4. He's name

6.7K 890 83
                                    

"Cantik," gumam Areum dengan senyuman yang mengembang, takjub ketika menatap wajah seorang wanita di dalam foto tersebut.

"Jangan sentuh itu!"

Si pria berhoodie tiba-tiba datang dan merebut figura itu dari tangan Areum dengan keras. Namun gerakan kasarnya membuat tudung hoodie dan topi yang selalu menutupi wajahnya terlepas begitu saja.

Mereka sama-sama terdiam setelahnya. Meskipun hanya wajah bagian kanan, Areum bisa melihat wajah si pria yang selama ini selalu menggunakan atribut yang membuatnya menjadi misterius. Pria ini masih belum mau menoleh untuk menatap Areum.

Alih-alih terkejut karena baru saja di bentak, namun Areum lebih terkejut saat mengetahui wajah asli si pria misterius ini. "Waw," gumam Areum pelan.

Jadi seperti ini wajah aslinya. Sulit dipercaya, batin Areum.

"Tuan nomor 12, jadi ini wajah aslimu? Kenapa kau selalu menutupinya?" tanya Areum tanpa sadar dengan mata yang tidak berkedip sama sekali. "Kau... tampan," kata Areum masih terpesona dengan sosok pria di depannya.

"Ah, aku mengerti sekarang. Kenapa kau menutupi wajahmu dan membuat dirimu menjadi sangat misterius. Ibu-ibu perumahan ini genit semua. Kau takut jadi mangsa mereka kan?" tanya Areum lagi dengan sedikit nada bercanda.

"Jangan sentuh barang orang sembarangan!" bukannya menjawab pertanyaan Areum, pria ini malah kembali memperingatkan Areum atas tindakan gadis itu yang memang tidak sopan saat berada di rumah orang lain.

Areum hanya menunduk merasa bersalah. "Maaf. Aku tidak bermaksud menyentuh barang-barangmu," ujarnya merasa bersalah.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Terimakasih sudah menolongku. Lain kali aku akan membalas kebaikanmu," Areum membungkuk beberapa kali dan buru-buru keluar dari rumah pria ini.

⚫⚫⚫

"DASAR! KALIAN SEMUA TIDAK BERGUNA!"

Lee Yonghoon kembali meradang. Menampar bawahannya yang tidak berhasil membawa apa yang dia mau.

"Seseorang menghadang kami hingga tidak berdaya," ujar salah satu dari tiga pria yang menjadi bahan amukan Lee Yonghoon memalukan pembelaan diri.

"Sehebat apa dia? Jadi untuk apa kalian aku latih, tapi melawan satu orang banding tiga saja bisa kalah!"

Lee Yonghoon tak henti-hentinya berteriak menumpahkan kekesalannya. Semua anggota di bawah kepemimpinannya yang turut hadir disini hanya bisa menunduk mendengar setiap teriakan kemarahan sang ketua.

"Apa kali ini para kelompok bangtan brengsek itu lagi?" tanyanya dengan rahang yang bergerak marah.

"Kami belum tahu ketua. Pria semalam belum terlacak," kata salah satu tangan kanan Lee Yonghoon, Kang Daeho.

"Siapa lagi keparat ini."

Beberapa detik kemudian ponsel Lee Yonghoon berdering, membuatnya semakin berdecih kesal melihat nama si penelpon.

'Apa kau sudah menyiapkan pesananku?' tanya seseorang misterius di seberang telpon.

"Ya. Aku sedang menyiapkannya. Anda tenang saja."

'Aku tidak bisa menunggu lama.'

"Barang kali ini, sedikit sulit untuk mendapatkannya."

'Bagus. Aku suka barang langka. dapatkan secepat mungkin.'

"Baiklah."

Lee Yonghoon menutup sambungan telponnya. "Dasar tua bangka keparat. Dia bisa memakai semua gadis yang ada di club malam milikku. Tapi dia selalu meminta tipe yang polos. Merepotkan sekali."

Save Me (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang