🌸Begin Again

44 9 0
                                    

Langit yang menguning. Matahari yang mulai memudar secara perlahan, menyisakan lembayung keemasan yang begitu indah di pandang. Sosok pria yang tengah memandang kosong keadaan.

Ia terdiam di dalam bathub dan merendam dirinya sendiri. Bersamaan dengan gelapnya langit ia menutup matanya.


Jaehwan membuka mata dan menatap sekitarnya, ia berada di ruang kerjanya. Ia menatap sekitar dan matanya terpaku pada sebuah bahan dan matanya menatap bahan tersebut dengan raut yang tak terbaca.


Tak lama ia merasakan sepasang lengan yang melingkar di pinggangnya. Jaehwan lantas tersenyum tipis dan menatap seorang gadis berambut pendek.


"Hey, kok kamu disini?" Kata Jaehwan lembut.


"Aku merindukanmu." Kata sang dara. Gadis itu Kim Sohye seorang penulis. Ia menulis blog tentang berbagai cerita.


Jaehwan yang mendengar itu tersenyum tipis lalu memegang tangan yang melingkari pinggangnya.


"Aku juga." Ucap Jaehwan lalu menatap sang dara dari samping. Saat itu mereka tersenyum dengan riang dan kebahagiaan.


Sohye sibuk. Ia sibuk menuliskan ide yang ada di kepalanya. Sementara Jaehwan tengah duduk dengan sebuah buku bacaan di tangan nya. Awalnya ia sibuk membaca sebelum ia melirik Sohye dengan iseng.


Merasa ia dilirik, Sohye menoleh dan tersenyum tipis. Lalu kembali fokus pada laptopnya, tak lama Jaehwan mendekatinya dan ingin melihat karya sang kekasih. Dengan refleks yang cepat Sohye melindungi laptopnya.


"Ayo dong aku mau liat." Rengek Jaehwan.

Sohye menggeleng dan tersenyum. "Gak boleh."

Jaehwan yang menyerah memilih fokus pada bacaannya walaupun masih melirik Sohye.


'At this point i just want time to stop. Because i want we live only with two of us.
My happiness is you. I dont know what i would do if i lose you. As long i'm with it's worth to spend time with you.'


Jaehwan berlarian mencari Sohye kemanapun. Ia panik, tak ingin kehilangan gadis itu. Tak lama ia melihat sesosok yang ia kenal dan tak membutuhkan waktu yang lama ia berlari menuju gadis itu.

Sohye menatap Jaehwan dalam diam. Sementara Jaehwan terlihat bernafas lega. Kekasihnya tak pergi meninggalkan nya.

Sore ini mereka menghabiskan waktu berdua dengan sang dara yang bersandar pada bahu pria itu. Seharusnya itu dihiasi dengan senyuman manis bukan? Suasana kali ini di hiasi dengan kesuraman dan perasaan yang berkecamuk dalam diri mereka.


Jaehwan menyerahkan sebuah kotak dan sebuah surat. Gadis itu membuka kotak tersebut dan senyumannya mengembang. Gaun berwarna putih sederhana tetapi cantik jika di pakai.

"Buat aku? Makasih Jae!" Kata Sohye riang.


"Iya buat kamu, nanti pake ya?" Kata Jaehwan membuat Sohye mengangguk dengan manis.


Lalu Jaehwan memberikan suratnya pada Sohye. Lalu Sohye menyuruh Jaehwan untuk membacanya.

'I love you and it will be forever even if we seperate. I hope you will be fine without me. I know it will be hard. Let's make a beautiful memory and remember that. Even you forget me ,it's okay as long for your happiness.'

Sohye yang mendengar isi surat tersebut hanya bisa memejamkan matanya dan air mata mengalir begitu saja melewati pipinya. Di dalam sunyi mereka terdiam dengan perasaan yang kacau.

Gadis itu berjalan mendekati sang kekasih dengan langkah yang berat. Walaupun senyuman terpasang di wajahnya.

Senyumannya semakin mengembang saat menatap Jaehwan dengan jas yanh begitu cocok dengan gaunnya. Tak lupa satu bucket bunga Krisan yang diberikan untuk Sohye membuat penampilannya sempurna.


Mereka berfoto di salah satu tempat yang bagus. Jaehwan menyiapkan kamera dan tripodnya tak lupa memasang timer juga.

Sohye tersenyum saat Jaehwan memberikan lengannya untuk di peluk oleh dirinya. Mereka tersenyum manis dan tak lama kamera menangkap moment itu.

Mereka berjalan cukup jauh dan Sohye sadar waktunya tak banyak. Lalu ia menghentikan langkahnya yang membuat Jaehwan bingung.

Ia menatap Jaehwan dan menatap dengan pandangan tak rela untuk kehilangan sang kekasih. Ia mengambil jemari Jaehwan dan melepas cincin yang berada di jemari manis pria itu.

"Maaf..." Ucap Sohye.

"Gak apa-apa kok. Live well Sohye. I hope you can be happy without me."

"You can be happy without me." Kata Jaehwan dan memeluk Sohye. Sohye membalas pelukan pria itu dan menutup matanya.

"I affection you, Jaehwan." Bersamaan dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Jaehwan tak sanggup kehilangan gadis itu. Tapi melepaskan nya untuk kehidupan yang lebih baik tak salah bukan?

Jaehwan tak ingin gadis itu terus hidup dalam mimpi yang semu. Sudah seharusnya gadis itu menerima kenyataan bahwa ia sudah tak ada di dunia yang sama dengan sang gadis.

Bukan kah itu lebih baik? Ia sayang gadisnya dan tak ingin melukai perasaan sang gadis. Maka dari itu ia memilih untuk menghapus segala kenangan tentang keberadaannya dari Sohye agar gadis itu bahagia dan tak terbebani dengan masa lalunya.

Biar Jaehwan saja yang mengingat kenangan mereka berdua. Hangatnya pelukan yang ia rasakan dan senyuman manis yang diberikan untuknya. Jaehwan siap menerimanya.

Saat  sang gadis  menatap Jaehwan tertidur dengan senyum manisnya ia menutup mata. Saat mata gadis itu tertutup Jaehwan membuka matanya bersamaan dengan air mata yang turun dari mata pria itu.

"They broke up but not separated. It was beautiful time."

-Kim Jaehwan

Pit A PatWhere stories live. Discover now