Thinking about Leaving

28 2 0
                                    

Katakan padaku, bahwa kau tak pernah sekalipun berpikir untuk pergi
-----------------------------------------------------------------

Deru nafas yang tak beraturan terus keluar. Degup jantung yang berdetak lebih cepat. Bahkan sampai detik ini rasa pening itu masih saja terasa. Apa yang baru saja terjadi? Kenapa suara suara berisik tadi menghilang. Tidak. Dari tadi memang tak ada satu pun suara yang tertangkap indera pendengarnya.

Apa barusan ia bermimpi buruk?

Siapa yang tertabrak mobil?

Ah bukan. Tapi, ia sepertinya kenal tempat tadi.

"Min ah-ya!?"

Suara itu membuat pemilik nama Lee Min ah tersentak kaget.

Emangnya sekarang jam berapa?

Gadis itu melirik ke arah jam berwarna mustard di atas nakas dekat meja belajar. Jam menunjukkan pukul 07.35

Astaga, kesiangan!?

Langkah kaki gadis ini terseret paksa. Buru buru menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Berusaha secepat mungkin untuk segera menyiapkan diri. Untung saja semua perlengkapan yang harus ia bawa sudah di siapkan sejak tadi malam. Hitung hitung agar tidak menguras waktu banyak.

Pribadi yang sudah siap itu segera beranjak pergi. Tak terpikir untuk sarapan atau apalah. Ia tak suka terlambat masuk sekolah. Langkahnya di percepat dari pada biasanya. Harusnya memang begitu. Tak ada waktu memikirkan hal lain.

¤¤¤

"tanggal berapa ya?"

"12" jawab Min ah singkat. Teman sebangkunya ini suka sekali refleks bertanya tanggal berapa hari ini. Dan Min ah juga sudah terbiasa menjawabnya. Padahal pribadi itu sudah tau jawabannya.

"hei, kau tau.. Nanti pelajaran peminatan kosong"

"semua?"

"hari ini hanya ada satu jadwal peminatan" ucap Ka eun sambil memutar bola malas.

"oh iya"

"nah nah, temani aku ya"

"kemana? Kau kira jamkos tak ada tugas? Seenaknya saja"

"pak guru peminatan itu baik hati. Palingan juga nanti anak kelas ngumpulin besok pagi. Bukannya kau sudah biasa menemaniku melihat seorang pangeran yang tersesat di perpus itu. Hey hey, membaca juga hobimu kan. Nah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui"

"haish, terserah kau" ucap Min ah malas tapi fokusnya tetap menyalin tulisan yang ada di papan tulis ke bukunya.

"okedeh" balas Ka eun girang.

Suasana kelas sangat ramai. Guru di depan terlalu sibuk berkutat pada laptopnya. Dan murid sekelas di suruh menyalin apalah yang ada di papan tulis. Keributan ini ternyata tak sampai ke telinga sang guru. Atau guru itu memang tak peduli kalau kelas ini ramai. Entahlah tak perlu dipikirkan.

"Min ah-ya. Memangnya benar, kalau ada toko antik di dekat rumahmu?"

"ah toko yang kita lewati saat kau ikut mengantarku mengambil pesanan? itu bukan toko antik. Itu cuma toko yang menjual aksesoris dan miniatur miniatur barang antik. Mereka membuat sendiri barang seperti itu. Ada juga sih patung patung kayak patung sejarah di sana. Tapi menurutku semua barang di sana tak ada suatu mitos atau apalah cerita yang sering ada di setiap barang antik"

ALTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang