09 | attention seeker? self harm?

1.4K 149 14
                                    

Btw, maaf ya, kayaknya abis ini aku mau pake bahasa sedikit nggak baku deh. Soalnya rada aneh aja gitu sharing tapi formal gitu. Aku kan penginnya kaya lagi curhat sama temen, haha.

Kali ini aku mau sharing tentang omongan orang yang kadang bikin sakit hati, iya, cari perhatian. Hal ini pasti dirasain hampir semua orang yang speak up tentang kesehatan mentalnya. Padahal tuh ya, speak up masalah kesehatan mental itu sama aja kaya kita berbagi informasi, lho.

Percaya deh, orang yang ngomongin masalah kesehatan mental bukan berarti dia lebay, tukang drama, baperan, atau tukang cari perhatian. Justru orang-orang kaya gitu perlu diberi apresiasi karena nggak mudah, lho, buat ngomongin apa yang lagi dia alami apalagi topik itu sensitif.

Kebanyakan orang terlalu takut buat speak up karena takut sama respon orang-orang di sekitarnya, padahal, kita cukup kasih tahu secara mendetail. Kasih tahu secara hati ke hati dan dengan kepala dingin perihal apa yang terjadi di dalam diri kita.

Aku sama kaya kalian semua yang masih ragu buat speak up. Percayalah, karena aku broken home aku terdidik untuk tidak menjadi cengeng di depan orang tuaku karena mereka benci itu. Aku selalu mendam, alhasil jadilah aku seperti yang sekarang.

Ketika aku bilang ke Bapak tentang apa yang aku rasain sekarang, aku cuma dibilang buang-buang, ngapain ke psikiater. Parahnya, dia bilang penyakitku itu khayalan. Aku semakin ketrigger dan kambuh.

Akhirnya aku sadar bahwa aku speak up ke orang yang salah. Orang yang malah bikin aku sakit. Tapi itu bukan salah karena aku speak up, tapi memang nggak semua orang paham arti dari gangguan mental.

Sayangnya, waktu itu jiwaku sudah terlampau penuh, akhirnya satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah self harm. Aku yang dulu mana terima kalau aku bipolar. Aku selalu berpikir bahwa nggak ada yang salah dalam diriku, sampai di titik di mana aku capek ngelawan itu dan aku bener-bener butuh pertolongan.

Speak up nggak mudah memang apalagi harus ke orang yang bener-bener mengerti kita. Menjadi orang yang punya gangguan mental itu sangat-sangat sulit, terlebih kita tinggal di Indonesia di mana omongan netizen itu sangatlah membuat kita semakin terpuruk.

Tapi kalian sadar nggak sih, semakin kita pendam rasa sakit kita. Semakin kita tutupin apa yang ada di dalam diri kita, kita semakin hancur.

Aku pernah denger omongan psikolog di salah satu youtube channel tentang mengapa alasan anak melukai diri sendiri. Aku akan taruh videonya di bawah ini.

Setelah memahami apa yang dikatakan oleh beliau, aku sadar bahwa memendam itu nggak baik. Self harm itu bagian dari unjuk kemarahan yang tidak bisa tersalurkan.

Mungkin apa yang kalian lakukan saat kalian ada di masa terendah di mana semua rasa lelah ada di dalam diri kalian sampai akhirnya memutuskan untuk melukai diri kalian sendiri, tolong, sampaikanlah. Sesakit apapun permasalahan kalian. Tolong beri tahu semua orang. Jangan pendam. Jangan tutupi.

Jangan pedulikan mereka yang sibuk menghancurkan mental kita dengan mengatakan mencari perhatian. Atau jangan sampai kita menghancurkan mereka yang susah payah untuk berbagi rasa sakit mereka. Lambat laun kalian akan tahu apa esensi dari seseorang yang melukai dirinya sendiri.

Semangat, semoga bahagia selalu.

Living with Bipolar Disorder | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang