DARI TERMINAL ARJOSARI MALANG KE LABUAN BAJOE

376 12 0
                                    

Di suhu 19°C di sepertiga malam terakhir yang dingin, menjelang suasana Subuh amat sepi.

hanya ada beberapa suara terdengar di dalam truk yang melaju kencang. angin, mesin dan lagu tahun 80an tembang kenangan yang di nyanyikan Rita sugiarto dan siraja Dangdut Haji Roma irama, yang terus di putar berulang kali tanpa bosan di sepanjang perjalanan mereka, oleh pak Mahfud yang sering di panggil pak kumis, sang juru supir truk Bima.

Kini sudah menyandar di pelabuhan, setelah 6 jam waktunya mereka berada di perut kapal Feri, WE LOVE INDONESIA, kapal bali padang bai, untuk menyeberang ke palabuhan lembar pulau lombok yang sebelumnya sudah menyeberang dari banyuwangi ke bali.

setelah 25 menit keluar dari kapal.

SELAMAT DATANG DI LOMBOK BARAT. sangat terlihat cepat terlewati, Gapura selamat datang di lombok barat itu, dengan kecepatan 100 Km perjam di tembus sekarang. dari keahlian Pak Mahpud mengendarai Truknya.

ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR.
ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH.

suara musik Dangdut di matikan oleh pak mahpud untuk mendengar suruan adzan subuh.

Kini sudah 37 jam lamanya, ia menumpang, si pria pemilik hidung mancung dan berkulit putih itu di belakang, bersandar di karung berisi jaring ikan yang memenuhi 1/3 bagian belakang Truk, yang akan menuju labuan Bajoe dari keberangkatan Terminal Arjosia Kota Malang.

kemudian dia berdiri diatas jaring, memegang bak depan truk lalu menghela nafas panjang, merasakan hembusan angin kencang di atas truk, mendengar suara Adzan yang sambung menyambung dan menikmati dengan jelas pemandangan kota yang menjadi buah bibir kawan-kawan semasa SMA selama dia di malang.

hampir 3 menit dalam perjalanan dan sekitar 2.000 meter jaraknya ia tertegun dengan kota itu, hanya terdengar suara adzan dari berbagai arah dan pelosok.
bangunan terbesar yang dia lihat adalah Masjid,

"woooooww ini ternyata yang dinamakan pulau 1000 masjid" ujarnya penuh takjub karena sebelumnya dia melewati pulau 1000 pura, bali.

Dari bawah sinar bulan sangat nyata terlihat wajah hasan. mata merah dan baju kusal berbercak putih, nampak jelas di baju berwarna hitamnya itu adalah bekas muntahnya, akibat besarnya gelombang selat bali lombok dan hampir 40 jam dia tidak bisa tidur yang mengakibatkan matanya merah

pak rasulung sedih memandangnya. Rambut gelombang, hidung mancung, kulit yang putih, badan atletis dan tinggi, sangat pantas untuk di katakan pria tampan hasil blasteran itali dengan malang, namun hidup sebatang kara. itulah yang di dapat dari cerita selama hasan menumpang kepada mereka.

Pak Rasulung adalah seorang buruh Truk berusia 70an yang selalu memakai sarung kemanapun dia pergi bahkan ke acara penting sekalipun dan saat dia tidur, dia akan menambahkan satu sarung lagi karena tubuhnya tidak kuat dingin, teman sepanjang perjalanan yang menemani Hasan di belakang Truk.

"Aaiiihh kau hasan, dari tadi Uwa perhatikan di kapal kau tak tidur, rebahlah dulu kau punya badan, lagi sebentar nyampelah kau di mataram nak,.." hasan kembali duduk bersandar di karung jaring ikan empuk itu, setelah suara Adzan selesai. ia tersenyum lama, menatap Pak Rasulung yang baru bicara kepadanya, akhirnya sudah tertidur pulas.

seperti biasa, hanya kepala yang muncul, memeluk tas ransel abu-abu sebagai bantal guling, karung jadi penyanggah kepala dan sarung menutup kaki sampai leher dengan tertutup sempurna.

***

"Tidurlah Wa, masih ada yang saya hitung ini Wa, mumpung bulannya terang..." Ujar hasan sambil melihat mata pak rasulung yang tutup kemudian mengadah bulan yang dua hari lagi akan menyempurnakan dirinya menjadi Purnama, lalu pindah untuk berbaring di samping pak rasulung.

Delapan lembar dan enam koin. 46.500 jumlahnya.

Hanya selembar uang 20.000, tiga lembar 5.000, 5 lembar 2.000, dan tiga koin 500. Jumlah uang pecahan tersisa dalam tasnya dan selembar fhoto yang sekarang di lihatnya.

"Daaaarrrrr," suara hentakan kaki pak Rasulung di papan Truk mengageti Hasan,

"Astaga uang ku " hasan berteriak lirih melihat selembar uangnya terbang yang lepas di tangannya mengarah ke semak-semak belukar samping jalan, Truk tiba-tiba berhenti mendadak. Halid seorang buruh Truk yang duduk di depan menemani pak kumis datang,

"Wa, barusan suara apa?"

"Nggak ada kok Halid, Uwa cuma candain si Hasan, rindu rupanya dia sama seseorang, hahahaha," sambil tertawa lepas,

"Kirain ada apa wa, hasan lagi sebentar sampe, siap-siaplah kau, lihat kau plang yang disana, itulah Unram tempat kau kuliah nanti!"

"Iya bang halid, saya lihat, Terima kasih,"

halid kembali berjalan ke depan, mereka pun melanjutkan perjalanan yang hanya tinggal beberapa menit.

Sesampainya di tujuan depan kampus Unram, di bawah tiang lampu jalan terotoar yang terang. kedua pergelangan tangan Hasan masih bertemu saat memeluk pak Rasulung dan halid. namun tidak dengan pak Mahfud, karena badannya yang sangat besar menyerupai pegulat sumo jepang, ditambah lagi dengan jaket mantel tebal, dibagian tertentu kerah leher dan gelangan tangan terdapat bulu berwarna coklat muda, Ala penampilan anak korea.

mantelnya sendiri banyak di temukan di pasar loak atau kebanyakan orang menyebutnya rombeng pakaian bekas, di sana akan banyak di temukan berbagai jenis model pakaian, dari model jadul sampai jaman modern, soal kualitas sudah tidak diragukan, harganyapun juga sangat relatif murah.

"Wa Mahfud, Wa Rasulung, bang Halid, terima kasih banyak sudah memberikan saya tumpangan sejauh ini, maaf tidak ada yang saya kasih untuk Uwa dan Abang Halid!" ujar hasan dengan wajah terlihat sedih

Pak Rasulung yang kedinginan mengeluarkan tangannya dari gulungan sarung yang sampai leher mengelilit tubuhnya, lalu mendekati hasan dan menepuk pundaknya.

"Aaiiihh Hasan, jangan bilang seperti itu, Uwa juga senang, ada teman Uwa di belakang, kalau si halid di belakang pastilah dia muntah, seperti kau di kapal," sambil tersenyum lebar

"kalau Uwa di depan, matilah uwa dengar lagu dangdut nonstop itu, Uwa tak senang dangdut, hahhahahah" sambil tertawa kecil

(Klik ☆ untuk suka)

Next..

JADIKAN MAHAR KITAB KUNING KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang