- Mereka tidak perlu tahu apa yang sedang kamu rasakan saat ini, karena meskipun mereka tahu mereka tidak akan mengubah apa-apa -
Fely melepaskan pelukannya, dia menghapus air matanya, "gue mohon jangan kasih tau siapa-siapa tentang masalah ini, gue gak mau mereka sedih cuman karena mereka denger cerita gue" mohon Fely.
Clara menganggukan kepala, dia menghapus air matanya, "iya gua janji sama lo"
"Udah ahh, lo jangan nangis gitu jelek tau, senyun dong senyum, smile Ra smile"
Clara tersenyum mendengarnya, "harusnya gue yang ngomong begitu sama lo" dan Fely hanya membalasnya dengan cengengesan.
"Yaudah gih sana katanya lo mau nyusul mereka kekantin"
"Lo sendiri mau ngapain keperpus, mau nyari tau cara buat tumbuh tinggi dalam waktu sekejap?" tanya Clara.
"Hah? Yeee! Sembarangan! Ngapain juga gua harus nyari tau kalau gue aja udah tinggi" elak Fely.
"Masih ada yaa orang pendek yang ngaku-ngaku tinggi hahaha" Clara tertawa, tawa Clara itu membuat hati Fely merasa sangat tenang.
"Ada dong, buktinya gue"
"Hahaha terserah lu deh, gue mau kekantin dulu yaa" pamit Clara lalu pergi menuju kantin.
Setelah Clara pergi Fely pun berjalan pergi menuju perpustakaan. Dia berjalan dengan tatapan kosong, dia tidak terlalu memperhatikan jalan, sampai-sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang membawa minuman, hingga membuat minuman itu tumpah kebaju orang itu sendiri.
"Lo jalan gimana sihh?" tanya orang itu sedikit kesal.
"Eh? M-maaf gue bener-bener gak sengaja, maaf banget yaa, yaampun sorry yaaa" panik Fely sambil berusaha membersihkan baju laki-laki itu.
"tunggu-tunggu itu mata lo kenapa bengkak kayak orang abis nangis?" tanya laki-laki itu.
"Hah? Enggak... O-oh ini mata gue tuh tadi...itu apa sihh..eehh kelilipan gitu terus gue kucek-kucek makanya jadi kayak gini" bohong Fely.
"Oh iya! Masalah baju lo nanti gue cuci, lu Kasih aja ke Kevano, gue bener-bener minta maaf ya Ga" Ucap Fely.
"Gak usah, gak Perlu, biar kakak gue yang nguci"
"tapi sebagai gantinya lu harus jadi Asti gue! Selama seminggu" sambung Angga.
"Hah? Asti? Spesies macam apa itu?" tanya Fely binggung.
Angga mengetuk kening Fely menggunakan jari telunjuknya, hingga membuat Fely meringis, "aww! Sakit tau!" omel Fely sambil memegang keningnya.
"Asti itu artinya Asisten Pribadi!" jelas Angga.
"Gue harus jadi asisten pribadi lo selama seminggu? Ogah!" tolak Fely.
"Bodo amat! Gue gak nerima penolakan!"
"Kalau lo nolak gue tambahin jadi 2 minggu!" sambung Angga sambil tersenyum sinis.
"oke oke! Seminggu! oke gue terima!" ucapan Fely terdengar terpaksa.
"Nah! Gitu dong! Dari tadi gek!"
Fely menghembuskan napasnya kasar, lebih baik seminggu dari pada 2 minggu, dan ia juga harus kuat menahan emosinya untuk beberapa hari ini.
"Oh iya! Babu-" ucapan Angga terpotong.
"Heh! Heh! Heh! Sembarangan lo yaa! Gue bukan babu lo! Gue ini cuma asti lo" elak Fely cepat.
"Asti sama babu itu sama aja dongo"
"Ya..bodo amat! Intinya gue gak mau dipanggil babu"
"Ada yaa jaman sekarang babu berasa majikan?" Ledek Angga sambil tersenyum sinis kearah Fely.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend?
Fiksi Remaja5 orang sahabat yang selalu berbuat heboh dimanapun, kapanpun, dan kepada siapa pun. ke 5 orang ini memiliki sifat yang berbeda beda, sungguh menyenangkan rasanya ketika bisa tertawa bersama-sama namun, apakah akan selamanya mereka seperti itu? rint...