3. Picture

7.5K 848 68
                                    

Sugarpouu || 2019

Karakter dan sifat tokoh dalam cerita ini hanyalah fiktif, yang artinya semua adengan dan karakterisasi murni imajinasi!

Jangan ada PLAGIARISME diantara kita. Karna banyak mata yang akan menemukanmu di platform manapun!

💜 Happy Reading 💜

Penghuni nomor 12, lantai 3, sesuai informasi dari nyonya Jung. Sekarang Areum sudah berdiri tepat didepan pintu itu. Menarik napas dalam-dalam sebelum menekan tombol belnya.

'Pria tertutup, misterius dan membawa pistol dibalik bajunya'

Bohong, jika Areum tidak was-was setelah mendengar ucapan nyonya Jung. Tapi dia juga merasa harus mendatangi pria itu untuk berterimakasih dan mengembalikan belanjaannya.

Satu kali, dua kali, hingga tiga kali ia menekan tombol bel. Tak ada yang membukakan pintu ini. Mungkin saja orangnya sedang keluar, batin Areum. Ia memutuskan untuk kembali nanti saja. Terdengar bunyi pintu terbuka saat Areum baru saja berbalik untuk pergi.

"Ada apa?" tanya seseorang dari dalam. Hanya suara, tanpa wujud.

Areum kembali berbalik. "Oh syukurlah ternyata ada orangnya," gumam Areum.

Pintu itu hanya terbuka sedikit, dan hanya memperlihatkan sedikit topi hitam milik si pria yang berdiri di balik pintu.

"Mm... maaf apa anda yang membantu saya dari ayah saya barusan?" tanya Areum karena tidak bisa memastikan wajah orangnya. Tapi ia yakin ini pria tadi jika dilihat dari topi hitamnya.

"Ya. Kenapa?" tanyanya dengan nada yang begitu dingin.

"Oh tuan, saya ingin berterimakasih. Berkat anda, pria itu tidak membawa lari uang untuk menebus biaya obat ibu saya," ucap Areum dengan nada sangat bersyukur.

"Apa ada keperluan lain?"

"Ya, saya ingin mengembalikan belanjaan anda yang anda jatuhkan tadi malam," Areum menyodorkan kantong plastik itu.

"Letakkan saja disana" suruhnya.

"Eh?" bingung Areum.

"Letakkan saja di depan pintu," suruhnya lagi.

"Baiklah," Areum menggaruk tengkuknya bingung, dan meletakkan kantong plastik itu di lantai depan pintu. "Kalau begitu aku permisi dulu."

Belum sempat Areum menunduk memberi salam perpisahan, pintu itu telah tertutup rapat. Areum hanya bisa menggaruk tengkuknya lagi yang tidak gatal seperti orang bodoh. Ia jadi berpikir apa yang dikatakan nyonya Jung itu benar. Bahkan pria itu tidak mau menampakkan wajah dan isi rumahnya sedikitpun.

"Memang aneh," gumam Areum.

⚫⚫⚫

"Hyung kita apa kan barang ini?" tanya Taehyung si tampan dengan keahlian menipu dan pencuri handal di kelompok ini.

"Bakar!" jawab pria putih pucat yang ditanyai oleh Taehyung dengan enteng.

"Waw, apa tidak kita jual lagi saja? Kita bisa menjualnya dua kali lipat dari harganya," balas Jimin atas ucapan pria bernama Lee Yoongi itu.

"Jangan bodoh! Bisa saja salah satu dari anak buah si tua itu yang membelinya lagi."

"Baiklah. Biar aku yang membereskan," Namjoon mengambil barang hasil curian Taehyung itu dan melemparkannya dengan santai pada perapian yang ada di depan mereka.

Save Me (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang