3 -Friend?-

38 24 18
                                    

Happy reading guys

•••

"Hah?Sat? Bangsat?" tanya Fika bingung.

"Sembarangan loh!" Satya tidak terima.

Fika mengerjapkan matanya, ternyata salah, "y-yaa maaf"

"Nama gue Satya, dipanggilnya Sat, bukan berarti Bangsat!" tegas Satya.

Fika tertawa tanpa tampang berdosa, dia sungguh malu karena asal bicara, tapi yasudahlah mau bagaimana lagi memang sudah terjadi.

"Dah yu pulang gue masih ada urusan" ucap Luna sambil menarik tangan Fely.

"Gua gak diajak?" tanya Fika menyindir.

"Oh iya ketinggalan" Luna menarik tangan Fika.

"Mau aja temenan sama orang yang bisa bikin gendang telinga rusak" gumam Satya.

"Terserah mereka lah, mereka ini yang temenan ngapa jadi elu yang sewot?" tanya Angga.

"Lu juga kenapa jadi sowot?"

"kepo lo kayak monyet!"

"Si anjirr! Monyet mana kepo" Satya mulai frustasi menghadapi temannya yang satu ini.

Glen hanya memutar bola matanya malas, dia tidak habis pikir kedua teman-temannya ini selalu saja bertengkar tanpa henti.

"Gue mau pulang! Bosen gue duduk disini gak ada kerjaan" ucap Satya.

"Mau gue kasih kerjaan?" tanya Angga sambil tersenyum.

"Apaan? Jangan yang enggak-enggak loh! Gue masih SMA" ancam Satya.

"Jilatin got sampe bersih" ucap Angga sambil tertawa.

Satya yang mendengarnya terdiam dan membayangkan saat dirinya sedang menjilat air got yang sangat kotor dan menjijikan.

"Uwekk" Satya merasa ingin muntah ketika dia membayangkan sedang meminum air got.

"Minum air got terus makanannya tikus goreng" ucap Angga sambil tertawa,

Angga sengaja mengatakan nya karena Angga yakin seratus persen temannya yang bodoh ini pasti sedang membayangkannya.

Memang kurang kerjaan sampai membayangkannya..

"Najis!" Satya menghentikan hayalannya.

"Hahahahahahahaha! Gue yakin lu pasti lagi banyangin" tawa Angga. Satya hanya menganggukan kepalanya.

"Coba aja lu banyangin lu minum air got terus makanannya tikus goreng, gimana coba?" Satya masih terus membayangkannya.

"Berhenti ngembayangin lah, susah banget" ucap Glen dengan datar.

"iya juga ya, kok gue gak kepikiran sampe situ ya?" Satya memasang ekspresi binggung nya.

"Karena lu bego" lagi-lagi Glen mengatakannya dengan datar.

"Sialan!" maki Satya.

•••

Fely berbaring dikasurnya yang empuk itu, rasanya sangat melegakan saat bisa berbaring seperti ini. Fely menatap langit langit kamarnya, lalu menghela napasnya.

"papa sama mama kemana ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Fely bangkit dari tidurannya dan segera pergi menuju ruang tamu, tapi tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat dia mendengar mamah dan papanya bertengkar dengan hebatnya.

Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang