"Tinggal bersamamu? Maksudmu.. Kau sudah kembali ke rumahmu?"
"Tidak.. Aku tinggal di apartemenku sekarang.. Apapun yang terjadi, jangan pernah dekat dengan pria lain.. Apa kau mengerti?"
"Tapi.. Jungkook.. Dia sepupumu dan sekarang sedang sakit.. Apa kau tega membiarkan dia huh?"
"Aku tidak peduli.. Terlebih Jungkook yang sedang lupa ingatan itu menganggapmu sebagai Yuju.. Dan.. Aku tidak suka itu!"
Haebin mendorong tubuh Jimin pelan lalu berjalan menuju pembatas gedung.
"Maaf.. Aku tidak bisa.. Aku tidak tega melihat Jungkook yang seperti itu.. Seiring berjalannya waktu, aku yakin dia akan sembuh total"
Jimin pun menghampiri Haebin dan berdiri disisi kanannya.
"Lalu.. Kau akan tetap berpura-pura menjadi Yuju? Menjadi seseorang yang sudah meninggal huh?"
"Tidak.. Maksudku.. Aku hanya ingin membantu Jungkook agar cepat sembuh"
"Bagaimana kalau dia tidak bisa mengingat apapun lagi? Bagaimana kalau dia masih menganggapmu sebagai Yuju?...."
"...apa kau akan meninggalkanku dan memilih bersama Jungkook?!"
Haebin sedikit terkejut dengan ucapan Jimin. Ia pun menghadapkan dirinya kearah Jimin.
"Tidak.. Aku tidak punya pikiran seperti itu"
"Katakan.. Kau pilih aku.. Atau Jungkook?"
Haebin menatap lekat kedua mata Jimin. Tentu saja sebenarnya Jimin lah pria yang ia sayangi sampai saat ini. Di lain sisi, ia sudah berjanji kepada Jungkook untuk tidak meninggalkannya.
"A.. Aku.. Aku tidak tau" sahut Haebin lalu menundukkan wajahnya.
"Hah.. Baiklah.. Aku akan turun tangan untuk membantu ingatan Jungkook kembali"
"Benarkah?" sahut Haebin sumringah sambil mengadahkan kepalanya lagi.
Kini Jimin meraih dagu Haebin pelan, jempolnya sesekali mengusap bibir bawah Haebin.
"Uhm.. Aku melakukan ini karena aku tidak mau kehilanganmu lagi.. Aku mencintaimu, Haebin-ah"
Jimin pun mencium bibir Haebin.
"Tugasku sekarang adalah.. Membantu ingatan Jungkook dan... Mencari keberadaan ibumu, Jim.. Aku berjanji"
.
.
Di lain sisi, Eunha kembali ke apartemennya untuk meminta penjelasan sang ibu.
Ia membuka dan menutup pintu apartemen dengam cukup kasar.
"EOMMAAAAAAA"
Mendengar teriakan putri semata wayangnya, Ny. Eunji pun berlari dari arah dapur masih menggunakan apron putihnya sambil memegangi sebuah sendok sayur.
"Ada apa sayang? Apa yang terjadi?"
Ny. Eunji pun dibuat khawatir melihat Eunha yang tengah menangis sesenggukkan.
"Hiks.. Aku ingin minta penjelasan eomma.. APA BENAR TUAN JISANG ADALAH AYAH KANDUNGKU?!"
#PRNK!
Ny. Eunji menjatuhkan sendor sayur yang di genggamnya. Tangannya terasa lemas saat mendengar ucapan sang putri.
"Apa itu benar, eomma? Hiks.. CEPAT KATAKAN PADAKU!"
"Jadi.. Kau sudah tau?"
"Hiks.. Hhhh.. Hiks" Eunha terjatuh duduk lemas diatas lantai apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract (PJM) [TELAH DITERBITKAN]
Fanfic#1 - fanfiction 05/13/19 #1 - BTS 05/13/19 #7 - Romance 05/14/19 TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA Beberapa part unpublish :)