4

2.7K 295 17
                                        

Perth mendengar suara bukaan pintu dan langkah derap kaki memasuki rumah dengan terburu-buru. Pasti Saint sudah kembali dari rumah sakit, fikir Perth. Lalu ada satu langkah derap kaki lagi menyusul. Bersamaan menaiki anak tangga seperti mau menuju ke kamar Saint. Perth memutar otak, siapa kira-kira yg datang bersama Saint.

Perth mengangkat badannya untuk berdiri, keluar dari kamarnya dan melihat kea rah kamar Saint. Dengan pelan sedikit berjinjit, Perth berjalan menuju kea rah kamar Saint untuk mencari tahu siapa orang yg datang bersamanya.

Sesampainya di depan kamar Saint, pintunya tertutup rapat. Perth mendekatkan dirinya ke depan pintu, Perth berdiam diri sambil menempelkan kupingnya ke pintu kamar. Perth menunggu sebuah suara muncul agar ia bisa tahu siapa yg sedang bersama Saint sekarang.

"Saint..." Sebuah suara muncul.

Perth berfikir sejenak. Sepertinya di mengenali suara ini. "P'Pae.."

Perth bernafas lega. Ternyata hanya P'Pae. Kenapa ia penasaran sampai menguping seperti ini? Sungguh bodoh. Perth tertawa geli mengingat tingkah lakunya saat ini.

Dirinya sudah akan pergi meninggalkan meninggal pintu kamar Saint, kalau saja P'Pupae tidak mengatakan hal yg membuat Perth penasaran setengah mati. Langkahnya terhenti, membalikkan badannya kembali untuk mendengar percakapan mereka.

"Bagaimana kata dokter?" Tanya P'Pupae yang sedang berdiri di depan Saint yg tengah duduk di kasurnya.

"P'Pae tau darimana?" Tanya Saint balik.

"Kau fikir aku tidak tahu kalau hari ini kau ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaanmu?"

Saint menunduk. Meremas kertas hasil lab yg sedari tadi ada di tangannya.

"Saint, bukankah kau sudah berjanji akan mengatakan segalanya padaku?"


-mengatakan segalanya? Benar dugaanku. Mereka memiliki rahasia


Tanpa menjawab, Saint hanya memberikan kertas hasil lab kepada P'Pupae. P'Pupae perlahan mengeluarkan kertas hasil lab dari amplopnya. Membacanya seksama. Di akhir kalimat, P'Pupae hanya bisa menutup mulutnya tak percaya. Bulir air mata langsung lolos dari matanya. Tidak menyangka jika hal ini akan terjadi pula pada Saint.

"Saint... Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" P'Pupae terjatuh di depan Saint sambil menangis. Menggenggam tangan Saint dan mengelusnya lembut.

"Hidup ini kejam, P'Pae" balas Saint tak bergairah, pandangannya kosong.

"Maafkan aku Saint, ini semua salahku... seharusnya aku tidak menyetujui permintaan Pete waktu itu..." P'Pae masih menangis sejadinya.


-Pete? Kenapa P'Pae menangis?


"Tidak P'Pae, tidak ada yg bersalah. Keputusan itu adalah aku yg mengambilnya. Bukan Pete, bukan juga kau, P'Pae. Mungkin pola hidupku salah sampai aku bisa begini"

"Saint, bekerja di dunia hiburan tidak bisa lagi kau lakukan. Kau pasti akan kelelahan. Sudah aku putuskan, aku akan memutus kontrakmu dengan TEMPT, biar aku yg berbicara pada P'Chen"

"P'Pae...!" rengek Saint. "Jangan seperti itu"


-Apa?! Memutuskan kontrak dengan TEMPT?


"Tidak Saint, aku sudah tidak peduli lagi dengan drama penyamaran ini. Aku tidak ingin kau menjadi tumbal dari keegoisan perusahaan ini. Kau harus memikirkan kesehatanmu, ya? Aku mohon Saint"

BAD LIAR (PerthSaint) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang