak keluar agar tidak terlihat lemah di depannya.
"Kenapa?" tanyaku ketus.
Aku mendorongnya setelah ia hendak memelukku. Aku tidak sudi jika dipeluk oleh kak Seonghwa.
"Long time no see, Seola!"
Sepertinya doronganku belum cukup untuk membuatnya angkat kaki dari sini. Tiba-tiba kak Mingi mendekat ke arahku dengan wajah premannya.
"Mingi! Gue kangen sama lo!"
Ucapan kak Seonghwa tidak digubris sama sekali oleh kak Mingi. Kak Mingi masih menatap kak Seonghwa dengan tatapan tajamnya yang setajam silet.
"Nih gue bawain oleh-oleh baju buat lo ngi!" ujar kak Seonghwa seraya mengeluarkan beberapa baju dari tas plastik yang dibawanya tadi.
Dengan cepat kak Mingi mengembalikan baju yang diberikan Kak Seonghwa tadi. "Gak usah. Gue udah punya banyak baju dan harganya lebih mahal daripada ini."
"Rambut biru ni siapa?" tanya kak Mingi dengan lancang.
Laki-laki berambut biru itu terkekeh. "Saya? Saya kakaknya Seonghwa. Salam kenal,"
'Jadi ini toh yang namanya Jeong Yunho' batinku.
"Eh kamu pacarnya Seonghwa ya?" tanya Yunho kepadaku.
Jujur saja aku sangat malas menjawab pertanyaan seperti itu. Apakah dia tidak sadar memiliki saudara kandung yang bersifat seperti setan alas? Haha sepertinya ia tidak sadar.
"Aku bukan pacarnya Seonghwa lagi!"
Aku pun mendorong mereka berdua agar menjauh dari pintu. Kemudian aku menutup pintunya dengan kasar.
"Seola!! Buka pintunya!!"
Aku dapat mendengar kak Seonghwa sedang memanggil-manggil namaku dan ia tidak berhenti mengetuk pintunya.
Ceklek!
Kak Seonghwa berhasil masuk ke dalam karena aku lupa mengunci pintunya. Dasar bodoh.
"SEOLA!! MAKSUD KAMU APA?!"
"Harus aku jelasin lagi? Pergi sana! Silakan bersenang-senang dengan Yiren!!" bentakku.
Kak Seonghwa memperlihatkan ekspresi bingungnya. "Yiren?! Yiren siapa?!"
"Gak usah pura-pura gatau kak. Aku tau selama ini Kakak enggak cinta sama aku. Kakak cuma memanfaatkan kebaikanku kan?!"
Kak Mingi pun tidak tinggal diam. Ia langsung mendorong kak Seonghwa hingga terjatuh. "That enough Park Seonghwa! Go away! Seola gak butuh lo lagi!!!"
"Dan jangan harap lo bisa nganggep gue sahabat lagi."
"Hubungan kita cukup sampai di sini saja kak. Have a nice day with your new girlfriend!"
Setelah itu aku langsung masuk ke dalam dan melangkahkan kaki menuju kamar. Aku merebahkan diriku di kasur lalu menutup wajahku dengan bantal agar kak Mingi tidak mengetahui bahwa saat ini aku sedang menangis.
Bersambung.
Mingi ganteng bat anjer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars ┊ Seonghwa ATEEZ
FanfictionKamu ATINY? Baca yuk (ง ͡° ³ ͡°)ว . . . started: 120419 published: 140419 finished: 270519