Tepat pagi ini Aurel sudah terkena Omelan dari mamahnya. Bangun siang, itulah masalahnya.
Setelah kumpul bersama keluarga, Aurel langsung membuka handphone dan membalas pesan Alan, dia tak membiarkan Aurel tidur, bahkan mengancam akan datang jika Aurel mengabaikannya.
Aurel jalan melewati lorong kelas dengan otak yang masih ada di kasur, dia masih mengantuk.
Dikelas sangat sepi. Banyak yang menonton anak paskibra yang sedang latihan, karna ini adalah hari-hari mereka sangat sibuk untuk mempersiapkan lomba.
Aurel menaruh tasnya di atas meja, dan langsung menenggelamkan kepalanya di tas, tak lupa dia berharap agar Alan tidak mengganggunya, bahkan Aurel berharap tidak bertemu Alan hari ini.
Bagaimana pun harapan itu tak akan terwujud karena Alan adalah teman sebangkunya.
Alan datang dan menyenggol lengan Aurel dengan pelan. Gadis itu tak kunjung bangun. Ia masih nyenyak di alam mimpinya.
Galih menghampiri alan. Mereka berbincang banyak . sampai akhirnya aurel terbangun karna suara mereka.
"Udah bangun lo?" Tanya alan pada Aurel. Sedangkan galih langsung bergegas pergi karna tau dua insan ini butuh waktu berdua.
"Hmm" erang Aurel masih setengah sadar.
"Lu tau gak? Tadi tuh kan gua liat latihan paskibra, rame banget, untung gua tinggi, jadi gua bisa liat dengan baik dan benar." Cerita alan dengan bangga.
Aurel hanya berdeham pelan, menjawab cowok yang sedang bercerita itu.
"Tadi gua juga ngeliat cewe cantik, emang ya.. Paskibra ceweknya cantik-cantik" sambung Alan.
"Hmm" lagi-lagi Aurel hanya membalas dengan dehaman.
"Tadi malem lu kemana? Tidur? Kan udah gua bilang jangan tidur duluan!." Omel alan. Kini Aurel mantap Alan dengan tatapan sinis.
"Terus lu kenapa? Gak semangat banget sih?, Gara-gara siapa! Bilang ke gua?!" Titah Alan.
"Gara-gara Lo!!" Ketus Aurel.
"Kok gua?" Semangat Alan yang muncul beberapa detik lalu hilang seketika.
"Dasar cakep tapi gak punya otak!." Cibir Aurel.
"Jadi, lo mengakui kalo gw cakep??" Ulang Alan.
"Serah lo." Aurel mengalah karna dia masih ngantuk.
"Lho, nyerah?" Tanya Alan memastikan, tidak seperti Aurel biasanya.
"NGALAH!" ketus Aurel dengan penuh penekanan di setiap kata.
"Tapi gua anggap nyerah!." Bantah Alan.
"Ya" jawab Aurel singkat.
Tiba-tiba Olla Dateng dengan membawa selembar kertas, Alan langsung diam melihat Olla.
"Lia, ini ada soal latihan dari bu dewi, katanya ini dia bikin sesuai sama materi yang bakal kita ikutin, gua udah fotocopy kok, ini tinggal lu isi." Jelas Olla, sebisa mungkin Aurel menangkap maksud Olla tapi hanya beberapa yang ia tangkap, lalu mengambil kertas itu.
"Oke," jawab aurel.
"Kalian makin deket ya?" Goda Olla.
"Iya dong!, Gua kan ganteng, jadi dia luluh sama gua" ucap Alan dengan percaya diri, lalu tertawa setelahnya, begitupun Olla.
"Lia, nanti bang Robert mau kesini." Sahut Olla, hanya itu yang Aurel tangkap selebihnya dia sangat mengantuk.
"Ngapain?" Tanya Aurel.
"Gak tau." Jawab olla sambil mengedikan bahunya.
"Iya." Jawabnya singkat."Lia, gua istirahat bareng lu ya." Sahut Alan, tak mungkin salah itu adalah suara alan.
"Hmm." Deham Aurel.
Guru jam pelajaran pertama absen, diganti dengan jam kedua, lalu istirahat.
Alan benar benar mengajak Aurel keluar untuk istirahat, tadinya dia ingin istirahat barsama sahabatnya, tapi Alan malah memarahi Aurel karna melanggar ucapan.
Aurel meminta tolong pada Olla agar Alan melepaskannya, tapi Olla hanya diam dan tertawa kecil.
"Tadi Lo udah bilang 'iya' sama Alan." Itulah yang Olla ucapkan.
.
."Ngeliatinnya biasa aja dong mba.." sahut Alan memergoki Aurel yang sedang memandangnya.
"Kepedean lu!." Sarkas Aurel.
Tiba tiba ada seorang cowok yang duduk di samping Alan, seketika kata-kata Olla terngiang di kepalanya.
"Siapa Lo?" Ketus Alan pada Robert.
"Yang harusnya nanya gua dong." Bantah Robert.
"Ah iya. gua Alan angkasa, cowok paling ganteng disekolah ini." Jawab Alan dengan pedenya. Robert tertawa karena cara pengenalan diri Alan.
"Gua Robert, kakaknya 'dia'." Sahut Robert sambil menunjuk Aurel dengan telunjuknya.
"Eh bang, maap kalo gua gak sopan.." sahut Alan dengan nada lembut.
"Santai..." Jawab bang Robert, "Lo pacaranya lia kan?" Tanya Robert.
"Bu-" jawaban Aurel terpotong oleh ucapan Alan.
"Otewe bang..." Jawab Alan dengan senyum yang merekah.
"Oke, gua doain.." sahut bang Robert lalu tertawa bersama, membuat mood Aurel hilang.
"Lo ngapain ke sini sih bang?" Tanya Aurel dengan ketus.
"Gak suka banget Lo, gua ganggu" Cibir Robert, lalu tertawa "gua alumni sini kalo lu lupa." Kata Robert membuat Aurel mengkerutkan dahinya.
"Terus?" Tanya Aurel, penjelasan kakaknya masih kurang jelas baginya.
"Mau silaturahmi lah, sekalian mau ketemu adek gua yang gemesin!!" Sahut Robert sambil mencubit pipi Aurel, lalu berpamitan untuk pergi. katanya ingin pulang, tapi Aurel yakin kalo kakaknya itu pasti ingin bertemu Olla.
Alan melanjutkan makannya, Aurel kembali melakukan aktivitasnya-memandang Alan.
"Rel, Lo suka sama Satya?" Tanya alan, dibalas anggukan oleh Aurel.
"Lu tau?, Semalem gua bilang ke Satya kalo lu suka sama dia." Ujar Alan tanpa dosa, sedangkan Aurel mulai tertawa lalu tawaannya semakin membara.
"Lo kenapa?" Tanya alan mulai terheran.
"Lo gila?, Haha. iya gua suka sama Satya, bukan suka gitu yang gua maksud, haha." Jawab Aurel dengan tawa yang masih tidak terkontrol.
"Maksud gua tuh, suka karna dia ganteng, dia cakep, dia juga rapih, gua juga tau kalo dia pinter. Nah maksud gua suka itu, suka sebagai arti kalo gua kagum sama Satya." Lanjut Aurel sambil meredakan tawanya.
Alan yang mendengar penjelasan Aurel langsung bergumam apa bener? malem itu gua cemburu? -batin Alan.
Bersambung ..
!!Thanks for u comment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN [End]
Teen Fiction"Membuat kenyamanan baru sama seperti membuat rumah baru. Pada akhirnya sejauh apapun kita pergi maka kita akan pulang ke rumah yang paling nyaman." Alan dan Aurel apakah mereka pantas untuk bersatu? Untuk berada di pelaminan berdua? Setelah adanya...