Sebuah Rencana

478 93 58
                                    

Aku menunggu hingga datang hari dimana aku bisa melupakanmu atau hari dimana kamu menyadari bahwa kamu tidak bisa melupakanku.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.40 WIB. Jafar, Annas dan Daffa sudah menyelesaikan salat maghrib. Tadi-- setibanya mereka berdua, adzan berkumandang dan Daffa langsung mengajak mereka ke masjid terdekat.

"Katanya Azzam mau ke sini?" tanya Daffa setelah menyeruput kopi yang tersedia di atas meja.

"Iya bang, mungkin lagi di jalan," sahut Jafar.

Annas malah sibuk dengan kudapan yang disediakan oleh Daffa. Maklum saja, mereka belum makan malam. He he he.

"Ya udah kita makan malam aja dulu gimana? Sambil nunggu Azzam," usul Daffa.

Terlihat Annas yang begitu antusias. "Ya udah bang. Makan dulu abis itu baru dah berbincang-bincang," sahutnya.

Jafar tidak punya teman seperti Annas, maaf.

"Oke kalau gitu. Ayo," ajak Daffa.

Di ruang makan, Daffa memulai perbincangannya.

"Jadi gini, abang mau minta tolong sama kalian berdua... termasuk Azzam juga nanti."

"Mau minta tolong apa, bang?" tanya Jafar yang begitu penasaran.

Annas ikut mengangguk, menyetujui ucapan Jafar.

"Abang dan senior lain mau ngadain acara sekalian reunian kampus. Jadi nanti akan ada pesantren kilat di daerah gitu," sahut Daffa.

"Jadi, yang angkatan tahun ini ikutan juga atau cuma angkatan tahun lalu bang?"

"Iya, angkatan tahun ini juga ikut. Itung-itung menjaga silaturrahmi. Antum juga pasti pengen ikutan kan. Nah, pas banget momennya nih sebentar lagi puasa kan.."

"Bwoleh tuh bwang," sahut Annas, mulutnya penuh dengan makanan.

"Abisin dulu makannya, Nas. Baru ngomong!" tegur Jafar. Tidak sopan 'kan?

"Jadi mau ke daerah mana bang?" tanya Jafar.

Daffa seperti sedang berpikir. Mungkin dia belum menentukan tujuannya ke mana.

"Ke daerah terpencil di daerah Bogor. Abang udah dapet risetnya. Jadi di sana ada masjid yang udah agak reot dan butuh perbaikan. Kita bantu perbaikin masjidnya dan sekalian adain kerja sosial di sana, gimana?" sahut Daffa.

Jafar setuju saja. Hitung-hitung beramal 'kan? Tapi tunggu, kira-kira butuh berapa hari? Pasti tidak cukup sehari atau dua hari.

"Berapa hari kita tinggal di sana Bang?" tanya Jafar.

"Nggak usah lama-lama sih yang penting selesai kegiatan langsung balik. Jadi sebelum puasa nanti, kita berangkat. Nggak semuanya, yang bersedia aja untuk ikut acara sosial ini."

"Saya setuju aja bang.. nanti saya ajak temen-temen saya deh bang."

Annas mengangguk mantap. "Azzam juga pasti mau ikut tuh. Dia 'kan lagi liburan selama puasa."

Jafar | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang