Dua

23 2 0
                                    

Kesempatan itu tidak datang dua kali
--------------------------------------------------------------

Cahaya masuk melewati jendela. Memaksa untuk memberikan sedikit kehangatan di dalam ruangan ini. Jendela jendela besar yang terpasang sungguh memperlihatkan pemandangan pohon pohon rindang di luar sana. Juga langit cerah yang mengelilinginya. Ruangan ini terletak di lantai dua. Begitulah yang membuat para burung yang bertengger di batang pohon terlihat dari dalam sini.

Ruangan yang tenang, damai dan memang sudah seharusnya seperti itu. Min ah benar benar menemani Ka eun untuk melihat pangerannya. Tentunya ia perlu menjalankan misinya. Ini pukul 10 pagi dan masih ada sisa kira kira 11 jam sebelum hal paling buruk di mimpinya terjadi. Min ah harus keluar.

"Eun-na, aku ke kamar mandi ya?"

"perlu ku temani?"

"tidak"

Ka eun hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatannya mengamati sang pangeran. Buru buru Min ah keluar dari perpustakaan. Bukan toilet tujuannya. Dia harus mencari Han seo. Hingga langkah larinya membawa tubuh itu ke depan kelas bertuliskan 11-7. Itu kelas Han seo. Ramai ternyata. Sepertinya kelas ini juga mendapat jam kosong.

"apa Han seo di dalem?" ucap Min ah mencegah seseorang yang baru keluar dari kelas.

"ya.." ucap lelaki itu dengan tatapan heran.

"bisa tolong panggil kan?"

"oke.. Yak, Han seo ada yang nyari nih!?" koarnya sambil melongok ke dalam kelas sebentar. Kemudian dia melihat lagi ke arah Min ah dengan tatapan yang seolah berkata 'dia anak mana?'

Hingga lelaki itu segera beranjak pergi saat mendapati Han seo yang keluar dan sudah berdiri di depan Min ah. Jangan tanyakan bagaimana keadaan Min ah. Jantungnya berdetak sangat cepat. Lelaki itu di depannya sekarang dan ini bukan mimpi.

"Min ah-ya? Kenapa mencariku?"

Suara itu langsung menyadarkan Min ah. Buru buru ia membuat alasan. Dengan cepat dia berkata.

"aku mau makan"

Konyol

Han seo yang mendengar itu sedikit menaikan alisnya satu. Bingung sendiri. Sedangkan Min ah mengerutuki dirinya dalam hati. Bisa bisanya dia mengatakan itu.

"em itu.., bisa kau temani aku?"

Han seo diam, belum menjawab. Hingga pada hitungan ke 5, lelaki itu mengangguk ragu dan mengiyakan.

"tentu"

Min ah mengangguk kecil dan kemudian berbalik untuk berjalan terlebih dahulu. Gadis itu menahan malu yang luar biasa. Nekat sekali. Bagaiman bisa seorang perempuan meminta lelaki untuk menemaninya makan, padahal tak ada hubungan di antara keduanya. Bagaimana pula dia harus menahan rasa berdebarnya saat dekat dengan Han seo. Ini gila.

¤¤¤

Benar benar gila. Han seo benar benar di depannya sekarang. Min ah harus menghindari kata makan untuk setelah ini. Bahkan perutnya terasa kenyang saat melihat Han seo dengan lahapnya memakan batagor di depannya. Siapa yang mengajak makan bersama? Dan siapa yang sungguh menikmati momen ini. Min ah lupa kalau dirinya sempat lapar.

ALTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang