Aku tidak bosan untuk mengingatkan kalian untuk comment dan vote, it'll be my happiness!
* * *
Sosok itu masih bersembunyi di sana. Menyisakan bayangan seseorang di balik rimbunnya pepohonan di pinggir jalan. Sudah berhari-hari ia selalu mengamati di situ. Ia menunggu keluarnya seorang gadis dari sekolah tinggi St. Claire kemudian mengikutinya sampai rumah dan kemana pun gadis itu pergi. Tak sulit bagi sosok itu, karena ia bisa berubah menjadi sosoknya yang lain sehingga membuatnya tidak dicurigai meskipun agak aneh juga ada sosok semacamnya berkeliaran di tengah masyarakat.
* * *
"Aku pulang dulu ya. Jaga dirimu baik-baik. Jangan sampai di jalan ambruk," pamit Jane pada Lisa. Hari ini mereka tidak pulang bersama karena Jane dijemput oleh sepupunya.
"Hm. Bye," jawab Lisa.
Jane masuk ke dalam mobilnya kemudian meluncur bersama sepupunya.
"Tumben kau menjemputku hari ini. Ada apa?" tanya Jana pada sepupunya, Lucas.
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin menjemputmu saja. Jarak dari apartemen ke sekolah kan cukup jauh. Kasihan juga kalau kau harus pulang sendiri."
"Ha? Tidak biasanya kau seperti ini. Biasanya juga kau akan membiarkanku pulang sendiri bahkan aku mengira kau akan membiarkanku pulang sendiri kalau aku pergi ke kutub utara."
"Huh, sudah untung aku jemput. Mau kuturunkan di sini, ha?"
"Ck. Kembali seperti semula," cibir Jane.
Jane dan Lucas. Dua manusia yang tinggal satu atap dan merupakan saudara sepupu. Jane dan Lucas tak pernah bisa akur, walaupun setiap hari mereka tinggal satu atap selama beberapa tahun. Umur mereka hanya terpaut 2 tahun tapi itu cukup membuat Lucas merasa menguasai flat mereka. Maka sudah tidak aneh kalau Jane menemukan kaus kaki, baju kotor, piring bekas makan, bahkan sepatu dimana-mana. Lucas tak merasa repot-repot membereskan rumah karena ada Jane. Tak aneh juga jika Jane mendapati Lucas tertidur tanpa atasan dimanapun ; di ruang tamu, ruang TV, dapur, kamarnya, balkon, bahkan KAMAR MANDI!
"Jane," panggil Lucas tiba-tiba setelah tercipta keheningan beberapa menit.
"Hm," sahut Jane malas sambil masih berkutat dengan handphone-nya.
"Kau harus lebih hati-hati, ya?"
Jane mendongakkan kepalanya menatap Lucas yang sedang serius mengemudikan mobilnya. "Kenapa?"
"Err—tak apa."
"Tak mungkin. Pasti ada alasan mengapa kau mengatakannya."
"A-aku hanya... hey, kau ini seorang gadis dan sekarang kau sudah hampir kelas 3 SMA. Bukan hal yang aneh kalau kuperingatkan kau agar lebih hati-hati. Tak menutup kemungkinan kan ada lelaki jahat yang mungkin tiba-tiba menculik dan memerkosamu? Kau tak ingin hal itu terjadi, kan?" jelas Lucas panjang lebar setelah sebelumnya sempat tergagap.
Jane memutar bola matanya dan melemparkan pandangan malas. "Kalau itu sih aku sudah tahu. Aku selalu berhati-hati. Tapi... kenapa kau tiba-tiba memperhatikanku?"
"Hey, sudah hampir 5 tahun kita tinggal seatap terlebih lagi aku adalah kakak sepupu laki-lakimu. Sudah sepantasnya aku menjagamu selayaknya seorang kakak menjaga adiknya," sergah Lucas.
"Tapi masalahnya kau tak pernah terlihat memperhatikanku."
"Ah sudahlah. Susah berbicara dengan kepala batu sepertimu."
Jane hanya menyeringai puas tanda ia merasa menang.
* * *
Sosok itu memperhatikan mobil Lucas masuk perlahan ke halaman gedung apartemen yang ditempati Jane dan Lucas. Otaknya sibuk mencari jalan bagaimana ia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
L[KN]IGHT - Ksatria Cahaya
FantasyNovel fiksi fantasi yang penuh dengan petualangan, perjuangan seorang anak yang tiba-tiba ditarik ke dunianya setelah 17 tahun hidup di dunia manusia biasa. Ia harus mempertahankan benda pusaka milik klannya sekaligus harus melawan klan yang menginc...