Suasana gedung sudah mulai ramai. Terlalu banyak orang. Tentu saja. Ini adalah pernikahan putri tunggal keluarga (Lastname). Mereka keluarga terpandang.Dan hari ini bukan hanya acara pernikahan. Akan ada pengumuman penting setelahnya. Tentang pewaris atau apalah. Aomine tidak terlalu mengerti.
Dia hanya datang karena undangannya. Dan karena dia ingin melihat (Name) sebelum gadis itu mengubah nama belakangnya.
Jika dipikir lagi. Apa Aomine sedih? Mungkin saja. Tapi dia tak mungkin menangis. Setelah penolakan (Name) padanya 10 tahun lalu. Dia belum melupakannya juga.
"Dai-chan. Kau baik-baik saja? (Name)-chan akan--"
"Tidak ada gunanya menghentikan mereka. Aku sudah ditolak Satsuki. Sudah lama sekali. Dia menolakku. Mungkin memang salahku. Aku selalu memandang terlalu jauh. Dan percaya bahwa dia akan selalu disampingku. Tanpa sadar dia juga meninggalkanku."
Momoi hanya diam. Dia juga mengerti. Dia tau apa yang Aomine rasakan saat ini. Perasaan Aomine selama ini. Penyesalannya.
Karena dia selalu berada disampingnya.
Aomine berjalan kearah luar gadung saat (Name) memasuki aula pernikahan. Dia tampak cantik dengan gaun pengantin itu. Tapi secantik apa pun dia. Aomine tidak akan bisa memeluknya. Itu tidak mungkin.
Momoi mengikuti Aomine. Dia setengah berlari.
Mereka berhenti di halaman gedung yang menghadap langsung ke pantai.
Aomine tertawa masam. Mereka benar-benar pintar mencari lokasi yang bagus untuk pernikahan mereka.
"Nee Dai-chan. Kenapa kau tidak mencoba dekat dengan gadis lain dan menikah dengannya? Walaupun jelek begini kau cukup populer loh."
Momoi menatap Aomine dengan senyum geli.
"Kau sendiri kenapa tidak menikah? Jangan sok menyuruhku kalau kau juga belum."
Aomine menatap remeh Momoi. Dia mengusap kepala gadis itu lembut. Terkekeh saat melihat pipinya yang mengembung kesal.
"Mou Dai-chan. Bagaimana mungkin aku bisa menikah saat kau belum menikah. Siapa yang akan merawatmu jika--"
"Kalau begitu menikah saja denganku."
Momoi menatap Aomine tak percaya. Dia mengerjap lucu. Kemudian terkikik geli.
"Dai-chan jangan bercanda soal ini. Sudah kubilang kan. Kau harus menikah dengan orang yang mencintaimu dan kau cintai."
"Aku serius Satsuki. Dengar. Mungkin aku memang belum memandangmu sebagai hal semacam itu. Tapi (Name) bilang suatu saat mungkin aku akan mencintaimu juga. Jadi apa kau mau?"
Aomine memasangkan cincin ke jari manis Momoi. Gadis itu masih diam. Dia hanya menunduk. Dan Aomine tidak terlalu mengerti.
Dia jadi ragu apa yang pernah (Name) katakan padanya itu benar. Apa benar Satsuki menyukainya. Bagaimana jika gadis ini juga menolaknya? Bagaimana jika Satsuki memang menyukai Kuroko? Apa yang akan dia lakukan?
"Dai-chan aku-- terimakasih."
Aomine menatap Momoi yang menangis dan memeluknya erat.
"Aku mau menikah denganmu Dai-chan."
Aomine membalas pelukan gadisnya. Entah kenapa dia menjadi lega. Perasaannya yang terluka karena pernikahan (Name) sedikit menghangat.
Sebenarnya Aomine tak pernah berniat melamar Satsuki di tempat ini. Hanya saja, saat melihat (Name) mengenakan gaun pengantin untuk orang lain. Dia jadi takut Satsuki akan memakai gaun pengantin untuk orang lain juga.
Jika itu terjadi. Dia akan benar-benar sendirian. Memang egois tapi. Aomine tak ingin kehilangan lagi.
-fin-
Hayoo tebak (Name) nikah sama siapa? Sama Akashi atau Kise? Jawabannya di epilog Kise ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home (Aomine x Reader)
FanfictionDaiki tidak bicara saat lagi-lagi dia menemukan sekotak bento ditempat biasa dia bermalas-malasan di atap sekolah. Karena dia tau. Selalu. "Meskipun kau seperti itu atau seperti apa pun. Aku akan selalu menjadi rumah untukmu Daiki. Itulah janjiku...