8 -Friend?-

28 20 18
                                    

- mama gue itu orangnya sabar kalau papa gue orangnya kuat, makanya gue jadi anak kuat dan sabar saat menyaksikan pertengkaran mereka yang berujung perceraian-

  •••

Fely sampai dirumah dengan kondisi yang lelah, dia meletakan tasnya disofa begitu saja. Fely menyandarkan tubuhnya disofa sambil memejamkan matanya.

"Aku mau pergi dari rumah ini! Dan ingat besok sidang perceraian kita! Awas aja kamu sampai gak dateng!" teriakan mamanya membuat Fely langsung menegakkan tubuhnya.

"Sana pergi! Rumah ini gak butuh orang kayak kamu! Ya pasti! Aku bakal dateng! Karena aku udah gak sabar pengen pisah dari kamu!"sahut Papanya.

Marina-mamanya Fely, berjalan menuju pintu luar sambil menarik koper besarnya yang berwarna merah.

"Dan buat kamu Fely, nanti kalau mama sama papah kamu udah pisah, kamu tinggal dirumah mamah seminggu dan minggu berikutnya kamu tinggal dirumah papah! Seterusnya begitu!" ucap Marina penuh emosi.

Jadi nanti setelah mamah dan papahnya berpisah Fely harus berganti ganti tempat tinggal, seminggu bersama mamahnya dan minggu selanjutnya bersama papahnya. Dan sampai seterusnya ia harus seperti itu.

Air mata sudah menggenang dimata Fely, Fely mencoba menahan air matanya, namun tidak bisa air matanya sudah terlanjur membasahi wajahnya.

"Fely mohon, mama sama papa gak boleh pisah, Fely gak mau" tangis Fely semamin menjadi.

"Udah ya Fely! Kamu jangan jadi anak yang cengeng! Kamu juga jangan egois! Mama gak pernah ngajarin kamu buat bersikap egois!" Marina mulai kesal.

"Mendingan sekarang kamu masuk kamar, terus kerjain pr pr kamu! Cepet!" omel Erwan- ayahnya Fely.

Fely menghapus air matanya lalu mengambil tasnya dan langsung berlari menuju kamarnya.

Fely duduk dikasurnya yang empuk sambil menangis tanpa suara.

"Udah lah Fel! Jangan nangis, jangan jadi anak cengeng, namanya juga hidup, gak akan selamanya kita bahagia" ucapnya pada diri sendiri sambil menghapus air matanya.

"Bener kata mama jangan jadi anak yang cengeng, dan gak boleh jadi anak yang egois, mama sama papa juga berhak nentuin hidup mereka" sambungnya lagi.

Sebanyak apapun ia mengucapkan kalimat itu, tetap saja air matanya keluar dari matanya, hatinya masih merasa tidak terima jika kedua orang tuanya harus berpisah, tapi bagaimanapun juga ia tidak boleh egois, ia harus menghargai keputusan yang sudah orang tuanya putuskan.

Fely menghapus air matanya lagi dan berbaring dikasurnya sambil memejamkan matanya, "tuhan itu adil, gak selamanya orang menderita akan terus menderita, dan gak selamanya orang bahagia akan terus bahagia" batinnya.

•••

"Samlekom! Felyy!!! Gak main yuukkk!!!" teriak seseorang diruang tamu rumah Fely.

Fely yang sedang tertidur langsung terbangun karena mendengar teriakan orang tersebut. Fely mengusap-usap matanya lalu berjalan menuju ruang tamu.

"Yaallah Fely! Lo belum ganti baju?! Jorok banget si lo!" teriak Luna, dan Fekt habya cengengesan tidak jelas.

"Ganti gih sana, muka lo jelek kayak gembel!" ketus Liviya.

Fely menggaruk telungkuknya yang tak gatal, "yaudah deh, bentar yaa jangan kemana-mana" Fely langsung berlari kekamarnya.

Liviya, Luna, Fika dan Clara hanya diam duduk manis sambil memakan cemilan

Liviya sibuk dengan ponselnya, Clara sibuk dengan novelnya, Luna sibuk dengan kaca barunya, dan Fika sibuk memakan cemilan sambil menonton Televisi.

Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang