Part 09 - Epilog

148 7 3
                                    

Matahari masih menyalurkan cahaya panasnya, membuat pagi yang tadinya berkabut menjadi hangat dan nyaman. Burung pun masih berkicauan saling bersahutan, membuat suasana pagi itu semakin hidup.

Pagi itu mansion Rodh sudah sangat ramai. Penuh dengan gadis-gadis manis, pria-pria tampan, nyonya yang anggun, tuan yang berwibawa, bahkan sampai bocah-bocah kecil yang dengan riangnya berkejaran di sekeliling mansion. Ruangan-ruangan di mansion sudah disulap menjadi tempat pesta yang megah.

Guess what? Yeah, hari ini akan dilangsungkan sebuah pernikahan.

"Ya ampun, Mara!"

"Ya ampun, Lisa!"

Kedua gadis itu berseru bersamaan ketika bertemu di tangga menuju kamar mereka.

"Aku mencarimu dari tadi!" seru mereka, lagi-lagi bersamaan.

"Ikut aku!" Yes, bersamaan lagi.

Lalu mereka saling menarik hingga ke kamar mereka.

"Demi Tuhan, Mara. Hari ini kau menikah! Pernikahanmu akan dilaksanakan nanti siang lagi dan kau belum berdandan. Demi Tuhan, aku panik mencarimu tadi!"

Mara hanya mengulum senyum melihat Lisa yang panik hingga wajahnya memerah.

"Tidak, Lisa. Bukan aku yang akan menikah. Tapi kau, sayang. Kau yang akan menikah. Maka dari itu, kau harus secepatnya berdandan secantik mungkin! Cepatlah."

"Tunggu, apa maksudmu?" tanya Lisa heran.

"Dengar Lisa sayang. Aku tahu kau dan Lucas saling mencintai. Aku tahu Lucas tak ingin menikah denganku. Begitupun aku, aku tak ingin menikah dengan Lucas."

"Tap—tidak, Mara. Kata siapa aku dan Lucas saling mencintai?"

Mara menggedikkan kepalanya pada seseorang di dalam kamar mereka, seseorang yang akan membantu perias merias mempelai wanita nantinya.

"Silla?" tanya Lisa memastikan.

Mara hanya mengangguk.

"Bahkan Lucas sudah menyatakan perasaannya padamu, kan, saat di rumah sakit?"

"Ehm... itu... ya, memang," jawab Lisa pelan.

"Tunggu apa lagi? Ayo cepat berdandan."

"Tapi umurku baru akan 18. Yang benar saja aku menikah di umur semuda ini!"

"Umur tidak masalah. Lagipula batas minimal adalah 17 tahun. Memangnya apa yang kau tunggu hingga kau berumur 24 atau 25? Pekerjaan? Lucas akan mengizinkanmu melakukan apapun yang kau mau. Tenang saja, ia bukan tipe yang overprotective."

"Lalu bagaimana dengan Rodh? Rodh kan ingin agar kau yang menikah dengan Lucas, agar Lucas bisa menggantikan beliau."

"Tenang saja. Ayahku juga bukan pemaksa. Aku sudah membicarakan ini jauh-jauh hari dengan beliau dan beliau setuju. Soal tahta, memangnya hanya ada satu laki-laki di hamparan Eladora ini? Banyak pria yang mengantri untuk jadi suamiku," canda Mara.

"Ya, termasuk aku," kata seseorang tiba-tiba di belakang telinga Mara.

Mara pun berjengit kemudian berbalik dan tersipu ketika melihat orang itu.

"A-Aidan—kau?" tanya Lisa terbata.

"Kenapa? Tidak terima kalau aku berhasil merebut tahta yang tadinya akan menjadi milik Lucas?"

Lisa masih tergagap. Mulutnya membuka, megap-megap, tapi tidak mengeluarkan satu kata pun.

"Sudah. Cepat sebelum waktumu habis. Kau harus tampil secantik mungkin. Selamat berdandan!" kata Aidan sambil mendorong Lisa masuk ke dalam kamar kemudian memberikan cengirannya pada Mara yang masih tersipu.

L[KN]IGHT - Ksatria CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang