Sembilan

6 1 0
                                    

Waktu yang akan tetap berjalan
---------------------------------------------------------------

Sama saja. Mau sebanyak apapun perubahan yang Min ah buat. Mau sebanyak apapun kalimat dalam skenario tuhan yang dia elak. Kata 'pergi' masih tetap tak bisa dia hapus dengan benar. Sudah banyak ketakutan yang ia pertaruhkan untuk sampai di tempat ini lagi. Tempat dimana ia menerima pesan dari ibunya untuk mengambil pesanan di rumah Han seo.

"jadi disini semuanya dimulai"

Gumaman dari Hanseo membuat rasa sesak kembali hadir di relung hati Min ah. Sebenarnya siapa yang mau menghadapi kematian disini. Kenapa Han seo tidak merasa takut sama sekali?

"jangan bicara seperti itu"

Lelaki yang masih belum menampakkan ketakutan itu menoleh. Tersenyum singkat melihat Min ah yang begitu manis baginya. Bahkan disaat dia ketakutan bukan main seperti itu, Han seo masih saja melihat Min ah yang sangat manis.

"kau mendapat pesan di sini?"

"iya" Balasan tak bertenaga dari Min ah mampu membuat Han seo terkekeh geli. Membuat sang gadis semakin kesal. Kenapa sih Han seo ini malah bertingkah seperti itu? "jangan tertawa"

"maaf maaf. Kau lucu sih"

"tidak ada yang lucu sekarang"

Lelaki itu segera meredakan tawanya. Sepertinya ini benar bukan waktu yang tepat untuk bercanda. Lalu setelahnya mereka sama sama diam. Dengan Han seo yang setia mengamati wajah khawatir Min ah dan sang gadis yang berkali kali mengecek ponselnya. Sekarang mengamati Min ah menjadi hobi barunya. Mengamati dengan hati untuk pertama kali dan terakhir mungkin.

"aku bersumpah tuhan sangat menyayangiku"

"hm?"

"bagaimana dia bisa memberiku hadiah kenangan seindah ini sebelum aku mati?"

Entah itu pujian atau kata perpisahan yang menyedihkan. Min ah tak bereaksi apapun sekarang. Dia sudah lelah dengan semuanya. Han seo, laki laki tampan itu. Min ah tak ingin dia pergi. Yang bisa ia berikan sekarang hanya sebuah pelukan tak kuat. Dia benar benar lelah sekarang.

Han seo menerima itu dengan tulus. Tangannya mengusap kepala Min ah dengan sayang. Agar gadis itu bisa lebih tenang.

"kau tau, aku menunggumu waktu itu"

"kau ingat pernah mengulangi ini?" Sedikit membingungkan memang. Min ah tidak begitu paham kemana arah kata 'waktu itu'. Tapi, dia hanya bisa menyimpulkan waktu itu malam dimana Han seo akan pergi.

"tidak"

"lalu?"

"aku hanya menebak. Waktu itu aku pasti sedang menunggu pacarku ini pulang dari kegiatan lesnya. Tapi saat itu aku masih jomblo. Kalau sekarang tidak usah menunggu karna habis kencan"

"hey" pukulan kecil Min ah daratkan ke dada bidang Han seo. Dia benar benar malu. Sedangkan laki laki itu malah tergelak lagi. "dasar gombal"

"sama pacar sendiri tidak apa apa"

"oh begitu hm? Tidak apa apa?"

ALTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang