-cara membuatku bahagia? Itu mudah, coba saja kamu tersenyum karena senyum kamu itu bisa membuatku bahagia-
"Sabar" Clara mengelus-elus punggung Fely, dan Fely hanya tersenyum.
"Gue temenin" sambung Clara lalu pergi bersama Fely keluar kelas untuk menemui Angga.
Fely berjalan dengan raut wajah kesal, ketika sampai Fely langsung berbicara.
"Apa? Mau ngapain sih?!" tanya Fely dengan ketus, ia berharap omongannya tadi bisa membuat Angga sakit hati dan tidak mengganggunya lagi.
"Galak banget lo" omel Angga.
"Lo kalau mau manggil gue, ataupun apa. Please jangan dateng kekelas gue... Gue mohon banget!" ungkap Fely.
Melihat Fely memohon seperti itu Angga jadi merasa bersalah, seharusnya dia menelpon saja tadi kalau tahu hal ini akan terjadi.
"To the point aja langsung, lo berdua dateng kesini mau ngapain?" tanya Clara.
"Gue cuman mau bilang kalau mulai besok lo udah bisa jadi babu gue" jawab Angga sambil tersenyum sinis.
"Babu?" Clara binggung sejenak.
"Tanya temen lo" ucap Angga dan langsung pergi bersama Glen.
Fely mendecak sebal, "nanti gue jelasin Ra, tapi gua mohon bantu gue yaa... Bantu gue biar Liviya bisa percaya lagi sama gue, kayaknya dia marah banget sama gue, tapi gue berani bersumpah gua gak punya hubungan sama Angga" Fely memegang tangan Clara sambil memohon.
"Iya gue bantu, lo itu udah gue anggap kayak adek gue sendiri... jadi apapun masalah lo itu juga masalah gue" Clara menggenggam balik tangan Fely sambil tersenyum.
Fely langsung memeluk Clara dengan sangat erat, matanya berkaca-kaca, dia sangat menyayangi Clara. Ia sudah Menganggap Clara seperti kakaknya sendiri, begitu pula Clara dia juga sudah menganggap Fely sebagai adiknya sendiri.
Fely selalu senang jika berada didekat Clara, ia bahagia. Mereka memang sudah dekat sejak kecil sampai sekarang, hanya Clara tempatnya mengeluarkan semua keluhan yang ada dihatinya, Clara adalah teman curhat yang sangat baik menurut Fely. dan Clara adalah salah satu hal yang membuatnya semangat untuk menjalani kehidupannya yang sepi dan menyeramkan.
Fely melepas pelukannya, "gue yakin Liviya cuman salah paham, lo tau sendiri Liviya kan emang begitu orangnya kalau udah kesel, tapi dia orang baik" Clara berusaha menenangkan Fely.
"Iya Liviya orang baik" Fely tersenyum.
"Yaudah yuk! Kita masuk rapih-rapih udah mau pulang soalnya, lo jelasin semuanya ke Liviya besok aja" Clara merangkul Fely.
"Besok? Kenapa besok?" Fely terlihat binggung.
"Liviya itu lagi marah, kalau dia lagi marah dia gak bakal mau dengerin penjelasan lo jadi percuma yang ada dia malah makin kesel sama lo, jadi lebih baik besok siapa tau aja besok marahnya reda sedikit" jelas Clara.
"Oh... Gitu yaa?" Fely menganggukan kepalanya dan berjalan bersama Clara masuk kedalam kelas.
•••
Setelah bel pulang berbunyi Fely berjalan keluar kelas bersama Clara, "lo pulang naik apa Ra?" tanya Fely.
"Naik pesawat pribadi" jawab Clara enteng.
"bodo amat Ra, gua gak denger"
"Hahahaha! Gua pulang naik taksi kenapa emangnya? Lo mau ikut?"Tanya Clara dan dibalas anggukan oleh Felym
"Iya, gua mau ikut, Yuk.. Kita pulang" ajak Fely.
"ehh! Pelycia!" panggil seseorang yang membuat Fely langsung menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend?
Teen Fiction5 orang sahabat yang selalu berbuat heboh dimanapun, kapanpun, dan kepada siapa pun. ke 5 orang ini memiliki sifat yang berbeda beda, sungguh menyenangkan rasanya ketika bisa tertawa bersama-sama namun, apakah akan selamanya mereka seperti itu? rint...