Empat

17 2 0
                                    

I love you more than tomorrow
-------------------------------------------------------------

"benar benar tidur?"

Min ah berdiri sedikit panik. Berkali kali ia menoleh ke dalam. Memastikan bahwa tak ada orang yang melihat mereka di dekat gerbang sekarang. Sedangkan laki laki yang dia ajak untuk membolos itu sedang memeriksa satpam yang agaknya lelah di hari yang panas ini. Lelaki tampan itu memastikan bahwa satpam itu benar benar tertidur pulas.

"ikut aku" suruh Han seo dan Min ah menurutinya dengan lugu.

Kedua insan itu segera pergi ke arah gerbang. Menyelinap agar tak mengusik satpam yang sedang bermimpi dengan tentram. Beruntung sekali mereka hari ini. Gerbang tidak di kunci. Hanya tertutup saja, jadinya mereka hanya harus membuka gerbang besi berat itu sebelum keluar.

Kriettt

Sedikit kaget karna gerbang itu berbunyi saat mereka mencoba membukanya. Min ah refleks melihat ke arah pos yang pintunya terbuka. Memastikan satpam itu tidak bangun karna mendengar suara gaduh tadi. Pelan pelan Han seo mencoba membuka gerbang itu lagi. Walau bunyi bunyi nyaring kecil semoat terdengar lagi karna usia gerbang itu sudah tua. Dan Min ah tetap stand by memastikan keadaan di dalam pos satpam.

Hingga Han seo berhasil membuka sedikit gerbang itu. Celahnya bisa muat untuk satu orang lewat, jadi Han seo mengisyaratkan agar Min ah keluar lebih dulu. Tak banyak bertanya segera Min ah keluar ke sisi lain gerbang lebih dulu. Sedangkan Han seo menahan agar gerbang itu tak menutup. Kemudian dirinya segera menyusul sambil menutup gerbang pelan pelan.

Gerakannya sungguh hati hati seolah menganggap gerbang itu rapuh. Ya, walau memang benar benar rapuh. Namun di detik gerbang itu akan rapat, Han seo malah melepas tangannya yang sedari tadi menahan gerbang itu. Hingga suara tubrukan antar besi gerbang menyeruak. Membuat Han seo dan Min ah kaget bukan main. Bisa di tebak, satpam di dalam juga pasti kaget.

Segera Han seo menarik Min ah bersamanya untuk bersembunyi di balik tembok setinggi pinggang orang dewasa di samping gerbang. Ingatkan Min ah untuk bernafas. Dengan jarak sedekat ini bisa di bilang Han seo hampir memeluknya. Tubuh mungil Min ah yang sudah menempel sempurna pada dinding tembok dan di depannya sudah ada tampilan seorang Han seo yang mengurungnya. Wajahnya tepat berhadapan dengan dada bidang Han seo. Untung bukan wajah Han seo. Jika, seperti itu bisa pingsan di tempat Min ah saat itu juga.

"nggak ada orang. Tapi kok brisik banget tadi ya" gumaman satpam itu sedikit terdengar. Membuat Han seo sedikit mendongakkan kepalanya guna melihat keadaan.

Tidakkah laki laki merasa aneh dengan posisi ini. Kalau begini, Min ah yang dirugikan. Karna, dirinya bisa bisa pingsan karna lama tak bernafas. Tak bisa di tahan lagi. Segera saat raut Han seo menunjukkan kelegaan, Min ah mendorong pelan Han seo yang ada di depannya. Ia mengerjap ke lain arah agar bisa menghindari kecanggungan di antara mereka.

"ah, maaf" lelaki itu membuat jarak tambahan dengan memundurkan badannya.

Min ah hanya menggaruk tengkuknya tak gatal sambil memalingkan wajah agar sebagian wajahnya tertutup rambut. Ia tak mau Han seo melihat dirinya yang sudah kepanasan. Pipinya pasti sudah mereh seperti kepiting rebus.

"apa sudah aman?"

"iya"

"em, kalau begitu ayo segera pergi"

ALTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang