tiga

133 18 36
                                    

Pukul 3 sore. Lyanne terbangun dari tidur siangnya. Ibunya meneriakkan namanya dari luar kamarnya. Terpaksa, ia harus bangun. Entah apa yang akan dikatakan ibunya.

Lyanne beralih merenggangkan otot-otot tubuhnya agar lebih nyaman. Matanya juga ia kedipkan secara perlahan agar pandangannya menjernih. "Iya, Ibu. Sebentar," ucapnya.

Knop kamar Lyanne terbuka. Ada ibunya yang menatap gadisnya dengan hangat. "Baru bangun rupanya. Ibu kira, kau sedang nonton televisi," ujar ibunya berbasa-basi.

"Iya. Ibu memanggilku untuk apa?" tanya Lyanne.

"Bantu Ibu membuat cup cakes."

Mata Lyanne menjadi berbinar. Ia mengangguk cepat dan semangat. "Ayo, Ibu. Aku sangat ingin belajar membuat kue itu."

"Oh, ya. Juga membuat cookies. Kau mau?" tawar ibunya.

"Tentu saja aku mau!" Lyanne bersorak girang. Unik memang, di usianya yang akan menginjak 18 tahun, tapi sifat anak kecilnya belum hilang.

***

"Ibu, aku bawa dua cupcakes dan beberapa cookies ke luar, ya?" pinta Lyanne dengan kedua tangannya yang masing-masing membawa makanan. Tangan kanannya membawa sepiring cookies. Sedangkan sebelah tangan lainnya membawa dua cookies dalam satu piring kecil.

"Baiklah. Untuk Devan, kan?" Ibunya memang mengetahui keinginan putrinya.

Ucapan ibunya membuat Lyanne tersipu malu. Kemudian, ia melangkahkan kakinya ke luar rumah. Reaksi ibunya hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum memaklumi.

Lyanne membutuhkan cinta seorang lelaki dalam hidupnya.

Pikiran Lyanne salah. Devan tak ada di bangku tempat biasanya bertemu. Melainkan, lelaki itu tengah berbincang dengan Sesha. Letaknya tak jauh dari halaman rumahnya.

"Devan, maafkan aku. Aku salah ketika memutuskanmu. Kau masih mencintaiku? Aku berharap begitu. Aku ingin kembali bersamamu," ujar Sesha terdengar oleh Lyanne. Kemudian, gadis itu menggenggam tangan Devan dengan erat.

"Benarkah? Kau tak akan mempermainkanku lagi?" balas Devan.

"Aku tak mempermainkanmu, Dev. I love you." Keduanya masih menggenggam tangan.

"I love you too."

Ini benar-benar diluar dugaan. Dengan mudahnya, Devan kembali menerima Sesha. Hati Lyanne seakan runtuh. Kesempatannya untuk menjadi 'seseorang' di kehidupan Devan seakan meredup. Ia terpejam sesaat, ini bukan mimpi.

***

Devanne [Short Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang