Prologue

44 6 1
                                    

-----------------------------------------------------------------
''''''''''''''

Kutulis surat yang begitu panjang
Bersama alunan melodi runyam
Suaramu menyelinap kedalam malam
Rendah dan ku tenggelam

Rintih lukamu terdengar
Memintaku untuk datang
Padahal ragamu sudah hilang

Hujan
Deras
Menukar ketakutan
Mengirim rindu
Yang tak pernah sekalipun terbalaskan

Bahkan fajar ikut menunggu bersamaku
Menanti malam pergi
Senja pun membatu
Menanti dingin datang
Dan lenyap
.
.
.
.
.
.
.
.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu itu berusaha mengalahkan suara detak jantung yang tak bisa tertahan. Padahal sudah berkali kali melakukan hal ini. Tapi, rasanya masih sama dan akan selalu sama. Menunggu seseorang membuka pintu itu.
Menghentak hentakkan kaki gemas.

"permisi"

Kata itu keluar karna sudah tak sabar menunggu pintu itu terbuka. Disusul suara kunci kenop memutar pelan. Menampilkan seorang laki laki yang masih menggunakan seragam sekolah.

"mau mengambil pesanan"

Gadis itu berkata seadanya. Ya karna itu memang tujuannya. Bibirnya tersenyum manis. Mencoba terlihat biasa saja saat laki laki di depannya tersenyum paham dengan ucapan gadis itu.

Lelaki berbadan tegap itu kembali masuk untuk melakukan permintaan gadis tadi. Dan sedetiknya gadis itu sudah mengipas ngipasi badannya tak sabar. Ternyata ia sudah kepanasan sendiri daritadi. Tubuhnya seakan di bakar saat itu juga. Raganya tak terima memiliki perasaan ini. Sungguh menyiksa, tapi ia menyukainya.

"maaf lama, pesanan punya kamu ketutupan yang lain"

"gapapa kok, makasih ya" ucap gadis itu sudah bersikap biasa lagi.

.
.
.
.
.
.
.

Brak

.
.
.
.
.
.
.

Hiruk pikuk. Orang orang sibuk berlarian. Tapi nyatanya telinga gadis ini hanya mendengar satu suara. Suara dengung menyesakkan dada. Membuat telinganya  sakit seketika. Gendang telinga gadis itu menolak mendengar apapun saat itu.

Apapun itu

Kenapa?

Semuanya terasa menyesakkan. Arti sebuah kehilangan baru gadis ini mengerti detik sebelum semuanya menggelap. Begitu putus asa dirinya untuk kuat menghadapi kenyataan. Gadis itu belum siap. Belum untuk Lee Min ah.

20.13

P.A

Selamat membaca :v







ALTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang