Bertemu denganmu seperti mendengarkan sebuah lagu untuk pertama kalinya dan mengetahui kalau itu akan jadi favorit saya.
***
Di pemakaman, terlihat sosok Azzam yang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa calon istrinya meninggal dunia akibat kecelakaan kemarin. Lelaki itu masih tidak percaya dengan kenyataan yang sebenarnya ini. Padahal sebelum kejadian itu, Fatimah masih baik-baik saja dan mereka sudah merencanakan pernikahan untuk awal tahun.
Namun, Allah SWT berkehendak lain. Allah lebih menyayangi Fatimah dibandingkan Azzam sendiri. Azzam sebagai hamba-Nya hanya bisa mencoba mengikhlaskan nantinya, tapi tidak sekarang. Azzam butuh waktu untuk berdamai dengan kejadian ini.
Di sisi Azzam, ada Daffa dan Annas yang menemaninya. Sebagian pelayat dan keluarga Fatimah sudah meninggalkan pusara. Sebab, Fakhri masih terbaring lemah di rumah sakit dan belum sadarkan diri sampai sekarang. Ya, dia koma.
Sebelumnya, Jafar juga datang tapi dia langsung pulang karena tidak ingin bertemu dengan Nayyara. Dia tak mau ada percakapan seperti kemarin, yang memintanya untuk menjadi pengantin pengganti Fakhri.
Sedangkan Nayyara sendiri, perempuan itu pada akhirnya membatalkan pernikahannya dengan Fakhri. Ah, bukan --maksudnya, ditunda setelah Fakhri siuman nanti. Walau keluarga besar sedikit malu tapi melihat situasi, mau tidak mau acara tersebut memang harus dikesampingkan karena keselamatan calon suami Nayyara itu lebih penting.
"Ente yang sabar ya, Zam. Rejeki, jodoh dan maut udah jadi kehendak Allah. Kita nggak ada yang tau kapan rejeki atau jodoh dateng, apalagi kematian, Zam. InsyaAllah Fatimah di tempatkan di sisi Allah SWT..." ucap Annas sambil menepuk pundak Azzam pelan.
Daffa mengangguk. "Udah Zam, antum doain dan semoga almarhumah meninggal dalam khusnul khotimah." Dia ikut memberikan kekuatan pada Azzam dengan mencengkeram kuat pundak lelaki itu.
"Saya tau, saya cuma masih kaget dan nggak nyangka. Ya Allah, semoga Fatimah menjadi bidadari surga aamiin Allahumma aamiin," sahut Azzam.
Annas dan Daffa mengaminkan ucapan Azzam secara serempak.
"Makasih banyak ya kalian udah nemenin saya. Oh iya, Jafar di mana?" lanjut Azzam dan baru menyadari kalau Jafar tidak ada di antara mereka.
Menghela napas pelan, Annas berkata, "tadi dia dateng tapi nggak lama langsung pulang. Kayaknya sih nggak mau ketemu Nayya gara-gara kemarin."
"Maksudnya gimana? Emang ada apaan sama Jafar?" Azzam memang belum tahu karena sibuk mengurus Fatimah kemarin.
Daffa melirik Annas dan mendapat anggukan dari lelaki itu. "Jadi, kemaren Jafar diminta buat jadi pengantin prianya gantiin Fakhri. Soalnya keluarga Nayya nggak membolehkan acara pernikahan pas di harinya itu batal karena pamali katanya."
"Tapi, nggak begitu juga sih seharusnya. Kecuali, mempelai prianya kabur dan nggak bertanggungjawab. Nah kan ini kecelakaan, masa tega banget ditinggalin gitu aja dan nikah sama orang lain. Makanya Jafar nolak," sambung Annas.
"Astaghfirullah... Padahal Fakhri lagi koma. Ya Allah semoga ada jalan buat Nayya dan Fakhri," sahut Azzam.
"Aamiin Allahumma aamiin..." jawab Annas dan Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jafar | Na Jaemin ✓
FanfictionJafar hanya tahu, kalau mencintai seseorang itu harus dengan cara yang keren. Seperti yang dilakukan oleh Jeffry, yang mendekati sepupunya --Khuma dengan cara ta'aruf. Proses ta'aruf yang begitu romantis. Mangaguminya dalam diam. Menyayanginya dalam...