🌸 Disturbance

77 18 2
                                    

"I don’t remember the look you used to give me.
Or your warm and cozy embrace.
From some point, we didn’t try to get to know each other
Or even want to get to know each other."



Sohye kenal Jeno udah 4 tahun. 1 Tahun mereka menjadi teman, 3 tahun sebagai pasangan kekasih. Selama ini mereka baik-baik aja. Bahkan ngelewatin masa susah dan jenuh barengan.


Sampai satu waktu Sohye sadar,pancaran mata sang kekasih tak lagi sama. Saat menatapanya Jeno selalu menatap hangat dan selalu tersenyum manis untuknya.


"Jenoy peluk.." Ucap gadis itu dengan manja.

"Aduh pacarku gemesin banget sih.." Ucap Jeno lalu memeluk Sohye sayang.

"Jeno,peluk." Ucap sohye dengan nada manja yang ia biasa ucapkan.


"Sinian." Pria itu memeluk Sohye,tapi pelukannya terasa dingin dan asing. Dalam pelukan Jeno, sang dara tersenyum pahit.









🌸






" Our changing images.
Were so cold that it couldn’t even be touched.
Inside the tiring indifference.
I couldn’t do anything and I hated myself more for that."

Sohye membenci dirinya sendiri. Bagaimana ia selalu berkeluh kesah jika ia memiliki masalah. Dan Jeno akan dengan senang hati mengelus sayang surai sang dara dengan lembut dan memberikan ucapan penyemangat.

"Akutuh kesel masa tugas aku di katain jelek sih? Kamu tau kan aku buatnya susah payah? Ga dihargain dong.." Celoteh Sohye pada Jeno dengan kesal.

"Iyaa sayang aku paham kok. Nanti aku temenin kamu lagi deh ya buat tugas kamu? Gimana hm?" Balas Jeno menenangkan sang kekasih dengan usapan lembut di rambutnya yang membuat Sohye luluh dan tersenyum. Jeno pun tersenyum.

"Jeno,aku tuh kesel masa ya tadi tugasku dikatain pasaran sih? Kan aku cape buatnya."  Misuh Sohye saat bertemu sang kekasih.

"Ya berarti emang pasaran. Buat aja yang lain." Jawab Jeno acuh lalu pergi.

Sohye? Menggigit bibirnya agar ia tak menangis saat menatap punggung sang kekasih.




🌸




" You didn’t look at my eyes
You didn’t read my heart.
You turned away from my sadness.
I love you – were these words not enough?

I didn’t know at first, I thought you were just busy.
Your calls and dates with you grew less.
You’ll come if I wait, I should understand.
But the more I did so, the further you got."

Terlalu banyak yang berbeda dari sang kekasih. Hubungan mereka menjauh. Jeno yang tak peduli dan selalu menghindar bila bertemu dengan Sohye.

Sohye hanya bisa terdiam. Setiap ia menghubungi Jeno selalu saja tak pernah di angkat. Ia mencoba mengirim pesan,tapi tak pernah ada balasan.


Terkadang Sohye selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa Jeno,sibuk. Tetapi banyak yang memberi tahunya bahwa Jeno tak pernah sibuk.


Sohye tau ada yang salah dengan hubungannya. Dan ia tak tahu harus melakukan apa.









🌸








" I am standing here in the same place.
But you grow faint and I can’t see you.
I don’t even know my way back
So come here, hurry and save me.


Sohye selalu terdiam dan menunggu Jeno di tempat yang sama. Selalu sama,setiap harinya. Setiap Sohye menunggu Jeno dia akan datang.

Tetapi perasaan saat mereka jalan bersama berbeda. Asing,sangat asing untuk sang dara. Semakin Sohye menunggu pria itu. Pria itu semakin menjauh dari gapaiannya.







🌸






"On the day where everything ended in a quick moment
After snapping out of it, I realized I was really alone
Are you really crying like a fool? Do you think it’s over?
I really can’t think of anything right now."

"JENO!" Sohye pertama kalinya berteriak pada pria itu.

Tak ada pilihan lain. Ia harus berteriak agar pria itu diam dan tak lari. Berhasil,buktinya ia terdiam.


"Apa? Hye aku-" Jeno hendak akan menjawab tapi terpotong dengan kalimat Sohye.


"Jeno ayok udahan."  Kalimat Gadis itu membuat sang pria terdiam. Sohye menatap pria itu dengan sendu.


"Kita udah gabisa begini,Jen. Kamu semakin hari semakin jauh. Aku gakenal kamu siapa. Kamu masih tetep Jeno kan? Pacarku? Tapi kenapa aku ngerasa asing jen? Aku ngerasa kamu semakin jauh. Kamu beda jen." Jelas Sohye dengan air mata yang jatuh mengenai pipinya.



Perasaan yang ia tahan akhirnya keluar. Berapa banyak sohye menahan bebannya.


"Hye..." Lirih Jeno,sambil jatuh bertumpu pada lututnya. Pria itu menangis. Menangis menyadari kebodohan dan egonya selama ini. Tak sadar menyakiti sang dara selama ini.


Sohye hanya menatap pria itu dengan sendu. Ia tak ingin jahat. Tapi sampai kapan mereka begini?

Tanpa fikir panjang Sohye melangkahkan kaki nya meninggalkan Jeno.

"Sohye sini! Nakal ya kamu!"

"Aku disini Hye buat kamu."

"Sohye, i love you."

"Sohye,aku sayang kamu."

"Sohye,ini buat kamu." Sambil memberikan hadiah pada gadisnya.

"Iya lah! Sohye kan pacarnya Jeno!" Ucap pria itu bangga.

"Jeno, i love you.

And

That was you."

Pit A PatWhere stories live. Discover now