Part 2
"Tina"
Suara itu membuatku sedikit terkejut dan menarikku kembali ke alam sadarku, aku metolehkan kepalaku kesamping dan mendapati Jiancheng yang tengah berjongkok tepat disampingku dengan sebotol air putih yang ia sodorkan padaku. Aku terdiam karena masih mencerna apa yang sedang dia lakukan, sebelum suara itu terdengar lagi dan kembali menarikku dari lamunanku.
"Untukmu " Ucap Jiancheng dan kembali menyodorkan sebotol air putih itu padaku, dengan sedikit ragu aku mengulurkan tanganku untuk mengambil botol itu dari genggamannya. Walaupun dia bersikap baik seperti ini, aku juga harus tetap berhati hati padanya, tidak kecil kemungkinan jika orang yang membuat mu terkena kesialan diawal pertemuan dia juga bisa membuat mu terkena kesialan lagi dipertemuan mendatang kan.
"Kamu…kenapa disini? Kamu nggak ikut pelajaran? " Tanyaku
" Lagi kosong? "
"Ha? " Ucapku yang tidak mengerti maksudnya, dia masih sangat buruk dalam berbahasa Indonesia
"Tidak ada guru yang masuk di kelas" Jawabnya yang hanya ku jawab dengan anggukan kepala mengerti.
Hening, setelah itu tidak ada yang memulai percakapan lagi diantara kami, baik Jiancheng maupun diriku, aku juga tidak terlalu memperdulikannya karena aku memang sedang malas untuk berbicara.
" Apakah kau benar benar ingin tahu kenapa aku pindah ke Amerika? " Tanya Jiancheng tiba tiba yang membuatku terkejut, apakah dia benar benar menganggap serius pertanyaanku tadi? aku kan hanya ingin menggunakan itu untuk mengulur waktu pelajaran, kenapa dia harus menganggap serius pertanyaanku, apa dia masih terlalu polos? Atau mungkin di luar negri tidak ada yang melakukan trik seperti ini?.
"Tidak tidak, aku tadi hanya bercanda dengan mu, jadi jangan anggap serius pertanyaanku tadi" Jawabku merasa tidak enak padanya
“kamu orang pertama yang bertanya ini padaku, bagaimana mungkin aku tidak menganggapnya dengan serius” jawabnya dengan menatapku yang langsung membuat jantungku melonjak kaget.
"Aku…aku akan pergi ke UKS, kamu kembali saja ke kelas, bye" Ucap ku yang langsung beranjak pergi tanpa memeberi kesempatan Jiancheng untuk berbicara, entah kenapa aku merasa tidak nyaman berada di dekatnya terlebih lagi setelah dia mengucapkan kalimat tadi semakin membuatku canggung, mungkin naluri untuk menjauh dari nya tumbuh dengan sendirinya karena dampak pertemuan awal kita.
Sesampainya di UKS, aku langsung berbaring di kasur tanpa memperdulikan adik kelas yang sedang tugas menjaga uks, aku melirik tanganku saat aku merasa ada sesuatu yang janggal disana, ternyata aku masih memegang botol air pemberian Jiancheng tadi, kenapa aku sampai tidak menyadari jika aku masih memegangnya? tanpa mau mempermasalahkan nya lebih jauh lagi aku langsung menaruhnya disisi kepalaku dan bersiap untuk tidur, dan tanpa menghitung hitungan menit aku pun tertidur."Tinaaaaa!!!! Bangun kebooooo, bu dini nyariin tuh "
Kubuka mataku perlahan karena tidurku yang terusik karena suara cempreng yang baru saja aku dengar, dan benar saja aku mendapati Ana teman sekaligus sahabatku yang tengah berdiri disamping ranjang dengan wajah kesalnya
"Lu ngapain disini? "Tanyaku dengan suara serak khas bangun tidur
" Nyari kebo ilang dari kelas" Jawab ana
"Ha? "Ucapku yang masih tidak mengerti
"Tuh lo dicari sama bu dini, disuruh balik ke kelas " Ucap Ana yang sukses membuatku menjadi sangat malas
"MALES"
" cepat balik kelas, kalau gak mau dapat masalah sama bu dini"
"Tau ah bodoh amat, hidup gue sudah kebanyakan masalah" Jawabku dan kembali tidur tanpa menghiraukan ocehan Ana lagi
" Tina!!! Bangun!!!" Ucap Ana sambil mengguncang guncang tubuhku, namun aku tidak berminat untuk meresponnya sama sekali.
"Tina!!!!!"
"___"
" Gue hitung sampek 3 kalau nggak bangun, nanti gue laporin ke bu dini, 1................................2..............................3"
""____"
" Tina!!!!!! Bangke bener jadi temen lu"
"Berisik lo, keluar sono ,gue mau tidur, bodo amat mau di hukum atau nggak sama aja buat gue, gue ngantuk mau tidur, bhyyy" Ucapku kesal dengan mengusir Ana
"Durhaka banget sama temen sendiri"
"Tina!!! "
"___"
"Bodo ah" Ucap Ana yang langsung pergi keluar UKS, aku sama sekali tidak memperdulikan jika bu dini menghukum ku atau tidak sekarang yang penting hanyalah tidur karena aku benar benar sangat mengantuk sekarang.
"Angelia Cristiana!!!!!!!!!! " Baru saja aku ingin memejamkan mataku untuk tidur sudah ada suara bu dini yang kerasnya ngalahin suara speaker masjid komplek, sontak aku langsung bangun dan duduk dengan wajah polosku.
" Ada apa bu? " Tanyaku dengan tersenyum
"Kamu itu bener bener ya. Kamu itu sudah nggak ikut pelajaran saya tapi malah tidur di sini "
"Saya tadi ketiduran bu habis lari lari, gara gara capek jadi kesini, eh malah ketiduran " Ucapku mencoba mencari alasan
"Nggak usah kebanyakan alasan ya kamu, sekarang kembali ke kelas sekarang juga " Tegas bu dini yang mau tidak mau membuat ku menuruti permintaannya,
"Tapi sebelum itu kamu harus membersihkan seluruh kamar mandi di blok belakang " Ucap bu dini saat aku hendak beranjak turun dari ranjang,
"Tapi bu blok belakang kan_"
"Nggak usah membantah tina, kamu itu selalu saja membantah. Mau ditambah hukumannya? " Ancam bu dini yang membuat nyaliku menciut, karena setiap perkataan dari bu dini akan benar benar terjadi jika dia mau.
"Ndak bu, trimakasih" Jawabku lesu
"Makannya ndak usah macam macam sama saya " Gerutu bu dini sambil meninggalkan UKS.
"Makanya tidak usah macam macam sama saya" Ucapku mengulang perkataan dari bu dini dengan kesal.
Setelah lebih dari 5 jam aku berkutat membersihkan kamar mandi blok belakang, aku langsung menuju ke UKS lagi untuk melanjutkan tidurku, masih ada waktu 2 jam untuk istirahat sebelum waktu pulang sekolah, aku kembali membaringkan tubuhku di ranjang UKS dan bersiap untuk tidur, kali ini tidak ada petugas yang jaga di UKS, aku tidak tahu kenapa, mungkin karena ini masuk di jam terakhir pelajaran. Aku melepas sepatu ku dan kembali tiduran diranjang dengan pandanganku yang jatuh di langit langit UKS, mencoba mengingat kembali apa yang telah aku lakukan selama sehari ini dan tanpa aku sadari akupun tertidur.
Saat aku terbangun suasana sekolah sudah sangat sepi, hanya ada anak anak yang ikut ekstra ataupun yang ikut organisasi yang masih terlihat di lingkungan sekolah, kulirik jam yang melingkar di tangan kiriku dan betapa terkejut nya saat aku mengetahui jika kegiatan belajar mengajar sudah selesai sejak satu jam yang lalu, bahkan Ana dan Coco sama sekali tidak membangunkanku dan malah meninggalkanku, tega sekali mereka dengan teman sendiri.
Tanpa memikirkannya lagi aku langsung mengambil tasku dikelas lalu berjalan keluar sekolah dan menuju ke halte bus yang jaraknya cukup dekat dengan sekolahku, sambil berjalan sesekali aku bernyanyi dan membalas sapaan orang orang padaku, setelah sampai di halte, aku melihat kearah kanan berharap agar ada bus yang akan melewati halte, tapi harapanku pupus saat tidak melihat satupun bus yang akan aku tumpangi di jalan, akhirnya sambil menunggu bus datang aku memutuskan untuk duduk di tempat yang telah disediakan di halte dan menunggu bus datang, tapi aku sedikit khawatir karena biasanya bus terakhir akan datang 30 menit setelah jam pelajaran sekolah ku selesai, walaupun itu benar tapi aku akan tetap menunggu, siapa tahu akan ada bus yang akan lewat lagi nantinya.
Sudah 30 menit aku menunggu di halte tetapi tetap saja tidak ada bus yang melewatinya, sangat melelahkan jika harus menunggu sesuatu yang tidak pasti, seperti yang aku lakukan sekarang, menunggu bus di halte dan tidak tahu kepastian dia akan datang atau tidak. Kalau datang kapan dia akan datang, aku sudah menunggu 30 menit disini kenapa tidak ada satu pun bus yang menuju kerumahku melewati halte ini. sekarang sudah jam 04.47 yang berarti hari sudah mulai gelap terlebih lagi langit juga nampak mendung.
Sebenarnya tadi pagi aku berangkat dengan ayahku, tapi aku mendapatkan pesan jika ayah tidak bisa pulang bersamaku karena ada urusan mendadak di kantor dan menyuruhku untuk pulang naik bus saja, dan disinilah aku sekarang, di halte bus sejak 30 menit yang lalu tanpa mendapatkan satu bus pun. Akhirnya karena merasa kesal akupun memutuskan untuk berjalan kaki saja, agar cepat sampai dirumah sebelum hujan turun. Aku langsung berdiri dan berjalan meninggalkan halte menyusuri trotoar, sebenarnya rumahku terbilang cukup jauh dari sekolah, sekitar 5sampai 7 kilometer dari sekolah, biasanya aku berangkat dengan naik bus, kalau tidak naik bus aku berangkat dengan menggunakan sepedaku, terkadang aku juga berangkat Bersama ayahku ke sekolah.
Aku menghentikan langkahku saat aku merasa ada sesuatu yang berat di dadaku, rasanya sangat sesak, bahkan untuk bernafas sekalipun sangat susah, aku jatuh terduduk saat aku benar benar merasa tidak bisa menopang tubuhku lagi, rasanya sangat sakit disini, kenapa aku merasakan rasa sakit ini? Aku sama sekali tidak mempunyai riwayat penyakit dalam atau asma sama sekali bahkan keluargaku juga tidak memiliki nya, kenapa aku bisa merasakan sakit ini?, aku benar benar kesulitan bernafas saat ini, ini benar benar sangat menyakitkan bagiku, hingga saat aku benar benar merasa tidak sanggup, aku hanya bisa melihat gelap disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel of a student
Narrativa StoricaBUKAN NOVEL TERJEMAHAN, DAN JUGA BUKAN CERITA TIRUAN, INI SEMUA HASIL DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI, DAN INI JUGA CERITA PERTAMA KU, JADI MAAF JIKA KURANG MEMUASKAN BAIK DARI SEGI KATA KATA MAUPUN ALUR DARI CERITA ,SELAMAT MEMBACA ☺ Menceritakan seor...