2

3.4K 329 70
                                        

Saint bangun pada keesokan paginya. Tidurnya tidak terlalu nyenyak karena banyaknya pikiran di kepalanya yg seakan tidak mau pergi. Saint bangun terduduk sambil mengusap-ngusap mukanya dan merapikan rambutnya. Matanya memandang ke arah jendela hotel. Masih gelap. Saint mengambil telepon genggam nya dan mengecek waktu saat ini. Jam 5 subuh, pantas saja di luar masih gelap. Tapi ia tak bisa berlama-lama termenung. Pagi ini P'Pupae akan menjemputnya. Mereka akan bersama-sama berangkat menuju condominium base camp dari TEMPT.

Saint melangkahkan kakinya turun dari atas Kasur. Menuangkan segelas air dan meminumnya perlahan. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Setelah menjadi wanita, rasanya banyak sekali yg harus d siapkan Saint. Mulai dari menata rambutnya agar terlihat manis. Memakai makeup wanita agar terlihat cantik dan segar. Untung saja sebelum berangkat ke Thailand Pete sempat mengajarkan Saint cara memulas wajahnya yg seputih kapas itu. Dan yang terpenting, Saint harus menambal dada nya hingga setidaknya ia memiliki payudara seperti layaknya wanita.

Saint mandi dengan guyuran shower membasahi seluruh tubuhnya. Memijat lembut kepala dan rambutnya yg di penuhi shampoo. Dan menggosok pelan tubuhnya dengan sabun yg wangi. Setelah beres, Saint keluar dari kamar mandi. Mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yg tersedia di hotel. Mengambil sebuah buntalan yg terbuat dari busa dan melilitkan di seputar dada sehingga terbentuk benjolan seperti payudara. Memilah baju yg pantas untuk ia kenakan hari ini. Yang terakhir adalah memulas muka cantiknya dengan makeup.

Di depan kaca, sebelum memakai baju, Saint mengelus lembut luka bekas operasi yg ada di pingang kirinya. Luka itu masih tertutup perban tipis. Karena benar, belum ada 3 minggu Saint melakukan operasi tapi ia harus segera terbang ke Thailand.

Sedikit mengerang ketika tidak sengaja ia menekan bekas luka itu, lalu kembali mengusapnya.

Setelah semuanya beres, Saint merapikan semuanya. Lalu duduk manis menunggu P'Pupae menjemputnya.

Tidak berselang lama, P'Pupae pun mengetuk pintu kamar hotel, Saint segera membukanya dan senyum mengembang dari bibirnya menyambut wanita paruh baya yg sudah ia anggap ibunya sendiri itu.

"Kau sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang" ajaknya.

Saint pun mengangguk cepat dan mengikuti langkah P'Pupae keluar hotel.

.

.

.

"Waahh, apa benar kami akan tinggal disini?" Tanya Saint takjub ketika melihat sebuah condominium besar bertingkat 2 berwarna putih, dengan halaman yg sangat luas.

"Ya benar, Saint. Ayo kita masuk untuk bertemu teman-temanmu" ajak P'Pupae yg di ikuti langkah Saint.

Sampai di depan pintu masuk, sebelum P'Pupae mengambil gagang pintu, pintu itu terbuka dan menampakkan Mean serta Title.

"Selamat datang!" kata Title riang sambil membukakan pintu rumah.

"Salam Saint, P'Pae" kata Mean sambil memberikan salam yg di balas oleh Saint dan P'Pupae.

"Perth mana?" Tanya P'Pupae.

"Dia di dalam. Sedang menonton TV" jawab Mean.

"Anak itu benar-benar. Bukannya ikut menyambut Saint"

Mereka ber-4 pun masuk ke dalam rumah besar itu. Di ruang tamu, Perth sedang tidur di atas sofa dengan kedua tangannya menopang kepala sambil menonton TV. Sesekali tertawa pelan.

"Perth.." panggil P'Pupae.

Belum ada jawaban.

"Perth, aku membawa Saint kemari. Kalian harus akur ya"

BAD LIAR (PerthSaint) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang