Allah sudah merencanakan apa yang terbaik untuk umat-Nya. Entah itu rezeky, maut ataupun jodoh...
***
Selepas pertemuan tanpa rencana dengan Nayya dan temannya di kampus, Jafar serta Annas melanjutkan tujuan mereka. Yaitu ke rumah senior mereka yang ada di daerah Jak-Sel. Sebenarnya Jafar tak yakin saat Annas bilang mau ikut, tapi yang namanya Annas tidak bisa ditolak.
"Nas, kamu yakin mau ikut saya?"
"Iye, udah lama juga 'kan kita nggak nongkrong bareng. Ajak Azzam coba tadi tuh."
Jangan salah, walau Azzam melanjutkan pendidikannya ke Turki, mereka— Jafar, Annas, Azzam dan senior mereka ini saling mengenal. Mereka satu geng saat masih sekolah dulu.
Jafar langsung mengambil ponsel yang ada di saku celana. "Yaudah saya hubungin dulu."
"Daritadi aturan Jaf. Sekarang mah Azzam mana mau. Udah mau maghrib juga kan.."
"Azzam pasti mau kalau saya yang ngajak."
Tanpa menunggu ocehan dari Annas lagi, Jafar segera menghubungi Azzam.
Pada dering kedua, langsung tersambung.
[Assalamu'alaikum.]
"Wa'alaikumsalam, Zam. Antum lagi di mana?"
[Ada apa Jaf? Saya lagi di rumah.]
"Syukur dah, kirain saya di hari sabtu gini antum pergi gitu sama calon istri..."
[Belum mahromnya Jaf, gak boleh jalan berduan ntar ketiganya setan gimana?]
Terdengar gelak tawa dari Azzam, membuat Jafar ikut terkekeh pelan. Annas yang melihatnya pun menautkan kedua alis matanya.
"Ente kenape, Jaf?" tanyanya penasaran.
Jafar menggelengkan kepala sebagai jawabannya.
"Ya kan kali aja gitu Zam. Eh iya, ngomong-ngomong antum sibuk nggak? Saya mau ngajak main ke rumah bang Daffa nih."
[Bang Daffa?]
"Iya, senior di sekolah dulu.. ketua rohis, terus kakak tingkat kita di kampus lulusan kemaren, masa antum lupa."
[Astaghfirullah... iya-iya saya inget sekarang. Yaudah ayo dah, janjian di mana? Saya nyusul abis maghrib ya?]
"Yaudah, di rumah bang Daffa aja langsung. Sekalian ada yang mau dibicarain juga buat acara ramadhan nanti. Mumpung antum libur kan."
[Oke kalau gitu. Sekalian reunian sekolah ya...]
"Kurang lebih. Yaudah sampe ketemu ntar, Zam."
Setelah Azzam mengucapkan salam dan Jafar membalasnya, mereka-- Jafar dan Annas melanjutkan perjalanan. Jangan kira kalau rumah keduanya berjauhan. Sebenarnya, Jafar dan Annas hanya beda komplek. Sedangkan Bang Daffa hanya beda blok saja. Lalu Azzam? Barulah, dia beda. Azzam tinggal di Tanggerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jafar | Na Jaemin ✓
FanfictionJafar hanya tahu, kalau mencintai seseorang itu harus dengan cara yang keren. Seperti yang dilakukan oleh Jeffry, yang mendekati sepupunya --Khuma dengan cara ta'aruf. Proses ta'aruf yang begitu romantis. Mangaguminya dalam diam. Menyayanginya dalam...