Pagi ini harusnya menjadi pagi yang cukup cerah untuk aurel. Namun beberapa dering telpon yang masuk, Cukup mengganggu waktu tidurnya.
Siapa yang menelpon pagi-pagi begini?! -batin Aurel.
Aurel pun mengangkat telponnya.
"Hall-" sapaan Aurel terpotong karna suara disebrang sana langsung berbicara.
"Hai, Aurel. Lo inget gua gak?" Tanyanya,
"Siapa?" Tanya balik Aurel.
"Serius! Lu ga inget gue?" protesnya.
"Siapa sih lo!?" Tanyanya kesal. Siapa yang tidak kesal ketika ada yang menggangu seseorang tidur?.
"Hhaha..Santaaii..," sahutnya.
"Ga usah basa basi!, Cepet! Apa mau lo?"
"Mau damai!! Haha." Jawabnya disertai tawa.
"Lo siapa sih?" Tanya Aurel masih penasaran siapa orang itu.
"Gua Alan, gua mau minta maaf soal semalem di caffe, tapi terserah kalo lu gak mau-" jawabnya. Tapi telpon itu langsung putus sepihak.
Aurel merasa dia pernah mendengar nama Alan.
Aurel tersenyum miris karna tau, bahwa Alan yang menelphone nya adalah Alan yang semalam bertemu dengannya.
-LineChat.
||Tidak dikenal-
Jangan lupa nama gua Alan
Happy Sunday
Jangan lupa jawab chat gua, oke?.Makhluk ini dapat dari mana nomornya?. Itulah yang ditanyakan Aurel sedari tadi, dia langsung membuka RoomChat dia dengan Salma lalu beralih ke Nissa dan menanyakan hal yang sama pada keduanya. Nissa menjawab dengan cepat kali ini,
||Nissa
Kagak!, Alan yang semalem?, Gua cuma ngobrol terus pulang bareng salma, kenapa emang??
Tidak mungkin juga Nissa, walaupun otak Nissa sudah hilang setengah, tapi dia bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan laki-laki apalagi baru kenal. Pesan Nissa tadi tak dibalas apapun oleh aurel, lebih tepatnya 'hanya di read'. Beberapa menit kemudian jawaban salma muncul di layar notifikasi handphonenya.
||Salma
Eh?Alan? Iya gua yang kasih, semalem dia maksa.
Kalo dia ganggu blokir aja.
Sorry ya.. hehe.Sudah di tebak!!. Pasti Salma, siapa lagi?.
||Aurel
Nama panjang lo siapa?
||Tidak dikenal-
Alan angkasa.
Lu bales lineChat gua cuma mau nanya nama panjang gua?.||Aurel
Kepo.
||Alan
Buat apaan nama panjang gw?
Curiga nih gw, wkwk||Aurel
Buat gw bawa ke mbah dukun .
||Alan
Ternyata, diam² lu ada rasa yaa.. Sama gw
Sampe pengen melet gw segala.||Aurel
ih. Geer lo.
Aurel pikir chat dia dengan Alan berakhir detik ini. Aurel memutuskan untuk memejamkan matanya lagi, tapi ternyata banyak notif chat yang masuk, dia refleks membuka lineChat dan masuk ke roomChat paling atas, sudah di yakini, pasti Alan.
||Aurel
BERISIK!. (1)
||Papah
BERANI KAMU SAMA PAPAH?!
Gemetaran!! Gak ada kata lain selain itu yang menggambarkan diri Aurel saat ini. Salah kirim pesan!!!. Aurel juga baru tau kalo papahnya mengirimkan pesan. Aurel kira hanya notif dari Alan saja.
||Aurel
Eh? Maaf pah.. aku tadi mau kirim ke temen, eh malah ke papah.. (1)
||Papah
Ngaco kamu!, Kebanyakan tidur sih.
Sampein salam papah sama Aldi, bilang ke dia kalo papah sama mamah semalem langsung balik kerja lagi, gak bisa dirumah deh.||Aurel
Iya pah.. nanti Lia sampein. (1)
Aldi juga sih, udah disuruh pulang padahal.||Papah
Kayak kamu gatau Aldi aja.
Oke makasih ya, lia.
Oh iya,
Nanti papah hubungi temen papah, dokter psikiater . Kamu harus di periksa, masa pagi-pagi udah ngaco gini!
Paling besok dokternya ke rumah. Kamu siap-siap ya, nanti papah kabarin Robert.||Aurel
Lahh pahhh??, Aku gak gila!!.
||Papah
Maling aja gak mau ngaku maling, apalagi orang gila, mana mau ngaku gila.
||Aurel
Papah ngira aku beneran gila??
||Papah
Udah ya, mamah kamu udah nunggu papah, kamu sama yang lain baik baik, bye sayang...
Shitt!! Papah gila! -batin Aurel. Lalu dia langsung membuka roomChat Alan.
||Aurel
Taik Lo!.
||Alan
Lhoo?kenapa?
||Aurel
Ngapain ngespam sih?!
||Alan
Biar lo ga tidur lagi lah:D
||Aurel
Ngeselin lo!
Belum sempat sepenuhnya kesal Aurel hilang, kini Robert sudah membuka pintu kamarnya dengan tatapan muka khawatir.
"Kenapa sih bang?" Tanya Aurel, setelah melihat wajah Robert yang khawatir.
"Kata papah, Lo gila?, Lo beneran gila?" Tanya Robert to the point. Sedangkan Aurel hanya tertawa terbahak-bahak membuat Robert semakin waspada pada Aurel,
"Lo beneran gila" Lirih Robert."Jadi Lo anggap gua juga gila?" Tanya Aurel tak percaya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Bener kata papah!, Orang gila mana mau ngaku gila." Jawab Robert sambil menggelengkan kepalanya.
"Dih bang!!, Gua gak gila. Apaansih lho!." Protes Aurel.
"Coba jelasin ke gua. Kenapa papah bisa bilang kalo lu gila?" Suruh Robert, dan Aurel pun menceritakan semuanya. Robert yang mendengarnya hanya tertawa tak percaya.
"Jadi Alan? Musuh lo atau pacar lo?" Tanya Robert, jelas jawabannya adalah yang pertama.
"Musuh!." Ketus Aurel.
"Awas. jangan terlalu benci, nanti kalo suka repot." Sindir Robert lalu tertawa meninggalkan Aurel yang masih kesel pada Alan, papahnya, dan Robert.
**Bersambung**
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN [End]
Teen Fiction"Membuat kenyamanan baru sama seperti membuat rumah baru. Pada akhirnya sejauh apapun kita pergi maka kita akan pulang ke rumah yang paling nyaman." Alan dan Aurel apakah mereka pantas untuk bersatu? Untuk berada di pelaminan berdua? Setelah adanya...