sepuluh

2.8K 246 9
                                    

Haloo....author ucapkan terimakasih banyak buat yang setia menanti kelanjutan kisah lady Alice...maaf kemarin pending selama bulan puasa dan lebaran ^^
Oya,author mau ucapin mohon maaf lahir&batin yahh...

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentnya,happy reading! ;):)
.
.
.
Malam itu Lady Helen, James , Alan dan juga Alice sedang duduk bersama di meja makan sembari menikmati hidangan makan malam yang tersedia.

Meskipun menu yang disajikan tampaknya cukup menggiurkan,namun James sedang tidak berselera makan malam itu. Ia hanya menghabiskan segelas sari jeruk dan beberapa suap sup daging.

"Maaf, aku selesai terlebih dahulu. Ada beberapa dokumen penting yang harus aku urus. Alan, nanti mampirlah sebentar ke ruang kerjaku. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan. Aku permisi",ujar James dengan terburu-buru.

Lady Helen dan Alice hanya saling berpandangan. Alice tak terlalu memusingkan hal itu, justru Lady Helen yang merasa gusar.
"Meskipun sibuk,kuharap dia tetap menjaga kesehatannya. Selera makannya sedang kurang bagus akhir-akhir ini",gumam Lady Helen.

Alice hanya mengangguk tanda setuju. "Nanti coba akan aku tanyakan kepadanya ,Mam",sahut Alice.

"Oya,jangan lupa kau suruh Lizzie menyiapkan kopermu. Besok kita akan menginap di acara pesta pedesaan Lady Gloria selama dua malam",ujar Lady Helen mengingatkan Alice."Kurasa James tak akan keberatan,itu hanya dua malam",lirik Lady Helen kepada Alice.

Alice hanya mengangguk tanpa bersemangat."James sudah mengatakan padaku agar aku pergi menemanimu,Ma. Itu tampaknya akan baik untuk pergaulan sosialku",lanjut Alice kemudian.

"Sebenarnya aku ingin James juga ikut. Bukankah seharusnya ini bisa menjadi penampilan perdana kami sebagai pasangan suami-istri di muka umum? Tapi sepertinya dia sedang ada tugas penting ",ujar Alice dengan nada kecewa yang cukup kentara.

Lady Helen hanya mendesah letih. "Sejak dulu James memang kurang suka pada acara pesta, sayangku. Kau tahu, selama ini  mama lah yang memaksa dia untuk menghadiri undangan-undangan itu. Kau mungkin kini yang harus menggantikan peranku itu ,sayang",jelas Lady Helen pada Alice dengan nada prihatin.

Alice hanya tersenyum masam menanggapi penjelasan Lady Helen itu. Ia sebenarnya ingin sekali meringis,namun keinginan itu segera dialihkannya dengan mengambil sebutir buah anggur lalu memakannya.

Alan yang semenjak tadi diam kini ikut ambil bagian dalam obrolan mereka. "Sudahlah Mam, kan masih ada aku yang dengan senang hati dan setia menemanimu ke acara-acara itu. Anakmu kan bukan hanya dia,lihatlah aku juga, Ma",sela Alan dengan mimik wajah  terluka seolah ia anak yang terlupakan oleh ibunya.

Lady Helen mau tak mau akhirnya terkekeh geli. "Kalian memang berbeda, akupun yang melahirkan juga merasa heran".
.
.
.
"Kau mau brandy?",tawar James kepada Alan. Mereka berdua kini tengah duduk berhadap-hadapan di sofa dalam ruangan pribadi James.

"Tidak,aku sedang tidak ingin minum",jawab Alan dengan nada ketus."Aku tahu, kau sebenarnya tidak ingin Alice ikut ke acara pesta Lady Gloria kan? Jujur saja James,kenapa kau mempersulit dirimu dengan berpura-pura setuju pada ide mama mengajak Alice turut serta. Kau bisa beralasan bahwa kalian masih pengantin baru. Pintar-pintar kau saja lah dalam mencari alasan",gerutu Alan yang merasa sedikit kesal  kepada James.

"Itu hanya dua malam saja. Mana mungkin tidak aku ijinkan. Memangnya aku ini pria yang sedang kasmaran lalu menjadi posesif ?! Kau jangan membuatku malu",elak James.

Alan hanya mencebikkan bibir,"Ya ,terserah jika itu keputusanmu. Tapi aku harap kau berlapang dada jika istrimu menginap di kediaman Lionel,'kawan lama' kita",sindir Alan pada kakaknya dengan nada pelan penuh penekanan.

James hanya mendesah. "Semua akan baik-baik saja. Itu tidak masalah untukku".

"Dengar James,Alice memang tidak akan apa-apa. Dia akan baik-baik saja dan mungkin menikmati pesta itu.Yang bermasalah di sini adalah kau. Kalau aku jadi kau,aku masih punya harga diri untuk tidak membiarkan istriku tidur di kediaman laki-laki yang...",Alan tak sempat menyelesaikan ucapannya karena James sudah menyela terlebih dahulu.

"Cukup Alan!! Kau tak perlu mengingatkanku",tukas James memotong ucapan Alan.

"Alice adalah Alice. Dia istriku. Aku lebih mengerti dia daripada kau".

Suasana hening untuk beberapa saat.

"Maaf..aku hanya ingin kau membantuku menjaga rahasia masa lalu yang terjadi antara aku dan Lionel dari telinga Alice. Aku mengandalkanmu untuk itu",lanjut James kemudian.

"Aku akan berusaha, tapi aku tidak janji. Situasi yang sulit kadang bisa saja terjadi. Dan ketika itu ternyata yang nanti terjadi, kau sendiri yang memikul akibatnya. Pada saat itu terjadi,aku akan berlepas diri",tukas Alan dengan sengit.

"Tidak akan pernah terjadi",ucap James dengan dingin.

"Aku rasa itulah sebabnya mengapa Ratu menyukaimu, kau selalu yakin dengan dirimu sendiri. Tapi maaf, dalam hal ini aku tak mengerti suami macam apa yang miskin rasa cemburu kepada istrinya. Selamat malam,James. Kurasa pembicaraan kita sudah cukup.Aku masih ada urusan".

"Oya satu lagi,mau sampai kapan kau akan melupakan wanita itu? Jika wanita itu sudah tak berarti lagi bagimu,itu artinya cerita masa lalu kalian juga sudah tidak penting. Dengar James,Alice lebih berhak untuk mendapatkan tempat di hatimu,karena dia adalah istrimu sekarang" Alan berkata sembari memunggungi James.

James hanya terdiam mematung mendengar ucapan Alan barusan.

Alan sudah akan membuka kenop pintu ketika James berkata dengan suara sedikit bergetar ,
" Kau tak perlu mencampuri urusan pribadiku,Alan. Dan terimakasih atas kepedulianmu".

Alan hanya membalas perkataan James dengan mengendikkan bahu lalu segera berlalu dari ruang kerja James.

========

Ada yang ngefans dgn Alan gak ni? Yuhuu..

My LADY, ALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang