"Sayang!"
"Eh?"
Tepukan lembut di bahu gadis itu berhasil menarik kesadarannya kembali pada realita. Manik jernihnya kini terarah pada sang pelaku. Menatap bingung sekaligus terkejut akan kehadiran sosok yang telah mengacaukan benaknya sejak kemarin sore.
"Capek, ya?"
"Enggak kok."
Seperti biasa cowok itu selalu menampilkan senyum terbaiknya, senyum sumringah nan menenangkan. Namun, kali ini senyum Satriya tak mampu membiaskan rasa tenang dalam hati Oliv. Gadis itu masih setia dengan segala tanya, kecewa dan keraguannya.
"Satriya!"
"Iya?"
"Nanti...kamu ada latihan basket lagi?"
Cowok itu merubah ekspresi wajahnya menjadi tampak penuh sesal lantas mengangguk mengiyakan pertanyaan sang kekasih.
"Emang... Pertandingannya udah deket, ya?"
"Ya, gitu deh."
"Oh!"
"Maaf, ya! Aku jadi nggak bisa nganterin kamu pulang."
"Nggak apa-apa."
Setelah menanyakan hal itu Oliv kembali diam dan memilih menyibukkan diri dengan kameranya. Untuk kali ini saja Oliv merasa perlu menuruti egonya yang sedang enggan berinteraksi dengan Satriya.
Kegelisahan yang mendominasi hatinya membuat Oliv makin tak nyaman jika harus berhadapan dengan Satriya. Ia yakin ia tak akan bisa menyembunyikan perasaannya di depan Satriya.
"Dan, sini!"
Oliv terus berusaha menyibukkan diri dan mengabaikan Satriya. Gadis itu bahkan lebih memilih berbicara dengan Dannis.
Sikap Oliv tentu membuat Satriya heran. Benaknya dipenuhi tanya tentang perubahan sikap kekasihnya.
"Oliv, kenapa sih?"~Satriya.
"Kenapa, Liv?"
"File yang ini jangan lupa dipindah ke USB. Pilih yang resolusinya bagus."
"Siap bos!"
*****
"Terimakasih untuk kesediaannya hari ini! Tetap jaga kesehatan karena kita masih punya dua hari lagi!"
"Siap bos!"
Akhirnya hari pertama pameran sekolah berakhir dengan lancar. Seluruh anggota berkumpul di basecamp untuk sedikit mengobati penat.
Dan sekarang satu persatu dari mereka mulai meninggalkan basecamp. Tersisa beberapa anggota termasuk Dannis, Enggi dan Oliv.
Dannis dan Enggi sibuk memindahkan beberapa file ke dalam laptop Enggi sementara Oliv sibuk dengan ponsel dan kemelut hatinya.
Benaknya kembali teringat akan pernyataan Satriya. Latihan basket? Oliv mulai tak percaya dan kembali di dera gelisah. Hatinya merasakan kecewa yang amat dalam. Memikirkan tentang kemungkinan Satriya berbohong hingga berkhianat padanya.
"Apa gue harus nanya Aldo lagi?"
"Woy!"
Mata Oliv mengerjap terkejut saat Enggi melempari wajahnya dengan botol air mineral yang telah kosong.
"Elo kenapa, sih? Bengong aja."
"Nggak apa-apa."
"Serius? Terus kenapa muka lo horor gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
From Jurnalism to Love
Teen FictionAku pikir kamu istimewa, karena kamu nggak suka aku.