Delapan

5 1 0
                                    

Semoga ini benar bukan yang terakhir
---------------------------------------------------------------

"maaf kak, ini tertinggal"

Han seo menoleh bersamaan dengan Min ah yang sedang kesulitan menutup tasnya sendiri. Ada seorang yang terlihat lebih muda menghampiri mereka. Membawa sebuah ponsel dan chargernya. Itu milik Han seo. Tadi, dia meninggalkan ponselnya untuk di isi daya saat mereka menonton. Dan ternyata dia lupa mengambilnya.

"ah, terimakasih"

"bagaimana kau tau itu miliknya?" Suara interupsi itu keluar dari mulut Min ah. Membuat anak itu sedikit menciut dengan tatapan Min ah.

"itu.. Tadi aku melihatnya saat memasang isi daya"

"ah, begitu"

"iya, permisi" Anak itu bahkan takut untuk mengatakan pamit.

"hey, galak sekali"

"kau juga kenapa lupa?" jawab Min ah sedikit sinis.

Bukan karna Han seo. Min ah sangat kesal karna dia belum memikirkan cara lain agar Han seo tidak pulang ke rumah. Bukannya Min ah menolak pulang. Hanya saja semuanya terlihat masih kelabu.

Seharian ini semua skenario yang dulu telah dia ubah. Tapi, apa fakta Han seo akan pergi benar benar bisa berubah? Min ah masih terlalu takut menghadapi hal itu. Meski semua yang lalu terasa seperti mimpi. Dia benar benar ingat bagaimana rasa sesak itu hadir. Bagaimana dunia merenggut kebahagiaan sesaatnya. 

Sepanjang mereka menonton tadi. Pikirannya buyar karna teringat waktu ini cepat berlalu. Hanya tinggal satu jam lagi saat Min ah mengecek jam pada ponselnya.

"kau tak apa?" Lagi lagi pertanyaan itu. Min ah ingin sekali meluapkan kekesalannya. Ingin sekali berkata bahwa ia tidak baik baik saja. Ingin bilang kalau Min ah tak ingin semua terjadi. Tak ingin Han seo pergi.

Tapi lagi lagi jawabannya akan sama dan tetap seperti itu. Gelengan pelan dan senyum simpul yang begitu menawan. Yang membuat Han seo merasakan candu. Entah sudah berapa kali. Tapi, dia lagi lagi jatuh hati. Sekali lagi.

"sudah gelap saat kita keluar ternyata"

"iya"

"ingin pulang?"

"bagaimana kalau jalan? Sepertinya akan menyenangkan"

Ajakan Han seo sedikit membuat hati Min ah lega. Memang itu yang dia butuhkan. Waktu yang lama. Atau waktu berhenti. Min ah benar benar ingin waktu berhenti. Semuanya berhenti. Lalu dirinya dan Han seo yang menikmati waktu berdua. Tanpa mengkhawatirkan apapun. Tanpa gangguan apapun.

"Min ah-ya" Panggilan Han seo sedikit membuat Min ah tersentak. Entah karna suara Han seo yang begitu dingin atau dirinya yang sedang melamun. Jelas sekali dia benar benar kaget.

"apa sudah saatnya aku pergi?"

Demi apa pun. Jantung Min ah seakan berhenti berdetak. Rasa cemasnya kembali hadir. Sekarang banyak pertanyaan muncul di dalam kepalanya. Bohong jika Min ah tak paham akan pertanyaan dari Han seo itu. Apa lelaki itu tau semua ini akan berakhir. Apa sebenarnya Han seo tau rencananya?

ALTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang