Part 7
Dan disinilah aku sekarang, menyaksikan kadal pasir yang tengah memulai drama teaternya Seolah olah dialah manusia yang paling menderita segalaksi Bima Sakti, seandainya saja jika aku tidak mempunyai sopan santun sama sekali, sudah aku pastikan hal itu akan benar benar terjadi padanya saat ini juga.
"Saya sebagai guru Bk meminta maaf kepada Pak Hermawan atas kejadian ini, mengenai masalah ini saya akan pastikan tidak akan pernah terulang lagi di sekolah ini" Ujar Bu dini yang tengah duduk di sampingku, di depan kami terdapat Risa dan ayah nya yang tengah duduk dengan menatap marah ke arahku, tentu saja dia marah, ayah siapa yang tidak akan marah jika anaknya di bully seperti itu.
"Apakah kamu tahu hukuman apa yang akan diberikan kepada seorang pembully di sekolah ini? " Tanya Pak Hermawan kepadaku
"Saya tahu, bahkan saya sangat tahu"
"Lantas, kenapa kamu masih saja membully di sini, terlebih lagi kepada putri saya "
"Saya bukan membully pak, saya hanya membalas dendam kepada putri bapak, membully sama balas dendam itu sangat jauh berbeda pak"
" saya tidak mengerti apa yang kamu katakan"
"Tanya saja pada putri bapak sendiri, hal menarik apa yang telah dia lakukan kepada saya "
"Nggak gitu pah, aku cuma pergi ke kelas kak tina buat minta penjelasan kenapa dia merusak mobilku pagi tadi, tapi dia malah mengurungku ditoilet dan merusak handphone keluaran terbaruku, bahkan di juga menamparku tadi pah, bukan hanya itu saja, dia juga memaksaku meminum jus yang rasanya sangat tidak enak, tapi karena aku memberontak dan menolaknya dia menyiramkan jus itu ke padaku, lihat pah bajuku jadi kotor, hiks hiks " Sahut Rina dengan air mata buayanya, aku yang melihatnya pun hanya memutar mataku malas, aku benar benar sangat muak dengan drama ini.
"Kamu sungguh sangat keterlaluan!, siapa tadi namanya! " Ucap pak Hermawan marah sambil mencoba menenangkan putri nya dengan mengusap rambut nya.
"Ti.... Tina pak" Ucap Bu dini dengan gugup
" Tapi kamu belum mengatakan cerita keseluruhannya kepada ayah mu " Ucap ku santai yang membuat Risa menoleh ke arah ku
"Atau aku saja yang mengatakannya kepada ayah mu " Ucap ku dengan tersenyum ke arah Risa
"Pah, aku hanya tidak sengaja membuang botol dan mengenai kak tina pagi tadi saat berangkat ke sekolah, jadi aku berhenti untuk meminta maaf padanya, tapi dia malah menabrakkan sepedanya ke mobil ku. Dan saat jam istirahat aku hanya ingin meminta penjelasan dari kak tina, tetapi kak tina malah memperlakukanku dengan buruk, hiks "
"Iya iya sayang, papa percaya sama kamu, kamu jangan nangis lagi ya " Ucap pak Hermawan yang mencoba menenangkan putri nya
'Lama lama gedeg juga gue liatnya ' batin ku sambil memutar mata ku malas
"Sekarang apa pembelaan kamu? " Tanya pak Hermawan dengan nada kesal
"Tidak ada "
"Jadi kamu mengakui jika kamu telah membully putri saya, bagaimana bisa kamu melakukannya padahal niat putri saya sangat baik untuk meminta maaf kepada mu"
"Tidak, kata siapa saya mengakuinya, saya tidak membela diri bukan berarti saya akan mengakuinya, hanya saja saya tidak mau membuang tenaga dengan sia sia untuk memberikan penjelasan kepada bapak "
"Tina!!!!! " Teriak bu dini sambil melotot tajam ke arahku
"Kenapa? saya hanya mengatakan kebenarannya, orang seperti bapak yang hanya mempercayai putrinya sendiri, tanpa mau mendengar kan penjelasan dari orang lain, mana mungkin mau menerima penjelasan yang akan saya berikan, akan sia sia saja jika saya berbicara dengan anda " Jawabku santai
"Lihat pah, dia juga sangat tidak sopan, bahkan kepada orang yang lebih tua Saja dia juga tidak menghormatinya apalagi denganku, keluarkan saja dia dari sekolah pah "
"Itu benar, kita harus mengeluarkan siswa yang sudah melewati batasannya, jika kita tidak mengeluarkannya maka dia bisa berubah menjadi kuman dan menyebabkan siswa yang lain menjadi tercemar sepertinya"
"Keluarkan saja, toh jika kalian mengeluarkan ku hari ini , besok aku akan tetap datang ke sekolah dan belajar seperti biasanya " Ucapku yang membuat pak Hermawan berubah menjadi kesal
" Tapi pak, sebelum kita mengambil keputusan, kita harus mendiskusikan ini terlebih dahulu dengan kepala yayasan, saya tengar tadi kepala yayasan kebetulan sedang berada disini untuk mengurus berkas pembangunan di sekolah " Jelas bu dini
"Iya, kepala yayasan memang datang hari ini, kalau begitu kita diskusikan hal ini dengan kepala yayasan terlebih dulu, sekarang mari kita pergi ke ruangan beliau untuk mendiskusikan hal ini" Ucap pak Hermawan
"Tungu tungu kepala yayasan?! " Tanyaku terkejut
"Iya " Jawab bu dini
"Ki... Kita tidak perlu melibatkan kepala yayasan dalam hal ini, kita bisa menyelesaikan masalah ini diantara kita berempat saja, tidak perlu melibatkan pihak ke lima dalam masalah ini" Cegahku
"Tidak bisa, sekolah ini adalah sekolah swasta, dan kepala yayasan adalah pemilik sekolah ini, jika saya ingin mengambil keputusan yang penting saya harus mendiskusikannya terlebih dahulu dengan beliau " Jawab pak Hermawan yang langsung beranjak pergi dengan diikuti oleh kadal pasir, tiba tiba bu dini mengajakku untuk mengikuti pak Hermawan yang mau tidak mau harus aku lakukan agar tidak terkena tambahan masalah nantinya.
Selama perjalanan menuju ke ruang kepala yayasan, aku terus saja mengutuk diriku sendiri, seharusnya aku lebih bisa mengendalikan perkataanku tadi, kenapa aku harus kelepasan juga, aku harus berlatih mengendalikan mulutku saat kesal, kalau tidak aku juga yang akan repot nanti, memang benar kata pepatah jika mulut mu harimau mu, jika kamu ingin selamat maka jagalah mulut mu.
Hanya terdengar suara ketukan sepatu kami saat kami melewati lorong menuju ke ruang kepala yayasan, tidak ada yang berbicara sama sekali kecuali tatapan Rina yang jelas jelas sedang mengejekku sekarang, ingin sekali rasanya aku membunuh nya agar aku tidak perlu repot repot berada dalam dilema besar ini, dia yang memulai masalah tapi kenapa aku juga yang harus terkena imbas nya. Saat setelah kami sampai di depan ruangan kepala yayasan, pak Hermawan langsung mengetuk pintu untuk meminta izin masuk.
Tok tok tok.........
"Masuk "
"Selamat siang Pak Mahendra"
"Eh pak Hermawan, silakan masuk pak silakan duduk "
Saat memasuki ruangan aku mulai meletakkan jari telunjukku di depan mulut, bu dini yang melihatnya menjadi terheran dengan tingkah yang aku lakukan begitupun dengan pak Hermawan dan putri nya yang juga melihatku dengan kerutan di dahinya, aku melihat ke arah kepala yayasan yang terlihat juga sedang memperhatikan tingkahku dengan raut wajah yang terlihat sedikit terkejut, namun satu detik kemudian ia terlihat segera menetralkan kembali raut wajahnya seolah tidak terjadi apapun. Aku kembali menurunkan jariku dan duduk di samping bu dini dengan diam.
" Ada perlu apa hingga membuat pak Hermawan datang ke mari? " Tanya pak Mahendra sambil tersenyum.
"Begini pak Mahendra, saya akan langsung ke intinya saja agar tidak membuang waktu pak mahendra, ini mengenai kasus bullying yang terjadi di sekolah kita, menurut peraturan sekolah siswa yang melakukan pembullyan kepada siswa lain akan dikenai sanksi dengan dikeluarkan dari sekolah, jadi sebelum memutuskan nya, saya datang kesini untuk mendiskusikan masalah ini terlebih dahulu dengan bapak" Jawab pak Hermawan
"Sebelum memutuskan hal ini lebih jauh lagi, lebih baik kita mendengarkan dulu akar permasalahan ini dari kedua belah pihak, kita tidak bisa mengambil keputusan dengan hanya opini dari salah satu pihak saja pak" Ucap pak Mahendra yang diangguki oleh pak Hermawan
" Bisa coba jelaskan awal permasalahannya nak? " Tanya pak Mahendra
" Jadi begini pak, awalnya saya tidak sengaja membuang botol dari mobil dan mengenai kak Tina di jalan pagi tadi, maka dari itu saya berhenti untuk meminta maaf pada kak Tina, tapi dia malah marah dan melempar botol itu kembali ke arah saya, sebelum pergi pun kak Tina juga menabrakkan sepeda nya dengan sengaja ke mobil saya hingga mobil saya rusak pak" Ucap Risa dengan nada yang ia buat sesedih mungkin.
' tolong bebaskan gue dari penderitaan ini, please ' batin ku dengan menatap malas ke arah Risa
"Saat di sekolah juga, saya datang ke kelas kak Tina mencoba mencari penjelasan dari nya, berharap kak Tina juga minta maaf atas tindakannya sebelumnya, tapi saya malah ditampar dan di kurung dikamar mandi sama kak Tina dan teman temannya, tidak hanya itu pak, kak Tina juga menyiramku dengan minuman dan merusakkan handphone ku dengan melemparkannnya di dinding, hiks aku sangat takut hiks " Lanjut Tina
'Gue bener bener pengen muntah sekarang, pusing kepala gue lihat drama sinetron live di depan gue '
"Apakah semua itu benar? " Tanya pak Mahendra tajam dengan menatap ke arahku
"Tentu saja itu benar, tetapi hanya sebagian " Jawabku dengan terkekeh
"Apa aku benar benar harus mengatakan yang sebenarnya " Lanjut ku dengan datar, aku sudah benar benar sangat muak dengan Risa si kadal pasir, rasanya aku ingin cepat cepat keluar dan menyeretnya lalu melemparnya dari lantai lima, aku sangat kesal sekarang.
"Apakah kamu pikir aku bodoh, saat aku bersepeda dengan santainya tiba tiba kamu dateng dan melemparkan botol ke arahku lalu berhenti hanya untuk menghinaku, lalu apa yang kau katakan tadi, kamu bilang berhenti untuk meminta maaf padaku? Apakah kamu meminta maaf dengan cara menghina dan mengumpat kepada orang lain? kamu berhenti hanya untuk menghinaku, apakah kamu sudah lupa apa yang kamu katakana padaku waktu itu, kamu menyebutku anak kampungan dan tidak pantas bersekolah disini, yang benar saja kamu meminta maaf seperti itu "
"Dan satu lagi, saat kamu pergi ke kelas ku, kamu bukan datang untuk mencari penjelasan dari ku, kamu datang hanya untuk menggertakku karena aku telah melawan anak dari kepala sekolah, aku memang benar telah menampar mu, tapi kamu dulu yang menamparku, jadi aku hanya membalasnya. Dan kamu tahu kenapa aku melakukannya padamu? Karena aku sangat muak melihat manusia seperti dirimu, rasanya aku ingin sekali membunuh mu sekarang juga "
"Kamu __"
"Bapak juga!, bapak terlalu memanjakan anak bapak ini, kesalahan bapak adalah bapak terlalu percaya dengan anak bapak sendiri dan menyalahkan orang lain atas kesalahan anak bapak, atas dasar apa bapak menyalahakan orang lain tanpa mendengarkan pembelaan dari orang itu, ya karena bapak terlalu percaya sama anak bapak ! Asal bapak tau, anak bapak tidak sebaik yang bapak pikir kan " Ucap ku yang menyela ucapan dari pak Hermawan
"Tina, yang sopan " Ucap pak Mahendra
"Pah, Tina lagi kesel ya pah" Jawab ku dengan nada kesal
"Pa... Pah? Maksudnya? " Tanya pak Hermawan heran
"Maaf Pak Hermawan atas ketidak sopanan anak saya, Tapi asal bapak tau, Anak saya tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas, jadi tidak mungkin anak saya melakukan hal itu kepada putri bapak jika putri bapak tidak melakukan hal yang membuat putri saya menjadi tidak nyaman " Jawab ayah dengan serius
"Ja... Jadi dia putri bapak? " Tanya pak Hermawan sedikit tidak percaya yang langsung diangguki oleh ayah, aku tersenyum saat melihat Risa yang tengah menatap ku terkejut.
"Kalau begitu, mungkin putri saya yang salah pak, maaf karena telah merepotkan putri bapak, saya akan lebih mendidik putri saya menjadi lebih baik " Ucap pak Hermawan
"Pah dia.... " Protes Risa yang langsung terdiam saat pak Hermawan menggeleng ke arah nya
"Tidak apa apa pak, mungkin putri saya juga salah disini, kalau sedang kesal, putri saya memang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, jadi saya juga meminta maaf kepada bapak atas nama putri saya "
"Tidak apa apa pak" Jawab pak Hermawan canggung, bu dini yang duduk di samping ku pun juga terlihat sangat canggung.
"Tapi dengan perbuatannya, putri bapak akan tetap mendapatkan hukuman karena telah mengganggu dan membully secara verbal dan juga fisik pada murid lain, seperti halnya bapak yang akan melakukannya ke siswa lain, saya akan juga akan melakukannya pada putri bapak" Ucap ayahku dengan tersenyum
"O... Te.. Tentu saja pak, saya tidak akan merasa keberatan dengan hal itu " Jawab pak Hermawan dengan gugup
Aku lupa jika ayahku adalah orang yang sangat pendendam, dia tidak melepaskan orang yang mengusik orang tersayangnya sebelum ia merasa puas, dia akan membalasnya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh mangsanya kepadanya, dan sifat itulah yang menurun ke padaku sejak aku kecil.
"Kalau begitu saya tidak ragu untuk memberikan hukuman kepada putri bapak" Ucap ayahku dengan tersenyum
" Dengan berat hati saya memutuskan untuk Mensekors Putri bapak selama dua minggu ke depan tanpa memberikan keringanan kepada putri bapak, saya tidak akan menghukum bapak atas kesalahan putri bapak, jadi bapak bisa tetap menjalankan tugas seperti biasa dengan tenang "
"Dan untuk putri saya, saya akan menghukumnya dengan berlutut dilapangan setelah jam istirahat kedua sampai pulang sekolah selesai, dia akan berlutut sampai saya pulang dari sini sekitar jam 5, jadi ini terdengar adil bukan, putri anda mendapatkan hukuman, dan putri saya juga mendapatkannya" Ucap ayahku yang membuatku melotot terkejut ke arahnya, tidak ada gunanya berdebat dengan ayah sekarang, ayah sangat keras kepala seperti ku, dia tidak akan mau mendengarkan alasanku nanti.
"Te..tentu saja Pak, saya akan lebih mengawasi putri saya ke depannya, sekali lagi saya minta maaf Pak "
"Baiklah kalau begitu, saya sedang sibuk sekarang, jadi jika tidak ada yang mau pak Hermawan katakan lagi, saya akan melanjutkan tugas saya mengurusi berkas sekolah"
"Kalau begitu kami akan pamit undur diri pak, maaf karena telah menganggu waktu bapak, kami permisi dulu " Ucap pak Hermawan dengan tersenyum dan langsung diikuti oleh bu dini dan Risa yang terlihat sangat kesal dengan menghentakkan kakinya keluar ruangan, aku sangat menyukai pemandangan itu.
Saat hendak berdiri, ayah tiba tiba mencegahku dan mengatakan jika dia ingin membicarakan sesuatu yang penting denganku, jadi dengan terpaksa aku kembali duduk dengan diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel of a student
أدب تاريخيBUKAN NOVEL TERJEMAHAN, DAN JUGA BUKAN CERITA TIRUAN, INI SEMUA HASIL DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI, DAN INI JUGA CERITA PERTAMA KU, JADI MAAF JIKA KURANG MEMUASKAN BAIK DARI SEGI KATA KATA MAUPUN ALUR DARI CERITA ,SELAMAT MEMBACA ☺ Menceritakan seor...