Keesokan harinya, Perth dan Saint bangun dengan perasaan yg bahagia dan berbunga setelah aktifitas malam mereka yg pertama. Saint merasakan degupan jantungnya belum stabil setiap ia mengingat malam kemarin. Begitu juga dengan Perth. Hari ini mereka akan bertemu lagi, tapi bertemu di ruang operasi. Dimana sebentar lagi sebagian dari tubuh Perth akan ada di dalam dirinya.
Seluruh tim Dokter dan suster sudah siap untuk melakukan operasi pencangkokan ginjal untuk Saint. Perth dan Saint pun sudah bersiap-siap untuk masuk ke ruang operasi dengan menggunakan baju operasi. Ketika mata mereka bertemu untuk pertama kalinya, kedua wajah mereka pun memerah. Padahal semalam mereka melakukannya lebih dari 1x, tapi tetap, sentuhan dan rangsangan yg diberikan Perth pada Saint tidak semudah itu bisa di lupakannya.
Sebelum mulai, Saint berencana untuk bicara dulu pada Perth. Meyakinkannya sekali lagi. Jika saja Perth berubah pikiran.
"Maaf suster, apa aku bisa bicara dulu sebentar dengan Perth?" tanya Saint.
"Tentu saja boleh, silahkan" jawab suster.
"Apa lagi yang mau kau bicarakan" kata Perth geram. "Ini sudah hampir waktunya"
"Sudah cuma sebentar saja. Ikut aku"
Saint menarik tangan Perth keluar dari ruangan. Mereka berdiri berhadap-hadapan di sebuah lorong rumah sakit yg terlihat sepi di pagi hari itu. Saint lalu mengambil tangan Perth perlahan. Perth terlihat sedikit canggung dengan sikap Saint. Wajahnya kembali memerah.
"Perth" panggil Saint.
"A.-Apa?" balasnya salah tingkah.
Lalu Saint menurunkan wajahnya sedikit untuk melihat Perth dan Perth pun menaikkan wajahnya untuk melihat Saint karena memang Saint memiliki tubuh yg lebih tinggi dari Perth. Sekarang kedua mata mereka bertemu kembali. Selalu terselip kata rindu di tiap binar mata indah mereka.
Saint mengambil nafas panjang. Matanya menyiratkan kegelisahan yg mendalam. Ia sungguh tidak yakin saat ini. Hatinya sangat pesimis.
"Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu ini? Apa kau sudah memikirkan akibatnya? Karirmu? Bahkan, nyawamu? Belum terlambat untuk membatalkan operasi ini" kata Saint meyakinkan Perth.
"Kau ini bicara apa? Tentu saja aku sudah sangat yakin dengan keputusanku ini. Akibat dari ini semua, aku belum memikirkannya. Tapi aku tak peduli, selama kau hidup dan berada di sisiku, semuanya akan baik-baik saja" tegas Perth.
"Tapi, tapi aku tak punya kepercayaan diri. Aku takut, Perth. Aku takut saat di meja operasi, operasinya gagal dan kau tidak selamat. Aku akan menyesal seumur hidupku!" kata Saint ketakutan sambil memeluk tubuhnya sendiri.
"Hei, ada apa dengan mu? Kenapa malah mencemaskan keselamatanku? Seharusnya kau mencemaskan dirimu sendiri"
"Aku sudah tidak peduli lagi dengan diriku. Aku..."
Belum sempat Saint menghabiskan perkataanya, Perth langsung memeluk tubuh kurus Saint.
"Percaya saja padaku. Asal kau percaya, aku tidak akan takut menghadapi apapun. Kumohon percaya padaku" kata Perth sungguh-sungguh.
Saint pun mengangguk pelan. Lalu Perth mengendurkan pelukannya. Bibir mereka tersungging tipis setelah melakukan skinship itu. Bayangan mereka semalam kembali terbersit.
"Aku mau tanya. Apabila benar, aku tidak selamat di meja operasi, apa yang akan kau lakukan??"
"Mungkin, setelah aku sadar nanti, aku akan langsung bunuh diri untuk menemanimu di surga"
Perth pun tersenyum. "Kalau begitu aku tidak boleh mati di meja operasi"
Saint mengangguk pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIAR (PerthSaint) [END]
FanficSaint Suppappong, harus bisa menerima dan menjalani keputusan yang sudah ia ambil demi kebahagiaan orang yang dia sayangi. Saint harus bertahan meskipun pada akhirnya itu semua hanya akan menyakiti dirinya sendiri . Perth Tanapon, membenci Saint yg...